# 15. In The Morning After

1.5K 168 2
                                    




Jae membuka mata ada perasaan asing saat melihat sosok yang tidur di sampingnya meski tak sampai membuatnya kaget.

Rose tidur miring menghadap Jae dengan selimut yang turun memperlihatkan bahunya yang mulus. Jae menatap wajah yang pulas itu dia ingin menyentuh tapi takut membangunkannya jadi ia hanya menaikan selimut agar menutupi bahu yang terbuka. 

Aksinya itu membuat Rose menggeliat dan perlahan membuka mata. Jae memperhatikan bola mata Rose bergerak-gerak seperti sedang membaca keadaan lalu mata mereka bertemu.

Jae cukup yakin Rose paham apa yang terjadi dengannya dan tidak akan membuat keributan. mereka saling menatap untuk sesaat.


"Morning" sapa Jae, ia bisa melihat muka Rose perlahan memerah malu apalagi melihat Jae yang telanjang dada tepat dihadapannya, lalu dengan gerakan cepat gadis itu berbalik membelakangi Jae.

Ulahnya itu malah membuat selimut tersingkap dan mengekspos leher, bahu juga punggungnya ke arah Jae. Jae terkejut melihat bekas-bekas aktifitas mereka semalam di bahu, pinggang dan leher yang penuh kissmark.

'Oh my god apa yang sudah ku perbuat'


"Rose kamu sudah bangun?"

"Hmm" hanya itu yang terdengar. Jae membetulkan letak selimut agar menutupi tubuh Rose.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir dielusnya bahu dan lengan Rose yang tertutup selimut dengan pelan. Sentuhan itu sedikitnya mampu menenangkan Rose.

'I'm fine" jawabnya, ia tak ingin Jae terus bertanya meski beberapa bagian tubuhnya terasa lelah dan sakit.


Jae ingin memeluk dan tetap di tempat tidur bersama gadis itu tapi sialnya ia punya jadwal bimbingan pagi itu.

"Rose aku ada jadwal bimbingan hari ini dan tidak bisa ditunda, pembimbingku ini sangat disiplin, aku gak mungkin bolos...tapi aku juga gak ingin meninggalkanmu" Jae sudah memakai kaos dan sekarang duduk di ujung tempat tidur melihat ke Rose yang masih membelakanginya.

"Pergilah aku gak apa-apa" Rose masih menatap jendela lebar dihadapannya yang tertutup gorden hitam dan bagian yang terbuka membuat sinar matahari pagi menyelusup masuk.

"Kamu yakin" Rose terlihat mengangguk "Baiklah aku akan membersihkan diri dulu" lalu terdengar pintu kamar dibuka dan langkah Jae menjauh.


Rose masih termenung dengan posisi yang sama, mencoba memutar kembali apa yang terjadi dengannya kemarin dan semalam.

'Apa yang sudah kulakukan Ya Tuhan, kenapa ia menjadi sangat tidak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri'

Rose mencoba bangkit tapi rasa nyeri mencegahnya akhirnya dia memilih tetap berbaring.


Tak lama terdengar pintu kamar kembali dibuka.

"Rose aku beneran gak mau meninggalkanmu sendiri" Jae galau antara pergi untuk bimbingan atau tetap menemani Rose.

"Pergilah aku gak apa-apa"

"Kamu serius?"

"Aku SERIUS!!"

"Oke..oke gak perlu nge-gass begitu, aku akan pergi" Jae panik juga mendengar Rose hampir berteriak.

"Aku sudah menyiapkan handuk untukmu, kalo kamu mau makan ada sereal dan roti ada juga buah-buahan di dapur, tinggal ambil saja" Jae menjelaskan itu sambil berdiri di samping tempat tidur.

"Aku pergi dulu...oh iya ini nomor telpon ku" Jae meletakan secarik kertas berisi nomor telponnya di meja samping "Telpon aku jika ada apa-apa oke"

Jae mendekat dari belakang dan  meraih wajah  Rose supaya menghadapnya lalu mencium bibirnya, mata mereka saling memandang.

"Gosh.. you look so beautiful Rose" Jae mengecup ubun-ubun Rose lalu beranjak pergi.

"Aku perginya tidak lama ko, paling cuma dua jam, aku akan mengantarmu pulang nanti, tunggulah sebentar" Rose mendengar pintu depan ditutup dan suasana hening menemaninya.




🍎

Cukup lama Rose berbaring sampai akhirnya memaksakan diri untuk bangun dan membersihkan diri.

'Oh god apa ini'  Rose menatap ke cermin dan melihat semua tanda di sekujur tubuhnya. 

'Jaehyun brengsek bagaimana aku akan menutupi  semua bekas ini'

Setelahnya dia melangkah ke ruangan lain dan terheran-heran dengan keadaan apartment Jae, semalam ia tak terlalu memperhatikannya.

Apartment itu luasnya sama dengan milik Jhonny tapi yang membedakannya adalah tidak ada apa-apa di apartment itu. Hanya sofa hitam lalu meja kecil didepannya, disudut ruang yang kosong ada rak buku, meja kerja dan seperangkat komputer diatasnya lalu dapur yang sangat rapih.

Tak ada tv, lukisan, poto, hiasan tak ada apa pun dan satu-satunya yang membuat apartment ini terlihat ditinggali adalah akuarium ukuran sedang di samping meja kerja.

Rose mendekat ke akuarium itu, ada tiga ikan besar dan beberapa ikan kecil. Rose menunjuk ke ikan-ikan itu.

"Kau pasti Jhonny karena kau besar, lalu itu Doy dan yang paling tampan Jae" Rose terkekeh sendiri merasa lucu.

Rose berdiri didepan jendela memandang keluar sambil menghabiskan buah apel yang diambilnya dari kulkas, ia lalu kembali ke kamar merapihkan tepat tidur dan melihat kertas berisi nomor telpon Jae, ia lalu memotret kertas itu.

Rose meraih tasnya dan beranjak pergi.


Di handphonenya banyak pesan yang masuk juga misscall dari Lisa dan Eunwoo, ia pun menekan nomor Lisa untuk menghubunginya.

" Rose baby...where are you?"

"I'm on my way, whats up?"

"Lo kemana semalam gue pulang sendiri, lo bikin panik tak bisa dihubungi kemana sih?" nada Lisa khawatir tapi juga jengkel.

"Gue bertemu seseorang yang kenal di pesta kemaren"

"Oh siapa?...tapi lo tidak apa-apa kan?"

"Don't worry, i'm okay" jawab Rose singkat tak ingin membicarakan siapa orang yang dimaksud.

"Syukurlah, gue lagi jalan ke perpustakaan sekarang, apa lo juga akan ke kampus?"

"Nggak dulu deh, soalnya hari ini ada janji dengan mama" Rose menutup percakapannya.



Ia termenung di dalam taksi yang membawanya pulang. Rose menatap tiga Miss call dari Eunwoo.


'Apa yang harus kukatakan pada Eunwoo? Aku telah menyakiti pria baik itu' 







🍎

Semoga masih nyambung ceritanya

Jangan lupa komen dan tinggalkan jejak

Sekali lagi ini hanya fiksi



Heartbeat - Jaerose [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang