Chapter 22

1.2K 263 47
                                    

Hari ini upnya pagi yaaa...

Oh ya, non islam gak boleh punya istri 2 ya? Aku kelupaan riset bagian sana. Dikirain sama aja pada boleh. Jadi anggap aja di cerita ini boleh 🤣🤣🙏

Cerita ini juga udah terbit ebook di Google Play store dan PDF di Karyakarsa. Jadi apa pun komen kalian, nggak akan merubah apa-apa 🤭 Karena kalo masih belum selesai ceritanya, aku bakal pusing ngeliat komen yang mau begini begitu. Jadi biar fokus sesuai jalan alurku. Hahaha 🤣🤣

Happy reading

***

Liora menangis terisak dalam pelukan Anya. Wanita itu merasa sedih, sakit hati, dan juga kecewa karena mengetahui kalau kekasih yang merupakan calon suaminya ternyata sudah menghamili Alena. Kemarin-kemarin dirinya merasa kasihan pada Alena yang tengah hamil dan tak tahu siapa pelakunya. Tetapi sekarang malah dirinya yang layak dikasihani karena telah dibodohi oleh wanita itu dan kekasihnya sendiri.

"Aku minta maaf sama kamu. Aku nggak pernah ada niatan buat nyakitin kamu karena semuanya terjadi begitu aja. Aku sadar kalo aku nggak tau diri, tapi Alena juga membutuhkan pertanggungjawaban dariku. Aku nggak mau kalo sampai anakku lahir tanpa status Papa yang jelas dan nanti malah dicaci semua orang. Aku harap kamu ngerti," ucap Arden seraya menatap Liora yang masih saja menangis. Lelaki itu mengusap wajahnya karena sudah menyakiti wanita yang sangat dicintainya.

"Arden benar, dia memang harus bertanggung jawab buat Alena, terlepas dari mereka melakukannya secara sadar atau nggak, karena sekarang Alena sedang hamil. Lagi pula mereka juga bukan sepupu sedarah dan memang boleh menikah. Kami nggak mau kalo Alena menjalani kehamilannya seorang diri," ujar Raihan ikut buka suara.

"Jadi maksudnya kalian mengizinkan Arden menikahi Liora sekaligus Alena. Begitu?" tanya Gara tak habis pikir.

"Nggak ada pilihan lain karena baik Liora maupun Alena sama-sama sedang hamil. Arden harus bertanggung jawab pada mereka berdua dan wajib berbuat adil."

Gara mengusap wajahnya dengan gerakan kasar. Ia membantin dalam hati dan bertanya-tanya apakah karma untuknya belum cukup? Anaknya dulu pernah dikucilkan oleh teman-teman sekolahnya karena mereka tahu kalau Anya pernah menjadi selingkuhannya. Liora juga hamil di luar nikah seperti istrinya dulu. Dan sekarang, Liora malah ingin diduakan bahkan sebelum pernah menjadi yang pertama dan satu-satunya untuk Arden?

"Aku nggak mau dimadu! Aku nggak mau berbagi! Apalagi sama dia!" jerit Liora penuh luka. Mana ada wanita yang rela berbagi suami? Perasaan wanita mana yang bisa ikhlas jika lelakinya harus menikahi wanita lain?

"Liora, tenangkan diri kamu, Sayang. Kamu lagi hamil," ujar Anya lirih. Ia pun ikut sakit karena melihat anaknya seperti ini. Anya tak pernah menduga kalau ternyata kisah cinta anaknya malah lebih rumit.

"Liora, aku mohon kamu mengerti, Sayang. Aku memang harus nikahin Alena juga, karena dia sedang hamil anakku. Aku nggak bisa ngebayangin kalo anakku yang ada dalam kandungan Alena menderita pas udah lahir nanti," bujuk Arden. Ia meraih dan menggenggam tangan Liora. Kemudian dibawanya wanita itu ke dalam pelukannya.

"Kamu jahat! Kamu sudah nyakitin aku! Kamu selingkuh 'kan sama dia?" racau Liora sambil memukuli dada Arden. Arden pun membiarkan saja Liora meluapkan kemarahan dan kekecewaannya.

"Kami nggak pernah selingkuh. Kamu harus percaya kalo cintaku tulus buat kamu."

Liora masih saja terisak dalam pelukan Arden. Ia merasa sangat kecewa pada lelaki itu. "Oke, kamu boleh nikahin dia. Tapi nggak boleh nganggep dia sebagai istri yang sesungguhnya. Kalian cuma nikah status dan setelah itu kamu sama aku. Gimana?" tanya Liora terdengar egois. Namun, ia hanya berusaha mempertahankan apa yang harusnya menjadi miliknya.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang