Chapter 14

1.3K 285 84
                                        

Tangan Liora gemetar ketika mendapati dua garis merah pada test pack yang baru saja dicobanya. Ia benar-benar tak menyangka kalau rupanya sedang hamil sungguhan. Di perutnya kini terdapat nyawa lain hasil buah cintanya bersama sang kekasih.

Liora pasti akan merasa sangat senang jika mendapati dirinya hamil setelah menikah dengan Arden. Tapi jika sekarang, yang ada orang tua mereka akan sangat terkejut kala tahu dirinya sedang hamil. Alhasil, kelakuan nakalnya bersama Arden selama ini akan terbongkar.

Mereka sudah berencana menutup rapat soal ini. Keduanya akan tetap terlihat menjadi anak baik hingga nanti tiba saatnya menikah dan punya anak. Tapi kalau begini ceritanya, orang tua mereka pasti akan tahu.

"Ya ampun," lirih Liora gusar. Ia bingung harus bagaimana. Kendatipun sebentar lagi akan menikah dengan Arden, tapi tetap saja Liora merasa panik saat mengetahui kehamilannya ini. Liora tak bisa membayangkan apa yang akan Arden dapat dari orang tuanya jika hal ini diketahui oleh mereka. Disembunyikan pun percuma karena lambat laun orang tua mereka pasti akan tau.

Dengan tangan yang masih gemetar, Liora meraih ponsel guna menghubungi Alena. Sebab, hanya wanita itulah yang tahu kemungkinan dirinya sedang hamil. "Halo, Len. Gue beneran positif," ujar Liora yang langsung memberi tahu kala sambungan mereka terhubung.

"Serius?"

"Gue udah nyoba dua kali. Hasilnya tetap sama. Gue mesti apa, Len?"

"Lo harus tenang, oke. Jangan panik. Lagian lo sama Arden bentar lagi nikah kok. Nggak apa-apalah kalo ngisi duluan," sahut Alena di seberang sana.

"Gue nggak bisa ngebayangin gimana reaksi orang tua kami kalo tau soal ini, Len."

"Apalagi kalo kalian tau, gue juga hamil anak Arden, Ra. Pasti semuanya makin kacau. Makanya gue milih diam aja buat nutupin semuanya," batin Alena berbicara.

"Mereka mungkin akan terkejut, tapi nggak akan nolak anak lo, Ra. Apalagi Arden bakal tanggung jawab. Lo harus tenang ya."

Kehamilan Alena juga diterima oleh keluarga walau tidak tahu siapa pelakunya. Namun,  akan menjadi lain ceritanya kalau kenyataan tentang siapa ayah dari janin yang ada dalam kandungannya terbongkar. Semuanya tak akan sama seperti ini lagi jika hal itu terjadi.

"Iya, Len. Thanks ya."

"Sama-sama."

Alena tak begitu tekejut lagi saat tahu kalau Liora memang benar hamil. Ia sudah sempat menduganya kala mendapati Liora mual-mual tadi malam. Lagi pula Liora dan Arden sudah berpacaran sejak lama. Melakukannya pun atas dasar suka sama suka. Bukan malah sepertinya yang hamil karena sudah tanpa sadar berhubungan badan dengan Arden sewaktu mabuk.

Setelah sambungan teleponnya bersama Alena terputus, Liora pun membenarkan riasannya kemudian langsung keluar dari toilet. Sengaja dibuangnya test pack miliknya tadi agar tidak ada yang tahu perihal kehamilannya. Untuk sementara waktu biarlah ia menyembunyikan ini dari para orang tua. Kalau perlu, mereka tahu saat Liora dan Arden sudah menikah saja.

Menghirup napas lalu menghembuskannya secara perlahan. Itulah yang Liora lakukan saat keluar dari toilet untuk kembali bekerja. Ia mendapatkan banyak ucapan selamat dari beberapa rekannya atas pertunangannya dan Arden tadi malam.

Menikah, berhubungan suami istri, kemudian memiliki anak, itulah rute yang seharusnya. Namun, yang terjadi pada Liora dan Arden malah kebalikannya. Mereka sudah sering berhubungan badan hingga sekarang ini Liora hamil, walaupun sebentar lagi keduanya akan menikah.

Sama seperti Liora yang masih dilanda resah dan gelisah, Arden pun merasakan hal yang serupa karena semalam tak bisa tidur dengan lelap. Ia memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi jika Liora benar-benar hamil. Masalahnya dan Alena saja belum ada titik temu dan pencerahan, tapi kini Liora malah berkemungkinan hamil. Arden takut tak bisa berbuat adil pada anak-anaknya. Apalagi dirinya akan menikahi Liora, sementara Alena tidak. Akan sangat tidak adil untuk anaknya yang ada dalam kandungan Alena.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang