Part Seven

2K 237 8
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[180921]

Present...
.
.
.
.
.
🐥🐰
.
.
.
.
.

Senja itu, Tuan Jeon baru kembali dari kantor. Dia melihat putranya sedang duduk di ruang tamu.

Ajaib. Dua hari ini, Jungkook tidak membuat keonaran di luar.

Apa dia sakit? Atau dia ingin membuat keonaran di rumah? Banyak pertanyaan muncul di pikiran Tuan Jeon. Terkadang dia merasa lelah menghadapi putranya yang satu ini.

Tuan Jeon menarik nafas panjang. Dia teringat dengan kata-kata istrinya agar lebih sabar menghadapi Jungkook.

“Berikan dia kesempatan untuk berubah. Suatu saat dia akan menyadari kesalahannya.”

Dia tidak seoptimis istrinya. Tapi kalau tidak begini, apa yang bisa dia lakukan untuk membantu putranya ini?

“Kook, apa kau sedang menunggu Ayah?” Tuan Jeon menepuk bahu Jungkook lembut, lalu duduk di hadapannya.

“Aku ingin bicara dengan Ayah.”

Bicara?!” batin Tuan Jeon terkejut.

Itu lebih mengejutkan Tuan Jeon. Dia sempat berpikir putranya ini tidak akan berbicara lagi kepadanya selama sisa hidupnya.

“Baiklah. Sekarang? Atau, apa kita harus cari tempat lain agar bisa bicara dengan leluasa?” tanya Tuan Jeon bersemangat.

“Tidak. Disini saja.”

“Baiklah. Apa yang ingin kau bicarakan?”

“Aku ingin guru privat.” ucap Jungkook singkat.

“Apa? Apa aku tidak salah dengar?!” batin Tuan Jeon.

Baru semalam di meja makan dia mengajak Jungkook bicara tentang sekolah, tapi ditolak mentah-mentah. Mengapa dalam waktu yang begitu singkat…?

“Apa maksudmu?” Tuan Jeon ingin memperjelas maksud Jungkook.

“Aku ingin guru privat terbaik untuk membantuku dalam ujian masuk perguruan tinggi.” Jungkook memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin melihat wajah bahagia ayahnya.

“Kau ingin melanjutkan sekolah?” Tuan Jeon telah menunggu kesempatan ini selama dua tahun lebih.

“Hm.”

“Baik, akan Ayah persiapkan secepatnya. Akhirnya, kau sadar bahwa sekolah itu penting untuk masa depanmu…”

Jungkook menatap lekat-lekat sang ayah dengan pandangan dinginnya. Tatapannya membuat sang ayah menghentikan perkataannya.

“Ehem….tidak masalah kalau tahun ini tidak lulus ujian. Yang penting kau sudah mau memulainya. Tapi Ayah sangat yakin kau akan lulus ujian itu.”

“Aku ingin Jimin ikut belajar bersamaku.”

“Jimin?”

Tebakan istrinya benar. Jimin adalah senjata yang bisa membuat Jungkook mengubah sikapnya. Tuan Jeon benar-benar salut terhadap indra keenam wanita.

“Apa ada masalah?” Jungkook mengangkat sebelah alisnya sambil menatap ayahnya.

“Tidak.”

Only You [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang