Part Twenty Three

2.2K 243 36
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[280921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Biopsi yang kedua, Mina tetap saja berteriak kesakitan. Setiap dia muntah, Jimin merasa dirinya juga ikut muntah.

Penderitaan yang dirasakannya tidak lebih sedikit dari anaknya. Untungnya, Jungkook selalu berada di sisinya untuk membantu dan mendukungnya.

Tengah malam, Jimin sering bermimpi suasana biopsi anaknya yang akhirnya membuatnya selalu terjaga. Saat terbangun dia mendapati dirinya dalam pelukan yang hangat. Sepasang lengan kekar yang kuat dan dada bidang yang nyaman selalu menyerap semua ketakutannya.

Emosi Mina semakin menjadi-jadi. Itu semua karena serangkaian tes menakutkan yang tidak bisa dihindari.

Jimin dan Jungkook selalu bergantian menggendongnya, membujuknya, bercerita, dan menyanyikan lagu untuknya.

“Makanlah.” Jungkook meletakkan makanan yang dibawakan ibunya dan menggantikan Jimin menggendong Mina.

Proses pengobatan yang panjang membuat semuanya semakin tidak bersemangat.

Tubuh Mina semakin kurus, sama seperti papanya. Berlusin-lusin suplemen makanan tersusun rapi di lemari kecil. Jimin dan Mina sama-sama bertekad untuk tidak memakannya, dan setelah dipaksa oleh Jungkook barulah mereka mau meminumnya.

Dua bulan berlalu, Jungkook tetap sabar saat berhadapan dengan Mina. Jimin mendesah. Mungkin inilah saatnya dia harus lepas tangan dan menyerahkan Mina sepenuhnya ke tangan Jungkook. Dia memang sosok daddy yang baik.

Akhirnya Mina tertidur. Dengan pelan dan hati-hati Jungkook membaringkannya di ranjang, menyelimutinya, mengatur suhu AC, lalu duduk di sofa seberang Jimin dan makan. Ia mengambil sejumlah daging dan melahapnya.

Masih juga suka memakan daging. Apa dia tidak pernah mengukur kadar kolesterolnya? Jimin hanya menggeleng pelan.

“Jangan melihatku seperti itu. Aku juga makan sayur dan buah.”

Bukan. Yang dia makan itu bukan sayur dan buah. Hanya air dengan rasa sayur dan buah.

“Kalau kau menganggap aku tidak sehat, tunggu sampai Mina sehat dan pulang dari rumah sakit. Saat itu kau memasak untukku.”

“Sama seperti dulu? Tidak!” batin Jimin.

Jimin tidak mau. Dia tidak mau berkeluh kesah sendiri tanpa ada yang tahu.

“Ada kabar baik. Dokter bilang, kalau hasil biopsi minggu depan memuaskan kita bisa membawa Mina pulang. Beberapa minggu sekali melakukan kemoterapi, mengecek sel darah, dan menunggu donor sumsum tulang yang cocok.”

“Aku tahu. Pemilik rumah sakit telah memberitahuku.” ucap Jimin.

Belakangan ini, demi Mina mereka perlahan akur dan bekerja sama. Akhirnya dia mengakui segala usaha Jungkook tulus demi kebaikan anak mereka.

“Aku ingin membawanya pulang.” ucap Jungkook dengan hati-hati, takut Jimin marah.

“Ke keluarga Jeon?”

“Bukan. Aku punya rumah di Ganggam-gu. Suasana disana sangat asri. Udaranya juga bersih. Aku berharap Mina bisa pindah kesana. Aku bahkan menyiapkan kamar untuknya.”

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang