Chapter 16

1.4K 289 55
                                    

Masalah demi masalah terasa bertubi-tubi menghampiri Arden. Mulai dari hubungan satu malam yang tak sengaja dirinya lakukan bersama Alena dan menyebabkan wanita itu hamil anaknya, kemudian disusul oleh Liora yang ternyata juga sedang hamil, sekarang malah ditambah dengan perbuatannya dan Liora yang tersebar di media mengingat calon istri dan ibu dari anaknya itu adalah publik figur. Beruntungnya orang tua mereka sudah tahu lebih dulu mengenai perbuatannya itu. Kalau saja tidak, Arden yakin kalau orang tua mereka akan sangat terkejut atau malah jantungan saat mendengar mendengar berita itu.

Sebelumnya Arden tak pernah menduga kalau akan begini ceritanya. Hidupnya terasa kacau, pikirannya pun tak lagi tenang setelah mendapati dirinya pernah meniduri Alena hingga sepupunya itu hamil. Andai Alena tidak terlibat dalam kisah cintanya bersama Liora, mungkin Arden tak akan merasa sekacau ini. Tapi nyatanya Alena tanpa sengaja sudah terlibat karena wanita itu sedang hamil anaknya.

Arden tidak pernah menyalahkan Alena, ia tahu kalau wanita itu pun pasti tak ingin ada di antara dirinya dan Liora. Bahkan Alena berniat menggugurkan janin yang ada dalam kandungannya jika saja tidak dipergoki oleh papanya. Arden menyayangi Alena dan calon anak mereka. Begitu pula halnya dengan Liora, ia mencintai kekasihnya itu lengkap dengan calon anak mereka juga.

Rasanya sulit dipercaya jika sekitar delapan bulan mendatang Arden akan langsung memiliki dua orang anak dari wanita yang berbeda. Salah satunya adalah kekasihnya sendiri yang memang akan segera dirinya nikahi, sedangkan yang satunya lagi adalah sepupu tanpa ikatan darah dengannya.

Sama seperti halnya yang akan dirinya lakukan pada Liora, sebenarnya Arden ingin bertanggung jawab pada Alena juga. Ia ingin menemani wanita itu merawat anak mereka kelak. Arden ingin mengakui dan diakui oleh anaknya sebagai seorang ayah. Tapi apa yang bisa dirinya lakukan? Tidak mungkin kalau dirinya menikahi kedua wanita itu 'kan?

Mengacak rambutnya karena merasa kian frustrasi, setiap malam selalu saja Arden terjaga karena memikirkan persoalan yang seakan tak pernah ada habisnya. Rahasianya bersama Liora memang sudah terungkap dan semuanya baik-baik saja, tapi dirinya belum bisa merasa lega. Rasanya Arden ingin mengutarakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Alena agar bisa mendapat ketenangan seperti dulu. Tapi pertanyaannya, apakah ia bisa merasa tenang jika sudah membongkar semuanya? Sebab, inti permasalahan yang paling serius ada pada dirinya dan Alena.

Keluarga mereka jelas akan sangat terkejut jika tahu yang sebenarnya kalau Alena hamil anak Arden. Bayangkan saja, Arden sudah menghamili Alena yang merupakan anak dari istri Omnya. Andai ia laki-laki single, mungkin masalahnya tidak serumit ini. Yang ikut menjadi masalah adalah, Arden merupakan kekasih dari anak sahabat orang tuanya sendiri. Bahkan kekasihnya pun sedang hamil. Astaga, betapa brengsek dirinya!

Arden tak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarganya yang harmonis jika semua ini terungkap. Jangan sampai karena ulahnya dan Alena yang bahkan tidak disengaja malah membuat keluarga mereka retak. Arden tak ingin seperti itu.

Ddrrrtt ddrrrrtt

Meraih ponsel, Arden mengernyitkan kening ketika mendapati telepon masuk dari Liora. Mengapa kekasihnya itu belum tidur padahal sudah tengah malam begini? Sebab, jam dinding lagi-lagi menunjukkan pukul satu dini hari.

"Halo. Kenapa, Sayang? Kok belum tidur?" tanya Arden langsung.

"Aku tadi udah tidur, terus kebangun, Yang. Kamu kok cepat amat nerima telponku? Kamu belum tidur?"

"U-udah kok. Aku juga kebangun tadi," sahut Arden sengaja berbohong. Liora pasti akan bertanya-tanya jika tahu dirinya belum juga tidur.

"Oh gitu."

"Iya. Kenapa kamu nelpon aku malam-malam, hm?" tanya Arden lembut.

"A-aku lapar, Yang. Anak kita lagi pengen makan nasi goreng kayaknya."

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang