Mereka bertemu tante Yejin saat menuruni tangga.
"Rumahnya sangat bagus tante"
"Terimakasih Rose"
"Rose bilang ingin tinggal disini mam" Rose mendelik ke Jae.
"Kapan aku bilang begitu?" protesnya tante Yejin cuma tertawa.
"Rumah ini welcome ko kalo kamu mau datang" katanya kemudian. Rose dan Jae lalu pamitan karena ada jadwal kuliah siang nanti. Sebelum benar-benar pergi, Jae mencium pipi mamanya.
"Sampai jumpa nenek cantik" ucap Jae iseng dan mama Yejin hanya tersenyum sementara Rose pengen banget nipuk Jae.
Karena Rose tak membawa mobil ia akhirnya ikut dengan mobil Jae.
"Mau langsung ke kampus?"
"Aku tak membawa apapun, buku dan laptopku di apartement"
"Ya sudah kita ke sana dulu, lagi pula aku juga bisa mengerjakan tugasku dimana saja gak harus di perpustakaan".
Rose mengangguk, ia merasa lega sekarang setelah saling bicara terbuka ia menjadi lebih rileks begitupun sepertinya dengan Jaehyun sikapnya terlihat santai. Sesekali Rose menatap Jaehyun yang sedang menyetir, ia tak menyangka akan bisa bersama-sama dengan Jaehyun. Ia mengingat-ingat apa yang membuatnya menyukai pria ini.
Ujung-ujungnya bukan mengerjakan tugas mereka malah menghabiskan waktu menunggu jadwal kuliah di atas sofa cuddle di depan TV. Jaehyun tidur sambil selonjoran dan Rose juga di sana dalam dekapan Jae.
"Kamu iseng banget memanggil nenek pada mamamu"
"Emang dia mau jadi nenek kan?"
"Tapi mereka bahkan belum kelihatan bentuknya" Rose menatap Jaehyun, ia belum pernah memperhatikan wajah Jae sedetail ini. Apakah mereka akan mirip Jae atau dirinya. Jari Rose menyentuh hidung Jae dan menelusurinya.
"Jangan menggodaku Rose" Jae memperingatkan.
"Tidak" jawabnya cepat "Aku hanya penasaran, kalo mereka cowok kuharap mereka setampan kamu Jae".
"Kenapa kamu selalu bilang 'mereka' Rose" Jae menyadari Rose selalu mengunakan kata ganti orang ketiga bayinya dengan menyebut mereka.
"Memangnya aku harus memanggil mereka apa?...apa kamu ingin panggilan khusus untuk mereka?"
"Mereka itu dipakai untuk dua atau lebih orang Rose" Rose menatap ke Jae, cukup lama mereka hanya saling pandang, lalu Rose meraih ponsel dan memperlihatkan foto usg pada Jae.
"Ini mereka" ia memperbesar dan menunjuk dua fetus yang ada foto itu "..satu...dan.. dua" lalu memandang muka Jae yang menggangga tak percaya.
"Maksudmu?' Rose mengangguk.
"Kembar?" Jae terdiam cukup lama.
"Oh God Rose, kamu sangat diberkahi" Jae mencium kepala Rose "Orang tuaku dulu sangat kesusahan menginginkan kelahiranku"
"Aku pernah dengar ceritanya dari ibuku"
"Aku tak tahu reaksi ibuku akan seperti apa mendengar berita ini Rose"
"Aku harus memberitahukan orangtuaku dulu, tapi aku takut mereka akan marah dan kecewa"
"Aku akan menemanimu"
"Tidak...Aku ingin mengatakannya sendiri, Kau juga harus bilang pada orangtuamu malam ini".
"Baiklah".
🍎
Petang itu setelah kuliah Rose pulang ke rumah orang tuanya, keduanya sedang menunggu makan malam disiapkan pelayan.
"Ada yang ingin aku sampaikan" mamanya sudah mendapat pesan Rose dan kiriman foto Rose berdua dengan tante Yejin yang difotokan oleh Jaehyun dan mood mama sudah kembali baik.
"Aku sudah memutuskan, aku akan menikah dengan Jung Jaehyun?" kedua orangtuanya tentu saja kaget.
"Apa-apaan kamu ini Rose, tak perlu merasa terpaksa begitu, mama takkan membahas ini lagi. Kamu boleh menikah dengan siapa pun yang kamu inginkan, tapi kami harap itu sesegera mungkin"
"Yang Rose inginkan menikah dengan Jaehyun, anaknya Om Hyunbin. Apa kalian akan merestuinya?"
"Tentu saja jika itu yang kau inginkan dan kamu tidak merasa terpaksa melakukannya" Rose lega mendengarnya, sekaligus juga merasa takut.
"Apa yang membuat kamu berubah pikiran?" tanya papa. Lama Rose tak menjawab tapi akhirnya ia bersuara.
"Aku..aku sedang hamil...?" raut muka kedua orang tuanya langsung berubah seketika "Aku sedang hamil dan aku ..." mama bergerak hendak menamparnya tapi papa mencegah.
"Kamu pikir ini lelucon?" Papanya kini bicara dengan nada tegas "Kenapa kamu bisa mengatakan hal seserius itu dengan mudah".
"Maafkan Rose maaf... aku memang sedang hamil dan aku terlalu takut untuk memberitahukan kalian...aku takut membuat kalian kecewa itulah sebabnya aku tak ingin kalian tahu"
"Memangnya kalo kami tidak tahu kau bisa menyembunyikan kehamilan sampai kapan?!" mama terdengar emosi.
"Apa kamu serius dengan yang kamu katakan?"suara papa terdengar berat dan tajam.
"Aku sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan dan juga konsultasi dengan dokter jantung" mamanya sampai terhenyak kaget.
"Kamu sudah melakukan semuanya sejauh itu, tapi tak memberitahu kami?" Rose terdiam.
"Kenapa kamu jadi begini, kamu sangat berubah Rose, apa kamu menganggap kami ini orang asing, siapa lagi yang bisa kau percayai selain orangtuamu, sulitkah untuk terbuka pada kami?"
Rose menunduk tak berani menatap keduanya.
"Aku takut kalian berdua marah dan kecewa"
"Tentu saja kami pantas untuk marah dan kecewa Rose, apalagi kamu baru saja mengatakan ingin menikah dengan Jaehyun. Apa kamu ingin menipu keluarga itu?!" Rose kaget mama sampai berpikir sejauh itu.
"Tidak..tidak, bukan itu maksud Rose..ini..ini memang bayi Jaehyun" sangkalnya dengan terbata-bata.
"Apa!...katakan sekali lagi"
"Ini bayi Jaehyun"
Kini dua orang tuanya hanya diam. Keheningan dan ketegangan menyelimuti ruangan itu.
Suara dering ponsel mama mengalihkan ketegangan yang sedang berlangsung. Mama meraih ponselnya, ia terlihat kaget lalu lalu memperlihatkan siapa yang menelpon pada papa dan Rose.
Yejin is calling...
🍎
Hmmm...
Ayo dong pengen baca komen nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat - Jaerose [✔]
RomanceJantungnya berdebar riang setiap kali bertemu sosok itu "Kamu begitu harum, aku ingin menciummu Jae"