Chapter 4

1.9K 322 52
                                    

"Cowok lo baru berangkat hari ini juga? Atau emang udah ada di Bali?" tanya Arden ketika ia dan Alena memasuki pesawat. Setelah berpikir beberapa waktu, keduanya pun memutuskan berangkat ke Bali bersama agar bisa memberi kejutan untuk kekasih masing-masing. Alena yang ingin menemui kekasihnya, dan begitu pula halnya dengan Arden yang ingin bertemu Liora.

"Dia nggak berangkat hari ini kok. Dia udah ada di sana dari minggu lalu. Soalnya ada kerjaan gitu. Yang ngasih tiket ini pun bukan dia langsung, tapi temennya," sahut Alena yang diangguki Arden.

Perjalanan ke Bali mereka isi dengan saling mengobrol agar mengurangi kebosanan. Hingga kemudian Alena menguap dan malah menyenderkan kepalanya di bahu Arden. Lelaki itu tentu saja sempat mengernyitkan keningnya.

"Pinjem bahu lo bentar. Gue ngantuk gara-gara begadang ngerjain laporan sebelum ngambil cuti. Nanti bangunin kalo udah sampai," ujar Alena yang membuat Arden terkekeh kemudian mengacak rambut sepupunya itu.

Begitu pesawat ingin mendarat, Arden pun membangunkan Alena. Hingga beberapa saat kemudian mereka telah tiba di Bandara Ngurah Rai Bali.

"Lo beneran langsung nyamperin cowok lo? Nggak mau ikut gue nyari hotel dulu?"

"Iya, langsung aja. Lagian buat apaan gue nyari hotel? Toh nanti sama cowok gue," kekeh Alena seraya mengedipkan matanya.

"Jadi ... lo sama cowok lo, udah pernah making love juga nih?" tanya Arden cukup pelan karena merasa penasaran.

"Penah making love juga?" tanya Alena dengan alis berkerut bingung. "Jadi lo ngakuin kalo udah pernah main sama Liora nih? Gila, berani juga sepupu gue," tambahnya seraya menepuk bahu Arden disertai senyuman takjubnya. "Gue pikir omongan kalian di telpon kemarin bercandaan doang. Ternyata beneran ya?"

"Oh shit, Len! Lo ngejebak gue?"

"Ngejebak apaan? Makanya, kalo mau nanya tuh dipikir lagi kalimatnya, sepupuku sayang. Salah sendiri buka kartu. Bukannya tau tentang gue, malah lo yang bocorin aib," kekeh Alena lagi. Ya, salah Arden sendiri yang salah memilih kata-kata untuk bertanya. Bukannya mengetahui tentangnya, tapi sepupunya itu malah memberitahu rahasianya.

"Sialan lo!"

"Udah sana lo samperin Liora. Siapa tau dapat jatah," cibir Alena yang sontak saja membuat Arden menoyor dahinya seperti kebiasaannya yang sudah-sudah.

"Iya, bawel. Lo juga buruan sana. Mau gue anterin nggak?"

"Nggaklah. Repot kalo lo mesti nganterin gue dulu. Mending lo temuin Liora aja langsung. Have fun ya," ujar Alena seraya melambaikan tangannya pada Arden. Setelah itu pun, ia memasuki taksi yang akan membawanya menemui sang kekasih.

"Lo juga have fun ngerayain annive-nya."

Mereka berpisah karena tujuan yang berbeda. Sebelum menemui Liora, Arden pun menuju salah satu hotel terdekat untuk memesan kamar terlebih dahulu.

Setibanya di kamar yang sudah dipesan, Arden meletakkan barang-barangnya. Kemudian ia meraih ponsel yang tadi sengaja diatur mode pesawat. Begitu ponselnya sudah aktif kembali, tidak dirinya dapati pesan dari Liora. Sepertinya kekasihnya itu memang sangat sibuk.

Arden lebih dulu mengirimkan pesan pada Liora untuk bertanya di mana keberadaan kekasihnya itu. Tak lama kemudian ia dapati balasan dari sang kekasih.

Aku lagi syuting di luar, Sayang. Nanti malam baru syuting di penginapan.

Begitu tahu Liora sedang memegang ponsel, ia pun langsung meneleponnya agar bisa mendengar suara sang kekasih hati.

"Halo, Yang... Maaf banget, kita nggak bisa telponan sekarang. Aku masih ada take habis ini. Nanti aku telpon kamu lagi ya, Sayang. Love you, Sayangku."

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang