Chapter 6

2K 300 30
                                    

Tandain typo yaaa😘 thank you

***

Drrrttt drrrttt

Suara nada dering dan getar ponsel nan nyaring sukses membangunkan sepasang manusia yang masih tertidur lelap sambil berpelukan. Keduanya memisahkan diri seraya mencoba bangun meski kepala masih terasa sedikit pening. Beberapa saat kemudian, mereka berdua sama-sama terdiam ketika menyadari ada sesuatu yang salah. Hingga mata Arden maupun Alena membelalak saat tahu kalau mereka sudah tidur seranjang, ditambah lagi saling berpelukan. Apalagi mereka sama-sama tidak mengenakan pakaian apa pun selain selimut tebal yang membungkus tubuh keduanya.

"Arden, kita...?"

Alena kehilangan kata-katanya saat melihat Arden yang juga sama bingung sepertinya. Keduanya masih sama-sama terdiam dan mengabaikan suara ponsel Arden yang masih saja berdering.

"Nggak mungkin! Kita nggak mungkin udah tidur bareng 'kan, Ar? Ini pasti salah 'kan?" tanya Alena yang masih terlalu syok. Ia melirik dirinya sendiri yang berada di balik selimut. Alena tercekat ketika menyadari dirinya tanpa busana dan tubuhnya dipenuhi banyak tanda merah.

Bagaimana bisa Alena tidur bersama sepupunya sendiri yang sudah memiliki kekasih? Apalagi ia baru saja memergoki kekasih brengseknya berselingkuh. Mengapa sekarang ia bisa terbangun di ranjang yang sama, bahkan tanpa busana bersama Arden? Astaga, rasanya Alena hampir gila.

"Arden, jawab gue, Ar! Lo nggak mungkin udah ngapa-ngapain gue 'kan? Semalam kita nggak ngapa-ngapain, 'kan, Ar?" tanya Alena seraya mengguncang bahu lelaki itu untuk menuntut penjelasan.

"Gu-gue nggak tau, Len. Gue juga nggak sadar sama apa yang udah terjadi. Tapi ... melihat situasi kamar ini, kayaknya kita emang udah," sahut Arden ikut tercekat. Pakaian mereka berdua berserakan di lantai. Ditambah lagi ada bungkus kondom dan kondomnya sendiri yang sudah berisi sperma.

"Sorry, Len. Gue beneran nggak sadar sama apa yang udah gue lakuin semalam," sahut Arden yang sama frustrasinya. Ini adalah kejadian tak teduga yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Tentu saja, Arden tak pernah berniat menyentuh wanita lain kecuali kekasihnya. Tapi ini apa? Ia malah menyentuh Alena?

"Ini gila!" komentar Alena yang Arden setujui. Mereka memang gila karena sudah dengan tanpa sengaja berhubungan badan. Bahkan keduanya sama sekali tidak mengingat yang semalam sudah terjadi.

Alih-alih menangis ketika sadar telah melakukannya dengan Arden, Alana malah mengacak rambutnya karena merasa sangat frustrasi. Bagaimana tidak frustrasi jika ia saja terbangun bersama sepupunya dalam keadaan polos? Jejak di tubuhnya juga membuktikan kalau mereka memang sudah melakukannya. Ya, nyeri di pangkal pahanya tak bisa menutupi perbuatan mereka semalan.

"Okey..." Alena menghela napas kemudian menghembuskannya. "Kita lupain apa yang udah kejadian. Anggap aja, semalam lo sama gue nggak pernah ngapa-ngapain. Lagian lo juga pakai pengaman 'kan, Ar? Jadi paling nggak, gue nggak bakal hamil anak lo. Yang terpenting Liora nggak boleh tau kalo kita udah nggak sengaja pernah begini," ujar Alena setelah berpikir beberapa saat. Nasi sudah menjadi bubur dan mereka tak bisa mengembalikan keadaan seperti awal. Ya, cukup mereka berdua yang tahu tentang hal ini. Jangan sampai ada orang yang tahu, apalagi Liora.

"Lo... yakin?" tanya Arden yang malah merasa tidak yakin. Bagaimana mereka bisa bersikap seperti biasanya? Kalau pada kenyataannya keduanya pernah berbagi kenikmatan walau sedang tidak sadar.

"Iya. Liora nggak boleh tau kalo kita udah pernah tidur bareng. Lagian, kita sama-sama nggak sadar pas semalam ngelakuinnya. Lo harus bersikap sebiasa mungkin dan nganggep nggak pernah terjadi apa-apa," sahut Alena seraya menghela napas beratnya lagi. Ia benar-benar tertekan kala mendapati telah tidur bersama Arden. Alena bukan selingkuhan dan tak ingin jika dituduh begitu. Apalagi oleh Liora sendiri.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang