Part Four

2.3K 254 20
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[150921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Sangat jarang terjadi. Jungkook selalu marah-marah terhadap ayah, ibu, dan kakak tirinya bahkan terhadap diri sendiri. Kalau ada satu hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia tidak akan tenang sedetik pun. Dia benar-benar mengamuk tapi tidak seorangpun mengerti sehingga membuatnya semakin menjadi-jadi.

Karena Jimin selalu mengerutkan kening dan selalu mengalah, membuat Jungkook bisa mengontrol emosi. Kalau mengingat pemuda mungil itu, senyum seketika mengembang di wajah Jungkook.

Jungkook memiliki kenangan akan sang ibu yang tidak pernah meluruskan keningnya. Ibunya selalu berkata bahwa dia tidak bahagia. Jungkook kecil hanya bisa berusaha menari, menyanyi, dan menceritakan cerita lucu agar ibunya bahagia. Dia memang sangat lucu, menggemaskan, baik, dan bahkan berusaha menjadi siswa teladan. Dia berusaha membuat ibunya bangga terhadapnya. Tapi sayang, kening ibunya selalu berkerut.

Akhirnya Jungkook menyerah dan menyadari satu hal. Di dunia ini, ekspresi ibu yang selalu mengerutkan kening adalah tanda bahwa orangtua selalu memikirkan anak-anaknya. Ketika dia percaya dengan kesimpulan itu, ibunya menjadi senang.

Suatu hari saat dia baru pulang sekolah, sang ibu berkata, “Akhirnya ibu bebas! Kookie, apa kau berbahagia untuk ibu?”

Tidak, Jungkook tidak bahagia sama sekali. Dia sama sekali tidak bahagia karena surat cerai itu yang membuat ibunya tersenyum. Dia menolak ikut ibunya untuk keluar dari keluarga Jeon. Dia menolak menerima telepon dari ibunya. Dia juga menolak semua kabar tentang ibunya. Semua itu dilakukannya karena dia sangat marah dan kecewa. Seharusnya tidak ada seorang ibu yang tega mengkhianati anaknya sendiri.

Sejak saat itu, Jungkook membenci dunianya. Semua nilai pelajaran di sekolah menurun. Setiap hari dia selalu balapan di jalan sedangkan rumah hanya sebagai persinggahannya sementara.

Dia marah, emosinya menjadi-jadi. Tapi, orang-orang di sekitarnya malah tersenyum kepadanya, takut menjadi sasaran. Tidak ada seorangpun yang mengerutkan kening kepadanya dan tidak ada yang berani mengatakan, ‘Kau salah!’. Situasi ini justru membuatnya semakin marah.

Orangtua dan teman-temannya selalu baik kepadanya. Tapi justru para pelayan menganggapnya sebagai musuh yang harus dihindari dan tidak berani mengambil hatinya. Semakin hari dia semakin marah. Sampai akhirnya dia tidak tahu mengapa harus marah. Hanya bisa terus marah tanpa alasan yang jelas.

Tapi malam ini, meski hanya sekali bertemu dengan Jimin yang mengerutkan kening kepadanya, kemarahannya bisa mereda.

Malam ini, dia tidur dengan nyenyak. Tidak ada lagi marah-marah, hanya ada harum bunga di taman.

🐥🐰

Saat sarapan, Jungkook yang hadir di meja makan membuat semua orang sangat terkejut dan bingung. Ayah dan ibunya tidak mampu menyembunyikan rasa bahagia sedangkan Taehyung tidak merasakan kehadiran Jungkook adalah sesuatu yang luar biasa sehingga dia menikmati sarapan seperti biasanya.

Jungkook melihat sarapan yang tersaji di meja, wajahnya menjadi tidak bersemangat.

Nyonya Jeon melihat ketidaksukaan Jungkook dan berkata, “Jungkookie, apa sarapan ini tidak sesuai dengan seleramu? Ingin makan apa?”

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang