07. Denial

339 75 10
                                    

Angin terasa sedikit lebih kencang hingga menerbangkan beberapa daun kering yang berserakan di atas tanah berumput ini. Beberapa rumputnya tampak tinggi juga tanaman menjalarnya yang nampak menjalari dinding pembatas di taman belakang sekolah yang tak lagi terpakai. Terbengkalai. Tak terurus. Tempat untuk kedua kalinya aku singgahi bersama pria di depanku ini.

Angin yang masih berhembus itu agaknya tak berpengaruh bagi kami yang kini tengah berdiri saling berhadapan dengan tanganku yang saling bersedekap dengan tampang yang aku buat apatis. Tak ingin mendengarkan ucapan pria yang menurutnya omong kosong untuk didengar oleh rungu.

Terlalu banyak bicara dan aku benci itu. Taehyung pengecualian.

"Apa yang membuatmu untuk menolakku?"

Terdengar tak percaya pun pertanyaannya seperti menuntut untuk dijawab. Napasnya terdengar sedikit memburu dengan alisnya yang hampir menyatu. Aku kembali menghembuskannya napas, jengah juga jika harus kembali meladeni pria yang tingginya melebihiku.

"Karena kau bukan tipeku."

Kulihat pria di hadapanku ini terkekeh dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas seolah meremehkan perkataanku barusan. Netranya kembali menatapku setelah sebelumnya ia alihkan pandangannya.

Lalu setelahnya ia kembali bersuara dengan aksara yang berhasil membuatku semakin jengah terhadapnya pun nada yang dilontarkan terdengar pongah pun angkuh.

"Bukan tipemu kau bilang?" Ia menjeda dengan kekehan kecil yang terdengar. "Apa yang kurang dariku? Aku tampan, keluargaku juga terpandang dan aku mapan. Seluruh sekolah juga mengenalku. Apa yang kurang dariku? Aku juga—" Kemudian pria di depanku ini terlihat menahan aksara yang akan terlontar dengan raut wajah yang berubah bersamaan dengan jeda yang ia ciptakan. Alisnya naik satu dan memandangku sinis setengah meremehkan hingga membuatku menatapnya heran. Semakin tak mengerti lagi apa maksud ucapannya ketika ia melanjutkan aksara yang semula tertunda. "Atau jangan-jangan kau menyukai temanmu itu? Taehyung, bukan?"

Aku diam tak menjawab atau berusaha mengelak dan mengatakan bahwa itu tidak benar. Diamku berhasil menimbulkan tawa dari tone berat yang dihasilkan oleh pria Choi di depanku. Mengejekku.

"Benar bukan apa yang kukatakan? Kau menyukai Taehyung. Lagi pula apa yang menarik dari Taehyung? Tampan? Kuakui bahwa ia cukup tampan walaupun masih lebih tampan diriku. Terkenal? Mengingat banyaknya penggemar Taehyung di sini aku terpaksa harus membenarkan. Tapi tetap masih di bawah diriku." Minho berkacak pinggang setelahnya. Membasahi bibirnya dengan lidahnya dan kembali berujar. "Tunggu—wahh, bagaimana jika seluruh warga sekolah ini tau? Apa yang akan dilakukan oleh para penggemar sampah Taehyung jika mengetahuinya? Haha."

Tawa sarkasnya terdengar, ditambah lagi suasana sekitar yang benar-benar tak ada orang lain selain kami, semakin terdengar jelas tawa rendahan itu menguar.

"Kau tak tau apapun, jadi jangan bersikap bahwa kau mengetahui segalanya. Tampan? Ya, Taehyung memang tampan dengan keasliannya juga hatinya yang sama tampannya tak seperti dirimu yang hanya menang tampang hasil operasi plastik dengan mengubah rahangmu agar menjadi terlihat tegas. Bahkan penggemar Taehyung lebih banyak dari milikmu, ingin membanggakan sesuatu yang kau sendiri tak punya, huh?" Lalu ganti diriku yang tertawa sinis dengan sudut bibir yang naik satu, membentuk seringai mengejek ketika melihat Minho yang diam tak berkutik.

Aku memilih untuk menggerakkan tungkai menjauhi tempat semula aku berdiri melewati Minho. Tak ingin lebih tersulut jika harus berlama-lama dengan pria Choi di tempat yang sama kendati harus kembali urung dan menghentikan langkah ketika suara berat yang menginterupsiku secara tidak langsung untuk berhenti.

"Sialan kau! Jika kau berani pergi setelah berhasil membuatku terhina seperti ini. Kau akan selesai."

Aku memutar tubuhnya kembali menatap wajah dengan rupa yang cukup tampan yang kini dibubuhi gurat kesal yang nampak pada tampangnya itu yang kini juga menatapku.

ENDLESS REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang