Disini bising dan aku tidak menyukainya. Orang-orang datang tanpa diundang. Dengan penuh senyuman—walaupun terpaksa dan dipaksa—membalas uluran tangan mereka yang memberi selamat serta doa.
Aku tak membutuhkan do'a mereka. Sungguh. Serasa mereka memang telah dekat lama denganku, kendati bahwa sesungguhnya adalah berbicara pun hampir tidak pernah. Sekalipun berbicara, itu hanya hal penting.
Mereka hanya ingin basa-basi. Aku tahu itu. Ini juga ulah seseorang hingga aku harus berada diantara kerumunan orang tak penting seperti ini. Mereka melakukan ini juga karena terpaksa dan hanya datang karena satu tujuan. Mereka datang hanya untuk dapat bertemu atau bahkan mungkin hanya untuk melihat seseorang yang akan kemari sebentar la—
"Jihye!"
—gi. Benar, bukan? Intinya, mereka tadi yang kemari menemuiku dengan embel-embel memberikan ucapan terima kasih itu hanya bualan semata. Mereka hanya ingin melihat dia yang saat ini duduk di bangku kosong lain tepat di depanku.
"Selamat ulang tahun untukmu, Jihye. I hope that what you want is achieved." Aku menatap dia yang terlihat antusias dibandingkan aku yang berulang tahun. Matanya yang seterang mentari juga senyum kotaknya yang tak pernah luntur menghiasi wajah tampannya itu agaknya membuatku sedikit tersenyum menanggapi.
"Terima kasih, Tae."
Taehyung tersenyum tulus hingga membuatku tak tega untuk membiarkannya kendati aku masih terlalu malas untuk berbicara saat ini.
"Ku lihat orang-orang mengerubuni mejamu tadi. Pasti mereka memberi ucapan selamat juga untukmu, bukan?" Taehyung berucap penuh semangat seraya tangannya terlipat di atas mejaku.
Aku hanya tersenyum tipis. Terlalu malas menanggapi, sebenarnya. Tapi sekali lagi, melihat senyuman tulus Taehyung hingga aku tak tega untuk membiarkannya.
"Mereka ingin melihatmu, bukan untuk menemuiku." Jawabku tanpa minat. Aku menghembuskan napas lelah dan kemudian aksaraku terucap. "Jangan lakukan ini lagi, Tae. Jangan menghabiskan uangmu secara percuma hanya untuk membayarkan makanan mereka. Ini ulang tahunku, bukan ulang tahunmu."
Jujur saja, mereka semua yang ada disini—selain Taehyung—tidak ada yang dekat denganku. Jika ada yang tiba-tiba tanpa urusan mendatangiku dan mengajakku bicara, itu hanya alasan mereka saja. Percayalah, setelah itu diakhir pembicaraan mereka akan menanyakan seputar Taehyung dan segala aktivitasnya. Sungguh memuakkan.
Taehyung menatapku bingung dengan kepala yang ia miringkan ke kiri. Benar-benar tampang seperti seorang idiot.
"Aku hanya ingin mentraktir teman kelasmu karena kau berulang tahun. Ini karena kau tak pernah melakukan hal itu. Jika saja kau lebih sedikit terbuka, maka kau akan mendapatkan teman lain selain diriku dan temanmu yang satu itu. Kau itu kesepian, Ji. Lalu, apa katamu? Melihatku? Kenapa? Apa aku terlihat menyeramkan?" Suaranya berubah bersalah diawal. Tapi, lihat tampangnya itu dengan suara yang ia buat sekecil mungkin hampir menyerupai bisikan ketika di akhir aksaranya.
Tidak, kau justru terlihat seperti orang bodoh.
Inginnya berucap demikian, tapi mana mungkin, yang ada dia akan merajuk seminggu penuh. Walaupun berakhir dia yang mengakhiri sesi saling mendiami itu dengan ungkapan
"Tidak mungkin aku bisa bertahan untuk mendiami mu selama ini."
Konyol memang. Tapi dia temanku.
"Aku tidak pernah merasa butuh bantuan mereka. Aku juga merasa sama sekali tak merugi bila tidak bersama mereka. Jangan membuat suatu keputusan sepihak jika itu menyangkut diriku dan jangan lakukan ini lagi, Tae. I don't like." Jelasku jengah pun sebal. Memilih untuk menghembuskan napas dengan berusaha mengalihkan topik agar tak membuat Taehyung merasa terbebani. Itu terlihat dari raut wajahnya yang tersirat penyesalan. "Sekarang apa lagi yang kau bawa?" Pada akhirnya aku hanya berujar begitu dengan mengangkat topik lain untuk dibahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS REGRET
General Fiction[COMPLETED] Tentang dia dengan perasaannya dan juga tentang aku dan segala keputusanku. Tak ada yang salah, semua hanya ingin menyelamatkan. Menyelamatkan hati, namun juga hubungan. [Cast: Kim Taehyung, Park Jihye.] Publish : 2020.07.12 Finish...