Part Two

2.3K 250 12
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[030921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

"Siapa kau? Orang baru? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."

Orang baru?! Dari nada bicaranya, berarti dia tinggal disini? Akhirnya Jimin ingat. Dia adalah pria yang sering disebut oleh sang ibu sebagai contoh negatif. Kalau ingin memilih kekasih, jangan memilih tipe seseorang seperti Tuan Muda Kedua―Jeon Jungkook.

"Tidak pernah dengar kabar tentang orang baru." nada bicaranya tidak seramah Taehyung, pantas saja para pelayan menganggap dia adalah majikan yang arogan.

"Anda terluka." kata Jimin.

Rambutnya berantakan, beberapa helai rambut yang terkena percikan darah kering menjuntai di dahinya.

"Bukan urusanmu." katanya sambil menaikkan sebelah alisnya dan menarik satu sudut bibirnya, menyeringai sinis. Tampak dua buah gigi kelinci yang mengintip di antara celah bibir tipisnya.

Jimin tidak ingin berurusan dengan 'kelinci pubertas' akhirnya dia berjalan melewati pria itu, mendekati kulkas lalu berkata, "Apakah Anda lapar? Apa Anda ingin makan?"

Pemuda itu sekilas melirik ke dalam kulkas sambil berkata, "Aku tidak makan makanan yang manis."

"Bagaimana kalau saya buatkan jjajangmyeon untuk Anda?" Jimin membuka kulkas sebelah kiri lalu mengambil beberapa buah kentang, mie, timun, wortel, daging ayam, dan bahan-bahan pendukung lainnya.

Pemuda itu tertegun menatap Jimin. Dia suka melihat Jimin yang sedang mengerutkan kening, sangat menggemaskan dan membuat hatinya berbunga-bunga.

"Hm. Aku suka makan daging tapi tidak suka makan sayuran, buah, telur dan ikan."

Pemilih!

Tapi Jimin tidak ingin menceramahi pemuda itu tentang makanan bergizi seimbang. Kalau pemuda itu bisa mengerti maka kiamat sudah tiba.

"Baik." Jimin mengambil sepotong daging dari kotak makanan, mendidihkan air lalu merebusnya dalam air mendidih itu. Kompor listrik yang ada di sebelahnya mendidihkan air untuk merebus mi.

Jungkook tahu bahwa Jimin tidak setuju dengan selera makannya tapi tetap saja membuatkan makanan untuknya. Tanda tanya yang tidak terjawab ini malah membuat dirinya senang.

Sebelumnya ia menghajar sekelompok gangster hingga beberapa bagian tubuhnya terluka lalu menyadari bahwa dompet yang berisi seluruh kartu kredit dan black card nya hilang. Suasana hatinya seharusnya sedang buruk malam ini sampai-sampai harus mencari pelampiasan. Tapi melihat Jimin yang asing dan ekspresi kerutan dahi yang begitu dikenalnya malah membuat hatinya berbunga-bunga.

Setelah ini dimasukkan ke panci, Jimin mulai menghaluskan bawang, memotong mentimun dan kentang lalu membuat saus yang belum pernah dilihat Jungkook sebelumnya. Lalu Jungkook bergerak ke arah meja di belakang Jimin dan duduk sambil menatap si mungil yang sedang sibuk. Tiba-tiba ia merasa sangat bahagia.

Menghirup nafas dalam-dalam dan menikmati harumnya masakan yang sedang dibuat semakin membuat perutnya keroncongan. Apa Jungkook selapar itu?

Sudah sangat lama, mungkin beberapa tahun, Jungkook tidak pernah menganggap disini adalah rumahnya. Tapi malam ini Jimin mengajarinya kehangatan yang ada di rumah.

Lima belas menit kemudian, di depannya telah tersaji semangkuk jjangmyeon dengan potongan daging dan kentang yang tampak lezat di atasnya. Jungkook mengaduk jjangmyeon nya lalu melahap daging dan kentangnya, dan ketika sampai di mulut terasa sangat enak.

Walaupun Jungkook tadi mengatakan bahwa dia tidak menyukai buah, Jimin tetap saja mengambil beberapa buah anggur dan yogurt lalu memasukkannya ke blender. Saat Jungkook selesai makan, Jimin langsung meletakkan segelas jus di depannya. Tanpa banyak tanya, pria itu langsung meminum semua jus ke mulutnya.

"Tambah lagi." katanya sambil menyodorkan mangkuk kosong ke hadapan Jimin.

"Tambah jjangmyeon lagi?"

"Dagingnya." katanya lagi sambil menunjuk ke arah panci berisi daging dan kentang yang belum dimasak.

Benar-benar karnivor. Menganjurkan karnivor memakan sayuran menyalahi aturan rantai makanan.

Jimin tidak punya kebiasaan melwan perintah majikan. Ia mengambil talenan, mengiris daging lalu memasukkannya ke mangkuk kosong Jungkook. Setelah itu mencuci blender dan gelas.

Kecepatan makan Jungkook terbukti lebih cepat dibandingkan kecepatan bersih-bersih yang dilakukan Jimin. Dalam sekejap mangkuk kosong kembali disodorkan kepada Jimin.

"Ingin tambah lagi?" tanya Jimin.

Kalau orang normal makan dengan porsi sebanyak itu pasti akan obesitas. Tapi, Jungkook sangat berbeda. Bukannya gendut tapi tubuhnya malah sangat atletis dan kekar untuk seukuran pria seperti dirinya sampai-sampai ia heran kenapa dengan tubuh se kekar itu ia bisa mendapatkan luka-luka?

"Setelah selesai beres-beres datang ke kamarku."

Ke kamar? Tengah malam begini? Jimin kembali mengerutkan dahi.

Dia bingung.

Terus terang dia tidak suka tapi Jungkook tetap mengharuskan dia datang ke kamar. Pria itu terbiasa berkata tanpa menjelaskan. Tapi untuk Jimin dia membuat pengecualian.

"Bantu aku membersihkan luka."

Membersihkan luka?! Jimin bernafas lega, ternyata dia sendiri yang terlalu berpikir macam-macam.

"Baik." jawab Jimin.

"Lantai dua dekat tangga belok kanan kamar yang pertama."

Jungkook membalikkan badan sambil tersenyum tipis. Dia sangat senang melihat Jimin mengerutkan kening. Sangat senang.

Setelah selesai membereskan dapur, Jimin kembali ke kamarnya untuk mandi. Tidak banyak waktu untuk mengeringkan rambut. Setelah itu dia langsung menuju kamar Tuan Muda Kedua.












To be continued...

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang