Part Six

2.1K 256 12
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[170921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Saat mengetahui bahwa Jimin memiliki riwayat asma, Jungkook benar-benar membenci dirinya sendiri.

Dokter bertanya kepada Jimin, “Kau tahu bahwa asma kambuh itu bisa menyebabkan kematian. Mengapa tidak membawa inhaeler bersamamu?”

Jimin bernafas dengan pelan dan berkata, “Sudah lama penyakit ini tidak kambuh. Dokter pernah bilang kalau sudah lewat masa pubertas, penyakit ini tidak akan kambuh.”

“Kau sudah melewati masa pubertas? Lalu, kenapa penyakit ini bisa kambuh?” dokter malah balik bertanya.

Jungkook tahu bahawa semua ini adalah salahnya. Dia sangat membenci dirinya.

Sesampainya di rumah, Jungkook memaksa Jimin untuk beristirahat di kamarnya. Taehyung tidak setuju. Hal itu membuat kakak beradik ini beradu mulut dengan hebat.

Hal itu tidak pernah terjadi. Taehyung dikenal ramah, lembut, dan perngetian. Orang seperti itu tidak mungkin bisa marah, ditambah lagi seumur hidupnya Taehyung memang tidak pernah marah sedikit pun. Tapi, hari ini Taehyung marah sehingga membuat semua orang termasuk para pelayan takut dan terheran-heran.

Jangankan para pelayan, Jungkook sendiri pun tidak percaya. Sejak Nyonya Jeon –yang dulunya bermarga Kim– dan Taehyung datang ke keluarga ini, mereka tidak pernah berbicara lebih dari tiga kalimat. Tapi demi Jimin, mereka berdua malah berkomunikasi dengan sangat baik.

“Jimin bukan boneka mainanmu. Jangan seenaknya.” ucap Taehyung datar.

“Kau pikir kau paham tentang diriku? Jangan ikut campur.” gerutu Jungkook dengan dingin.

“Aku tidak tahu? Lucu! Sejak kecil kau orang yang egois, selalu berpikir dunia ini berputar demi dirimu dan memikirkan diri sendiri. Kesedihanmu, rasa ketidakadilanmu itu yang paling benar! Pemikiran dan kesusahan orang lain kau anggap sebagai sampah! Apa kau pernah berpikir dengan jernih? Mungkin perceraian adalah kebebasan kedua orangtuamu sehingga mereka bisa menemukan kebahagiaan masing-masing. Tentu saja, tidak pernah. Kau tidak pernah tahu perasaan mereka. Kau hanya peduli dengan perasaanmu saja. Kau ingin memiliki kedua orangtuamu, ingin di mata mereka hanya ada dirimu seorang. Saat semuanya tidak sesuai dengan keinginanmu, kau sengaja menjerumuskan dirimu untuk menambah rasa bersalah mereka kepadamu. Aku tidak pernah mau ikut campur masalah ini kerena ini adalah masalah pribadimu dengan Ayah. Tapi, kau tidak boleh memaksa Jimin. Dia itu orang luar, tidak tahu apa-apa. Kenapa kau memaksanya melakukan hal yang tidak disukainya?!” seru Taehyung.

Jungkook terdiam. Ia mengeraskan rahangnya, seketika emosinya memuncak mendengar semua perkataan Taehyung. Ia mengepalkan kedua tangannya hingga buku jarinya memutih.

“Aku tidak memaksanya.” jawab Jungkook dingin.

“Lalu, kenapa dia berada di kamarmu tidak sampai dua jam, asma yang sekian tahun telah hilang bisa kambuh lagi?”

“Perhatian sekali dirimu. Berapa lama pun dia ada di kamarku, tidak perlu kau hitung.”

“Tentu saja aku perhatian kepadanya. Ibunya baru saja meninggal. Demi hidup, dia rela putus sekolah dan menjadi pelayan di rumah kita. Setiap manusia yang punya hati nurani pasti akan perhatian kepadanya.”

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang