"Bubuk cokelat ada di laci bawah." Suara wanita terdengar menginterupsi di sela-sela keheningan yang tercipta di dalam tempat yang dirinya pijaki saat ini.
Rembulan menggantung apik di atas sana, ditemani oleh beberapa kartika yang tampak apik bersinar di atas cakrawala yang gulita. Tiupan sang bayu berhembus pelan, meruntuhkan beberapa dedaunan kering yang semula menempel pada ranting pohon kini jatuh berserakan bersama tumpukannya yang lain di atas tanah atau beberapa daun yang lain mencoba untuk runtuh tanpa menjatuhi tumpukan yang lain, membuat tumpukan yang baru hingga membuat lingkungan tampak berantakan.
"Ternyata hubungan mereka terjalin sungguhan."
Wanita yang tengah menyusun bermacam barang yang ada dalam kantung belanjaannya hingga isi di dalamnya berkurang itu menoleh singkat ke arah pria yang terduduk di kursi makan dengan cangkir cokelat panas yang tergeletak di atas meja di depannya. "Siapa?"
"Jiya. Memang siapa lagi?"
Soora menghela napas, beralih berdiri dari duduknya di atas lantai dengan kedua tangannya yang menyentuh pinggiran meja kompor di belakangnya. "Can't forget it?"
Taehyung turut menghela napas, jemari telunjuknya menyentuh pinggiran piring yang menjadi alas cangkirnya. "Aku mengira bahwa dirinya hanya bergurau, ternyata sungguhan."
Soora merotasikan matanya jengah dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang merapikan barang belanjaannya di tempat masing-masing. Memenuhi laci dan rak dapur pria Kim itu yang semula sempat nyaris kosong.
"Diriku melihat dirinya tertawa bersama pria itu, bahkan seharusnya Jiya tidak semudah itu tertawa bersama seseorang yang baru dikenalnya."
Soora kembali menghela napasnya yang terdengar kuat. "Itu wajar, pria itu adalah kekasihnya dan gadis itu merasa bahagia berada di dekat orang terkasih."
Taehyung menatap cangkir cokelat panas yang isinya tersisa setengah dengan sendu. "Kau benar, dirinya bahagia." Taehyung bergumam yang hanya di dengar oleh rungunya sendiri.
Berpikir tentang jalan hidup manusia yang dipenuhi tentang kisah-kisah, agaknya manusia tak berbeda jauh dengan tumpukan dedaunan di luar sana. Tetap bersama seraya menimbun segala kisah beragam rasa atau memulai kembali dengan seseorang yang berbeda.
Keadaan hening sebelum Soora bersuara seraya telapak tangannya yang menggenggam sebuah amplop. Mendekat ke arah Taehyung yang masih diam dengan pemikirannya.
"Paman mengamanahkan ini padaku untuk diberikan kepada dirimu." Soora menyodorkan amplop yang dirinya ambil dari dalam tas kecil yang sedari awal menggantung apik pada bahunya.
"Apa ini?"
"Mana diriku tahu."
Taehyung mengambil alih amplop itu, membukanya dan mengeluarkan isinya. Membaca setiap kata yang tertera. Membuat pria itu berdesis seraya netranya yang memejam. Jemarinya meremas kertas dalam genggamannya kuat hingga membentuk lipatan-lipatan kusut hingga memperburuk rupanya.
"Paman juga meminta diriku untuk menyampaikannya ini padamu." Taehyung membuka netranya dengan tatapan yang menatap lurus kertas yang terlipat tak beraturan. Dalam diamnya menunggu sang dara yang tengah menjeda aksaranya untuk melanjutkan untaian katanya. "Dirimu tidak bisa menentang keputusan Paman kali ini, suka atau tidak suka."
Soora beranjak dari dekat tempat Taehyung berdiam diri, meraih kantong kertas belanjaannya yang telah kosong. Menghentikan langkahnya sejenak ketika kembali di dalam jarak jangkauan pria Kim yang kini tengah terdiam dengan isi pikirannya yang berantakan. "Aku pulang."
Suara pintu yang tertutup membuat Taehyung memukul kuat meja di depannya hingga terdengar hentakan cangkir yang isinya tak lagi mengeluarkan uap panas. Geliginya bergemeletuk dengan netra yang memejam kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS REGRET
General Fiction[COMPLETED] Tentang dia dengan perasaannya dan juga tentang aku dan segala keputusanku. Tak ada yang salah, semua hanya ingin menyelamatkan. Menyelamatkan hati, namun juga hubungan. [Cast: Kim Taehyung, Park Jihye.] Publish : 2020.07.12 Finish...