Part Twenty Four

2.3K 230 42
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[290921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Jungkook meluruskan tangannya merangkul Mina dan Jimin dalam dekapannya.

“Sayang, kau akan baik-baik saja. Pamanmu Taehyung pasti akan bisa menyembuhkanmu, kecuali pamanmu ingin rumah sakitnya Daddy hancurkan.”

“Bagaimana kalau tidak bisa? Kenapa kalian tidak mau berjanji kepadaku akan melahirkanku kembali?”

Mina tidak sabar. Dia tidak sadar perkataannya telah membuat orangtuanya bersedih. Dia hanya ingin sebuah jawaban, hanya ingin memastikan mereka tetap menjadi orangtuanya.

“Jangan sembarangan bicara! Kau sudah berjanji kepada Papa akan melawan semua penyakit. Tidak boleh menyerah!” tegas Jimin.

“Benar. Kalau mau jadi anak Daddy harus kuat. Tidak boleh lemah.” Jungkook menambahkan.

“Tapi, aku sangat takut.” tiba-tiba, Mina ingin menangis.

Jungkook menghela nafas. Dia tidak bisa memaksa putrinya.

“Daddy berjanji kau akan selamanya ada di sisi Daddy dan Papa, tidak akan pernah meninggalkan kami. Kalaupun nanti kau memiliki kekasih, harus ada persetujuan kami baru boleh pacaran.”

“Selamanya?!”

“Iya, sayang. Selama-lamanya. Nah, sekarang tidurlah. Daddy akan mendongeng untukmu.”

Akhirnya Mina tenang, “Aku ingin mendengar cerita tentang Daddy dan Papa.”

“Baiklah. Pada suatu hari Daddy membonceng papamu jalan-jalan. Tapi papamu sangat penakut. Kalau Daddy kencangkan lajunya, pasti papamu akan berteriak keras. Setelah sampai di rumah, dia akan marah-marah. Dia berkata kalau memang punya nyali, ayo kita berlari.” ini sudah ke-35 kali Jungkook berbicara tentang masa lalu.

“Aku juga suka berlari.”

“Pantas saja, kalian memiliki ikatan batin. Lalu Daddy berpikir kalau dominan itu tidak boleh kalah, Daddy pun menyanggupi permintaan papamu. Kami pun berlari mengelilingi kebun.”

“Lalu Papa menang.” sambung Mina.

“Kenapa kau bisa tahu?” tanya Jungkook heran.

“Karena Papa adalah pelari yang hebat. Tidak ada orang yang bisa menandinginya. Lalu?”

“Papamu menang, dan dia boleh meminta sesuatu kepada Daddy.”

“Papa minta apa?”

“Papa bilang kepada Daddy untuk membawa mobil dan jangan balapan lagi.”

“Apa Daddy menyanggupinya?”

“Daddy adalah orang yang menepati janji.”

“Untunglah Papa menyelamatkan Daddy. Balapan sangat berbahaya.”

“Menyelamatkan Daddy? Apa tidak salah? Papamu telah merebut hak Daddy untuk balapan, membuat hidup Daddy jadi sengsara.” Jungkook membela diri.

“Daddy boleh mencoba hal lain yang tidak berbahaya.” anaknya ini sama seperti Jimin.

Jimin hanya tersenyum mendengar obrolan ayah dan anak itu. Kalau saja hal seperti ini berlangsung dalam keadaan sehat, mungkin mereka akan lebih bahagia.

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang