# 13. At The Dinner

1.2K 161 6
                                    




Eunwoo meraih tangan Rose dan menepuk-nepuknya.

"Kamu terlihat tegang" Eunwoo sedang menyetir membawa mereka berdua menuju rumah orang tuanya.

"Tentu saja, sudah lama aku gak bertemu orang tuamu"

"Santai saja Rose" Eunwoo menenangkan.



Makan malam ini terlalu awal tapi berakhir dengan santai dan tenang. Ayah Eunwoo orang yang asik dan ramah, Rose bisa melihat Eunwoo mewarisi sifat itu darinya sementara dari ibunya Eunwoo mewarisi kecantikan dan kepandaian wanita itu.

Selesai makan malam Rose berbincang dengan ayah Eunwoo di ruang kerjanya. Pria itu sangat penasaran dengan hasil operasi transplantasi yang Rose jalani setahun yang lalu. Mereka berbicara sambil memakan cemilan.

Ketika cemilannya habis Rose beranjak dengan sopan hendak mengambilkan kue lagi untuk orang tua itu. Ia pergi ke ruang makan sambil membawa piring kecil dan sedang menyendok cemilan ketika tak sengaja terdengar percakapan ibunya Eunwoo dan Eunwoo di dapur.



"Mumpung hubungan kalian belum lama, sebaiknya kamu berpikir ulang, daripada nantinya saling menyakiti di akhir" Rose jadi penasaran apa yang dimaksud percakapan itu.

"Tapi aku mencintai Rose mam" terdengar sahutan Eunwoo.

"Masihkan kamu akan mencintainya jika wanita itu tidak bisa memberimu keturunan atau jika dia tidak bisa memuaskan aktifitas biologismu"

"Mam please!" suara Eunwo agak tinggi meski tetap sopan.

"Orang yang memiliki problem jantung sangat beresiko untuk aktifitas seperti itu, kamu sudah dewasa kita tidak perlu malu membahas masalah ini" Rose semakin tidak mengerti kemana arah pembicaraan itu.

"Harapan hidup orang yang transplantasi jantung sangat rendah, mama gak mau kamu jadi duda diusia muda,  lagi pula pernikahan itu dikatakan sehat jika kedua pihak  bisa memuaskan pasangan masing masing secara jasmani dan rohani... belum lagi resikonya besar jika dia bisa hamil...wanita hamil itu harus kuat"

"Kami hanya tak ingin keturunan kita terputus karena wanita yang kau pilih tidak bisa memberikan anak"

Deg... 

Rose merasa terbangun dari mimpinya selama ini saat mendengar semua perkataan ibunya Eunwoo.

"Mam bisakah kita tidak membicarakan ini sekarang, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dimasa depan"

"Oke tapi kamu harus memikirkannya dari sekarang, kami ingin yang terbaik bagi anak semata wayang kami dan kamu harus memilih wanita yang sehat agar keturunan kita juga sehat nantinya"


Sekuat tenaga Rose menahan airmata supaya tidak jatuh ketika mendengar kalimat terakhir ibunya Eunwoo.

'Siapa yang ingin terlahir sakit, jika bisa memilih Rose pun pasti akan memilih menjadi gadis yang sehat'

Ia mengusap matanya yang berair dengan cepat lalu melangkah kembali ke ruangan kerja ayah Eunwoo sambil memasang muka ceria.



Setelah berbincang sebentar mereka akhirnya pamitan dan kini Eunwoo sedang mengantarkan Rose menuju apartmentnya.  Sepanjang perjalanan pulang Rose hanya diam saja.

"Rose apa kau lelah, kau diam saja dari tadi?"

"Eh iya, maaf gak bermaksud mengabaikan mu" Rose menoleh sebentar ke Eunwoo. Eunwoo pria yang baik ia pantas mendapatkan yang terbaik.

"Gak papa kalo kamu lelah... istirahatlah"ucap Eunwoo.

"Aku cuma rindu papaku setelah tadi ngobrol dengan ayahmu" Eunwoo tertawa kecil lalu mengelus kepala Rose.



Eunwoo menemaninya sampai ke pintu apartment.

"Aku ingin tinggal sebentar denganmu, tapi aku harus mengecek persiapan pameran, maaf ya"

"Gak papa pergilah" dorong Rose "Makasih sudah mengantarkan aku"

"Ayahku sengat menyukaimu Rose" Rose tersenyum, Eunwoo mendekat ingin menciumnya tapi Rose memalingkan muka menghindar.

"Aku lelah" dan akhirnya Eunwoo hanya mencium kening lalu mengusap-usap kepala Rose sebentar.



Rose masuk dan langsung merebahkan diri di ujung tempat tidur,  ia bahkan gak mau repot-repot membuka blazer nya.

Perasaan sedih dan tertolak menghampirinya, seumur hidup Rose semuanya selalu mudah bahkan saat jantungnya bermasalah ia pun selalu didampingi oleh orang-orang yang mencintai dan mensupportnya.

Meski awalnya dia sangat takut akan mati diusia muda tapi sejak mendapatkan jantung baru ia menjadi lebih optimis memulai kehidupan baru.

Malam ini semua perkataaan ibunya Eunwoo menyadarkannya pada hal-hal yang sepertinya tabu dibicarakan oleh kedua orang tuanya tapi tetap saja terasa menyakitkan ketika mendengar kemungkinan-kemungkinan atas kondisinya dari  mulut orang lain.

Ia akan tetap memiliki keterbatasan sebagai seorang wanita meski sudah punya jantung baru.



Rose menangis sekarang air matanya keluar tanpa bisa dibendung. Ia tak ingin mengecewakan siapapun, ia tahu itu tidak adil baginya ia hanya ingin hidup seperti wanita normal lainnya.


Getar telpon di saku blazer menyadarkannya dari kesedihan, Lisa menelpon.

"Ada apa?"

"Apa lo udah pulang?" Lisa tahu ia pergi ke rumah orangtua Eunwoo

"Ya ini sudah di rumah"

"Bagaimana pertemuannya?"

"Lancar" jawabnya singkat.

"Apa lo bisa menemani gue sekarang" pintanya "Gue lagi otw ke pestanya Jhonny kalo lo mau nemenin,  gue akan meminta taksi untuk mampir menjemput lo dulu"



Rose bangkit.

"Gue ikut..." Setidaknya dia bisa mengusir rasa kecewa ini jika berkumpul ditempat ramai.

"Baiklah siap-siap, nanti gue kabari"



Rose  terduduk di ujung tempat tidurnya.

'Aku ingin hidup dan selama ada kesempatan hidup aku ingin mencoba semuanya'








🍎

Gimana ceritanya?

Happy or Sad Ending baiknya ya


Heartbeat - Jaerose [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang