Chapter 20

1.2K 269 45
                                    

Arden berusaha menyadarkan Alena dengan menepuk pelan pipinya. Ia juga menciumkan aroma minyak kayu putih ke hidung wanita itu. Mendapati Alena yang tak kunjung sadar, Arden berinisiatif langsung memberi Alena napas buatan.

Aksinya membuahkan hasil karena beberapa waktu kemudian, Alena mulai membuka mata. Wanita itu menatap sekeliling kamar dengan kening berkerut seolah mencari-cari sesuatu.

"Ar. Kakek beneran tau soal kita?" tanyanya risau. Jika kakeknya sudah tahu, otomatis keluarga mereka yang lain pun akan tahu. Begitu juga halnya dengan Liora. Padahal pernikahan Arden dengan wanita itu tinggal sebentar lagi.

"Iya, Len. Maafin gue"

"Ya Tuhan... Ini semua salah lo. Lagian kenapa lo mesti nyium gue? Kenapa lo ngelakuin itu sih, Ar?" tanya Alena lirih seraya memukul dada Arden. Andai saja Arden tak datang, andai lelaki itu tidak menciumnya, mungkin semuanya tak akan begini kejadiannya.

"Maafin gue. Ini semua emang salah gue," sahut Arden seraya meraih tangan Alena lantas membawa wanita itu ke pelukannya. Namun, Alena langsung menjauh saat sang kakek menghampiri ke kamarnya.

"Jelasin sama Kakek, kenapa bisa kalian kayak gini? Sejak kapan juga kalian ada hubungan?" tanya Diaz meminta penjelasan.

"Alena sama Arden nggak ada hubungan apa-apa, Kek. Kami ngelakuinnya pas nggak sadar gara-gara pengaruh alkohol," sahut Alena jujur.

"Terus kenapa kalian nggak pernah jujur soal ini? Kenapa kalian menutupinya?"

"Alena nggak mau bikin kacau, Kek. Keluarga kita bisa berantakan kalo tau yang sebenarnya. Apalagi sekarang Liora juga lagi hamil. Alena mohon, tolong jangan ngasih tau yang lain ya, Kek. Biar aja kayak gini. Alena nggak sanggup kalo sampai Mama, Papa, Om, Tante, Nenek, bahkan Liora dan keluarganya tau kalo Alena hamil anak Arden," mohon Alena.

Diaz mengusap wajahnya kasar. Tak pernah dirinya duga kalau cucu-cucunya pernah berhubungan badan sebelumnya. Bahkan ia akan mendapat cicit dari mereka. Diaz sadar kalau Arden dan Alena tidak ada hubungan darah. Mereka bisa menikah untuk mempertanggungjawabkan semua ini. Tapi masalahnya Arden sudah memiliki calon istri yang juga sedang hamil.

"Maafin Arden, Kek. Arden udah jadi laki-laki paling brengsek. Arden pacaran di luar batas sama Liora. Arden juga nggak sengaja nyentuh Alena. Bahkan sekarang Alena dan Liora sama-sama hamil anak Arden. Arden nggak tau mesti gimana," ujar Arden setelah menjatuhkan diri di hadapan kakeknya. Ia bersimpuh untuk memohon ampunan pada kakeknya itu.

Diaz ikut merasa dilema. Ia juga bingung harus memberi masukan seperti apa kalau sudah begini kejadiannya. Apa yang Arden lakukan cukup fatal hingga membuat dua wanita hamil bersamaan.

"Tolong, jangan kasih tau soal ini sama siapa pun, Kek. Alena nggak mau kalo sampai hal ini terungkap," ujar Alena yang juga ikut bersimpuh di depan kaki kakeknya.

"Tapi, Lena. Sekarang kamu lagi hamil. Arden harus bertanggung jawab sama kamu," sahut Diaz yang dibalas gelengan kepala oleh Alena.

"Arden nggak harus bertanggung jawab sama Alena, karena dia nggak salah. Arden nggak sengaja pas nyentuh dan ngehamilin Alena. Lagian Arden sudah punya Liora, Kek. Arden nggak mungkin nikahin Alena juga."

"Tapi kenapa kalian bisa sampai ciuman kayak tadi? Kalian yakin nggak ada hubungan apa pun?"

"Itu-"

"Arden yang salah karena udah nyium Alena duluan, Kek. Arden mau bertanggung jawab. Tapi Arden nggak tau mesti gimana."

Lagi, Diaz mengusap wajahnya kasar. Menurutnya Arden tetaplah harus bertanggung jawab pada Alena dan juga Liora.

"Apa kamu bisa berbuat adil kalo nikahin Liora sekaligus sama Alena, Ar?" tanya Diaz cukup pelan.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang