Chapter 10

1.4K 300 100
                                        

Thank you buat 200+ vote dan 50+ komentarnya. Part ini juga harus segitu ya sebelum up part besoknya😘🥰

***

"Aku mau nikah sama kamu, Yang. Sekarang aku udah siap," ujar Liora seraya menyentuh tangan Arden lalu menyenderkan wajahnya di bahu sang kekasih. Liora tersenyum manis untuk kekasihnya itu. Sementara Arden tanpa sadar sudah menegang.

"Ka-kamu serius?"

"Heem. Aku itu berutung banget bisa punya kamu. Kamu tulus sayang dan cinta sama aku. Aku nggak mau aja kalo sampai kamu diambil orang. Kamu lebih penting daripada karierku, Yang. Maafin keegoisanku ya?"

Diambil orang? Arden baru tahu kalau Liora bisa berpikiran seperti itu. Selama ini Liora begitu percaya diri kalau tidak ada siapa pun yang bisa merebut perhatian dan cintanya. Tapi sekarang, Liora bahkan takut jika dirinya diambil orang. Apa jangan-jangan Liora punya firasat tentangnya dan Alena yang sebentar lagi akan memiliki anak?

"Aku udah maafin kamu. Maafin aku juga ya?" sahut Arden seraya mendekatkan wajah mereka hingga hidung saling bersentuhan. Arden tersenyum ketika Liora mengangguk. Entah apa jadinya jika kekasihnya itu tahu kalau dirinya sudah pernah menyentuh Alena. Bahkan sekarang sepupunya tengah hamil darah dagingnya. "Aku juga sayang dan cinta banget sama kamu, Sayang. Cuma kamu," tambah Arden lagi. Ia memiringkan wajah kemudian mengecup lembut bibir Liora.

Mereka berciuman dengan penuh cinta dan kelembutan. Liora bahkan telah melingkarkan tangannya di bahu Arden. Bibirnya meladeni setiap hisapan dan lumatan yang kekasihnya lakukan. Hingga kemudian ia terpekik kecil kala Arden menggendongnya ke kamar yang biasa mereka gunakan untuk memadu kasih.

"I love you."

Liora memejamkan mata seraya meremas rambut Arden ketika laki-laki itu sudah mulai mencium lehernya. Kepalanya terdongak ke atas untuk memudahkan aksi sang kekasih. Kemudian tangannya berpindah ke dada dan berusaha melepaskan pakaian yang melekat di tubuh Arden. Tidak hanya Liora, Arden pun juga ikut melucuti pakaian kekasihnya.

Arden membuai Liora dengan sentuhannya. Saat ini pun ia tengah mendorong miliknya untuk memasuki Liora. Kekasihnya itu sempat memekik tertahan kemudian tersenyum kala dirinya sudah bergerak teratur. Selalu saja Arden dibuat ketagihan ketika sudah berada di dalam Liora begini.

"Nikmat banget kamu, Sayanghh aakkhh," erang Arden seraya terus mendorong lalu menarik dirinya kembali. Begitu berulang kali. Kaki Liora yang menjepit pinggangnya membuatnya merasa kian di atas awan. Apalagi kekasihnya itu membusungkan dadanya yang langsung Arden lahap mengggunakan mulut.

"Setelah kita nikah kamu nggak perlu pake kondom lagi, Yang. Kamu juga bisa bikin aku hamil," ucap Liora disertai senyuman manis sambil membelai pipi Arden. Kemudian ia menyentuhkan bibir mereka kembali saat bibir kekasihnya itu sudah terlepas dari puncak payudaranya.

Deg.

Arden mematung karena teringat kalau saat ini Alena tengah hamil anaknya. Bagaimana bisa ia bersenang-senang bersama Liora di saat Alena tengah mengandung benihnya? Benar-benar brengsek sekali dirinya.

"Sayang... Kamu kok diem aja? Kamu nggak senang ya?" tanya Liora dengan bibir yang sudah cemberut. Arden merasa bersalah saat mendengar pertanyaan Liora. Ia pun menggelengkan kepala kemudian mengecup singkat bibir wanita pujaannya itu.

"Nggak kok, Sayang. Aku malah ngerasa senang banget, karena kamu udah mau nikah sama aku," sahut Arden seraya mengukir senyum.

"Kirain nggak senang. Ya udah, lanjutin napa. Masa punya kamu didiemin aja kayak begini?Nggak enak tau, Yang," bisik Liora menggoda yang membuat Arden terkekeh. Mereka pun kembali bercumbu dengan pikiran Arden yang sesekali tertuju pada Alena.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang