Part Nineteen

2.2K 239 19
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[270921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Saat Mina tertidur, Jimin memutuskan untuk kembali ke rumah mengambil barang-barangnya. Dia memutuskan untuk bekerja sambil menjaga Mina. Anaknya perlu biaya pengobatan jadi dia harus bekerja keras.

Ketika masuk ke kamar pasien, dia melihat ranjang Mina kosong.

Hatinya terasa sakit. Apa penyakit Mina bertambah parah?

Mungkin perawat membawanya pergi untuk memeriksakan diri……mungkin dokter berkesimpulan kemoterapi tidak ada manfaatnya sehingga harus operasi. Pikirannya dipenuhi segala macam tebakan. Dia hampir pingsan. Tidak! Dia tidak boleh pingsan. Dia harus mencari Mina. Dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Jimin berlari ke bagian informasi dan bertanya, “Kemana pasien di kamar 131?”

Seorang perawat yang mengenalinya menjawab, “Tuan Jimin, jangan cemas. Mina sekarang dipindahkan ke VVIP room yang ada di lantai 10. Keadaannya cukup baik.”

Ternyata hanya pindah kamar. Jimin bernafas lega. Tapi, pindah kamar ke VVIP itu sangat mahal. Dia tidak sanggup membayarnya.

“Aku tidak berencana pindah kamar.” Jimin tidak mengerti.

“Ah….Ayah Mina yang memutuskan untuk pindah. Mungkin Anda bisa berdiskusi dengannya.”

“Ayah Mina?! Jeon Jungkook.” batin Jimin.

Mengapa dia bisa menjadi ayah Mina? Siapa yang menyetujuinya? Mengapa dia begitu keras kepala?

Apa dia tak tahu, orang yang telah menghilang selama tujuh tahun tidak pantas disebut Ayah? Apa Jungkook tidak mengerti bahwa Jimin bisa nekat? Mengapa dia selalu begitu? Mengapa dia selalu lebih dulu memutuskan?

Jimin menyeret barang-barangnya, naik lift ke lantai 10.

🐥🐰

“Apa masih sakit? Pelan-pelan, ya, jangan dipaksa.” Nyonya Jeon–istri kedua Tuan Jeon–menyuapi Mina makan bubur.

Kemoterapi telah merusak indra perasa Mina. Dia tidak dapat merasakan makanan itu. Apabila makanan mengenai lukanya, akan terasa sangat sakit. Makan merupakan hal yang sulit untuknya.

“Tidak sakit.” ucap Mina. Dia sangat menyukai neneknya.

“Kalau begitu, makanlah lebih banyak. Banyak makan akan cepat sehat.” ucap Lee Jieun–ibu kandung Jungkook–

“Iya.” Mina makan pelan-pelan menahan rasa sakitnya.

Jungkook tidak tega melihat anaknya. Dia benar-benar mirip ibunya. Padahal tidak suka, tapi masih memaksa untuk makan.

“Sudahlah. Kalau sakit jangan lagi dipaksa untuk makan. Daddy akan membelikanmu es krim, cheessecake….” seharusnya dia yang merasakan sakit itu, bukan anaknya.

“Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja.” Mina kembali makan sesuap.

“Mina sangat penurut.” Nyonya Jeon tidak bisa menahan air matanya. Mengapa anak yang begitu manis ini harus menderita seperti itu?

Mina melihat sekelilingnya. Dia tidak pernah dibujuk oleh orang sebanyak ini. Dia tidak mengenal mereka, tapi dia bisa merasakan kebaikan yang mereka berikan.

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang