Part Thirteen

1.8K 213 12
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[240921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Apa dia adalah Jessica yang pintar, kreatif, dan yang bisa dijadikan rekan bisnis?

Semula Jimin berpikir Jessica adalah seorang gadis kaukasia. Ternyata dia adalah seseorang dengan darah Korea-Inggris.

Dia cantik dan berlatar belakang baik. Orang yang melihatnya pasti tidak akan melupakannya. Saat pesta natal, Jessica memainkan biola dan membuat semua orang terkagum-kagum akan pesonanya.

Dia adalah mutiara yang bersinar. Pantas saja Jungkook tergila-gila padanya.

Jimin duduk di sudut ruangan, dengan setelan pakaian yang dibelikan Jungkook menjadi penghias ruangan. Dia telah menerima perintah. Siapapun yang mendekat selain Jungkook, tidak boleh dihiraukan.

Akhirnya, dia duduk diam disitu selama tiga jam penuh.

Semula Jimin duduk di antara Jungkook dan kedua temannya dan mendengarkan obrolan yang tidak dia mengerti. Dia hanya bisa tersenyum kecut saat mereka membicarakan sesuatu yang lucu.

Lalu, Jungkook dibawa pergi, berdansa dan membuat para gadis terkesima dengannya. Jimin baru mengerti. Disini, Jungkook sangat diidolakan.

Ini baru namanya masa muda!

Jungkook telah meninggalkan kegelapan menuju masa depan yang cerah. Dia mulai bangkit dari keterpurukan dan berusaha maju. Dia masuk ke dunia yang seharusnya dia berada dan bersinar di dunia itu.

Jessica mengajak Jungkook berdansa bersama. Mereka tertawa bersama dalam suatu obrolan.

Jimin sadar bahwa Jungkook tidak lagi kesepian. Dia telah mendapatkan dunianya. Pemuda pemarah dan membenci dunia itu sudah tiada. Yang ada sekarang adalah dia yang menjadi seorang superstar.

Baguslah kalau begitu. Tapi, dia tidak mengerti mengapa pelupuk mata ini terasa hangat dan berair?

Jimin menundukkan kepala. Pada malam natal, sebaiknya dia tidak menangis. Dia berusaha tersenyum agar dianggap sedang bersenang-senang oleh orang-orang sekitarnya.

“Jimin, kami mau pergi ke klub. Kau pulang duluan, ya.” seru Jungkook. Jimin berusaha tersenyum.

“Mengapa tidak membawanya? Ini malam Natal, tidak mungkin meninggalkan adikmu di rumah sendirian.” seru Jessica.

“Dia belum dewasa. Klub tidak akan mengizinkannya masuk.” jawab Jungkook.

“Kau masih kecil, ya. Punya adik kecil pasti seru.” ucap Jessica sambil mengusap kepala Jimin lembut.

Jessica itu ramah dan supel. Tidak ada orang yang tidak menyukainya, hanya dirinya sendiri yang tidak bisa menerimanya.

Dia tahu, dia salah.

“Belum dewasa, ya. Untung saja aku masih punya hati nurani. Kalau tidak, malam Natal ini akan kuberikan dirimu kenangan yang tidak akan kau lupakan seumur hidup.” seorang pemuda bernama Edward mendekati Jimin sambil tersneyum manis kepadanya.

Ini hanya candaan, semua orang tahu Edward suka bercanda. Tapi, candaan Edward sudah melewati batas kesabaran Jungkook. Ia meraih kerah jas Edward dan berkata dengan nada dinginnya, “Katakan sekali lagi.”

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang