Chapter 25

1.2K 278 60
                                        

Alena terbangun dari tidur lelapnya ketika hari masih cukup pagi. Keningnya mengernyit kala menyadari kalau dirinya tidak tidur sendirian. Apalagi ada sebuah tangan kekar pria yang sedang memeluk perutnya posesif dari belakang.

Bayangan akan kejadian dua bulan yang lalu hadir dan membuat Alena ketakutan. Ia takut kalau-kalau dirinya sudah melakukannya lagi dengan pria yang tak dikenal. Namun, ia bisa bernapas lega ketika mendapati pakaiannya masih terpasang utuh. Ditambah lagi, Alena berada di kamarnya.

Kepala Alena menoleh ke samping untuk melihat siapa yang sudah tidur bersamanya. Matanya pun membulat ketika menemukan kehadiran Arden di sebelahnya. Sejak kapan lelaki itu menyelinap ke kamarnya dan bukannya pergi bulan madu bersama Liora?

"Arden... Bangun, Ar," ujar Alena seraya membangunkan pria itu. Perlahan-lahan mata Arden terbuka dan menatap Alena. "Lo kenapa bisa ada di sini?" tanya Alena penuh kebingungan.

Baru tiga hari Arden pergi berbulan madu dengan Liora dari jadwal yang seharusnya seminggu. Mengapa lelaki itu sudah kembali dan malah ada di kamarnya seperti ini?

"Oh, semalam gue sama Liora pulang karena dia ada kerjaan mendadak," sahut Arden seadanya.

"Terus kenapa lo ke sini? Bahkan tidur di kamar gue? Lo punya kamar sendiri 'kan di sini?" tanya Alena beruntun.

"Kakek yang nyuruh gue tidur di sini. Lagian lo juga udah jadi istri gue. Nggak apa-apa 'kan kalo gue tidur sama lo? Nggak gue apa-apain juga."

Alena mencoba berontak kala Arden kembali memeluknya. Tetapi Arden tak membiarkan Alena lepas dan malah membawanya kembali berbaring. "Gue masih ngantuk, Len. Temenin gue tidur dulu," pinta Arden. Ia menyenderkan wajahnya di lekukan leher Alena hingga bisa membuat tubuh sang istri meremang karena merasakan terpaan napas hangatnya.

"Kalo ngantuk tuh ya tidur. Nggak usah modus mau meluk gue segala. Dasar ya lo, sama aja kayak cowok nakal di luar sana," cibir Alena jengah dan masih berusaha melepaskan diri dari pelukan Arden.

"Lo udah jadi istri gue kali, Len. Gue tidurin lo pun sah-sah aja. Diem dulu kalo nggak mau beneran gue apa-apain," sahut Arden yang membuat Alena melotot horor dan langsung membenarkan selimutnya. Sekarang ini Alena hanya mengenakan pakaian santai yang terbilang pendek, jangan sampai Arden tergoda padanya.

"Ngomong-ngomong, lo cantik deh."

Sepertinya Arden memang mengantuk hingga bisa menggombalinya. Cantik apanya saat dirinya baru saja bangun tidur?

"Nggak usah ngegombal! Tidur ya tidur aja!"

"Iya bawel!"

Chup

Alena terlalu speechless saat Arden mencium bibirnya dan tak langsung melepaskan. Lelaki itu malah mengecup dan melumat bibirnya dengan gerakan lembut. Bahkan Arden menggigit kecil bibir bawahnya agar dirinya membuka mulut. Astaga, mereka baru bangun tidur dan bisa-bisanya berciuman?

"Ar, udahh," lirih Alena berusaha melepaskan ciuman sang suami. Alena tak sadar sejak kapan Arden sudah berada di atasnya dan tengah menindih dirinya.

"Sebentar aja, Len," sahut Arden seraya memindahkan ciumannya menuju leher Alena. Sementara tangannya sudah meremas lembut bukit kembar milik wanita itu yang rupanya tak memakai dalaman. Sebab, Arden bisa merasakan betapa lembut dan kenyalnya payudara Alena meski meremas dari luar pakaian yang dikenakan sang istri.

"Lo nggak mungkin, kalo nggak dapat jatah dari Liora 'kan, Ar? Ngapain lo giniin gue juga?" tanya Alena seraya berusaha kuat untuk menahan suara desahan karena perbuatan Arden. Ia harus tetap teguh pendirian untuk menjaga jarak dari Arden. Bukannya malah pasrah saat dicumbu lelaki itu.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang