Part Sixteen

2.1K 247 36
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[250921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Kemarin mereka telah berjanji mau pergi ke museum, tiba-tiba Jessica muncul. Jalan-jalan berdua menjadi jalan-jalan bertiga. Seharian itu Jimin merasa sangat pusing, seolah-olah dunia berputar mengelilinginya.

Hari Minggu, dia melihat Jungkook memberi Jessica ciuman selamat tinggal. Tiba-tiba saja dia merasa mual, lalu memuntahkan seluruh isi perutnya.

Hari Jum’at yang lalu, Jungkook dan Jessica berduaan dalam kamar menyelesaikan tugas. Jimin berpura-pura mengantarkan makanan, keluar masuk beberapa kali. Tindakan itu membuatnya membenci diri sendiri.

“Mungkin sebentar lagi aku akan menjadi orang paling jahat di dunia.” batinnya.

Apa harus terus berpura-pura? Tapi, dia tidak sanggup lagi. Dia juga tidak mampu meninggalkan Jungkook. Jimin ingin tetap berada di sisinya walau hanya sebentar.

Bodoh!” batinnya.

Jimin menyebut dirinya sendiri dengan panggilan itu. Tapi, dia hanya ingin bersama Jungkook.

Mungkin suatu saat apabila Jungkook harus menikahi Jessica, dia juga bersedia untuk menemaninya.

Jimin…….sudah tidak tertolong lagi. Tidak ada yang bisa mengobati kebodohannya.

Terdengar suara ramai dari luar kamar. Jimin perlahan membuka pintu. Dia melihat Jungkook dan Jessica bergandengan tangan dan bersenandung dengan gembira.

Jimin membanting pintu kamar, kembali ke ranjang dan membaca novel. Novel itu sudah dibacanya puluhan kali.

Jimin sangat menegerti. Dia tidak bisa membahagiakan Jungkook, maka melepasnya adalah keputusan yang paling tepat.

Jimin mengerti menghadapi cinta yang tiada artinya, lepas tangan adalah yang terbaik karena jarak mereka sekarang telah seluas samudra. Dia mengerti bahwa bagi Jungkook dia bukanlah pelabuhan terakhir.

Masalahnya adalah walau ada begitu banyak pemahaman dan pengertian, tetap saja dia tidak mampu meninggalkan Jungkook. Tanpa terasa air mata membasahi pipinya.

🐥🐰

Jimin pingsan di kampus. Perawat UKS bertanya tentang keadaannya belakangan ini, lalu menganjurkan untuk tes kehamilan manual.

Jimin melakukan tes itu.

Lalu, dengan langkah gontai dan pandangan kosong ia berjalan pulang.
Sesampai di apartmen, dia terduduk lemas dan meringkuk di depan pintu. Baguslah sekarang. Tidak ada lagi alasan untuk tetap berada di sisinya.

Harus bagaimana ini?

Mengatakan kepada Jungkook bahwa dia hamil dan mengharuskannya untuk bertanggung jawab? Akhirnya, dia punya kesempatan untuk masuk dalam hubungan Jungkook dan Jessica.

Lalu, bagaimana dengan reaksi Jungkook nanti?

Menyuruhnya untuk menggugurkannya?

Mungkin saja. Jungkook baru saja bangkit dari kegelapan, baru menikmati masa muda dan cinta yang bersemi. Mana mungkin demi kecelakaan kecil, dia mengakhirinya?

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang