19. Incomplete Explanation

205 29 0
                                    

Terdengar bising kendati ini merupakan waktu bagi mereka menyantap hidangan makan siang masing-masing. Tampak tak mempedulikan tata cara bersikap untuk tidak berbicara ketika mulut penuh dengan makanan.

"Dirimu memperhatikan apa?"

Aku menoleh mendapati Haneul mengambil tempat duduk di sebelahku disusul Soora yang memilih untuk mendudukkan dirinya di hadapan kami.

"Tidak ada."

Haneul mengangguk beberapa kali seraya berdeham. "Tidak bersama Minho?"

"Tidak."

"Sedang rindu dengan kami, huh?"

"Maksudmu?" tanyaku seraya menyuap makanan ke dalam mulutku.

"Dirimu tidak tahu jika waktumu dengan kami saja bahkan berkurang, meski saat kau masih sering bersama Taehyung waktumu untuk kami memang nyaris tidak ada sebab pria Kim itu yang menyeretmu terlebih dahulu saat jam pelajaran sedang usai, tapi untuk kekasihmu saat ini terasa sedikit aneh. Kau lebih sering terlihat bersama Minho dan itu pandangan yang asing." Haneul menjelaskan dengan atensi yang berpusat padaku kendati diriku tak menatap dirinya.

"Tidak tahu." Aku menjawab seraya menyuap satu sendok makanan ke dalam mulutku lagi.

"Jujur saja itu masih terlihat asing, tapi diriku turut berbahagia jika dirimu bahagia."

Aku hanya diam dan Soora juga tak terdengar suaranya sejak gadis itu duduk di hadapan kami. Tampak tak mempedulikan konversasi yang Haneul ciptakan dan memilih untuk tetap fokus pada makan siangnya.

Haneul berdiri dan menjauhi meja kami setelah sebelumnya berkata ingin menghampiri mesin minuman kaleng untuk dirinya. Meninggalkan diriku bersama Soora dalam kebisuan.

Selalu seperti ini, ketika diriku berada dalam ruang lingkup yang sama dengan gadis Kim itu dan hanya berdua, kami tampak seperti orang asing kendati hubungan yang terjalin tak demikian.

"Taehyung bagaimana?"

Aku menatap Soora yang sedang menyuap makanan ke dalam mulutnya dengan pandangan gadis itu yang masih menatap nampan di depannya. Tampak tak berniat menjawab pertanyaanku kendati benakku berharap sebaliknya.

"Aku harap dirinya baik." Aku kembali menatap nampan milikku.

"Kau temannya, bukan?"

Aku mengangkat kepalaku dan mendapati Soora yang belum mengalihkan atensinya dari nampan miliknya.

"Untuk apa bertanya pada diriku jika kau bisa bertanya padanya."

Aku menghela pelan mendapati jawaban gadis Kim yang masih menikmati hidangannya. Tak berniat untuk membalas perkataan Soora yang pastinya tidak menjamin bahwa akan berakhir baik-baik saja.

Menelan mentah pertanyaan untuk pria yang selalu diriku pikirkan akhir-akhir ini.

-o★o-

"Bisa bicara sebentar?"

Suara pria yang mencoba untuk menginterupsi kegiatan pria lain yang merupakan objek tujuannya itu menimbulkan pembicaraan dengan intonasi rendah yang ditimbulkan penghuni lain di dalam ruangan yang sama kendati ketika tungkai pria Choi itu menjejaki kelas tersebut sudah menimbulkan bisikan penuh rasa penasaran.

Mendapati tak adanya respon dari sang lawan bicara membuat pria Choi itu melepas earphone yang menggantung di kedua sisi telinga pria Kim yang kemudian membuka matanya yang sebelumnya terpejam. Menatap tak suka mendapati ketenangannya terganggu.

ENDLESS REGRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang