9. Kemajuan
"Bapak serius ngajak saya jalan-jalan? Wah! Ternyata diam-diam bapak lebih gercep ya dari saya."
💜💜💜
"Pokoknya oma nggak mau tau, setelah lulus SMP kamu harus sekolah di SMA yang sudah oma tentukan. Terus kamu harus bisa masuk ke kelas MIPA biar nanti kamu bisa menjadi dokter seperti bundamu."
"Maaf oma, tapi keputusan Ferly masih sama. Ferly tetap ambil jurusan IPS bukan MIPA." Jawab Ferly tegas.
Brak.
"Kamu mau melawan oma!" Teriak wanita paruh baya itu.
"Ferly melawan oma karena Ferly muak sama sikap oma. Ini Ferly oma, bukan bunda, Ferly mau sukses atas kesukaan Ferly sendiri bukan kesukaan oma."
"FERLYZA!"
Plak.
Pelaku tamparan tadi adalah Gilang, papa kandung Ferlyza dan papa sambung Dezito.
Setelah setahun kepergian Zera, Gilang kembali menikah dengan seorang wanita yang bernama Jihan Ayudia, mama Zito dan sahabat Zera.
Gilang dan Jihan memiliki takdir yang sama, mereka ditinggalkan oleh pasangan hidup mereka masing-masing. Saat itu Zera meninggal karena kanker otak, sedangkan Hito, suami Jihan meninggal karena kecelakaan.
Usai kehilangan sang pujaan hati, hidup keduannya sama-sama tak tertata rapi.
Ruam kesedihan dan kerinduan akan sang penakhluk hati masih membekas dalam benak mereka masing-masing.
Hidup Gilang seolah suram, begitupun hidup Jihan yang terasa kosong. Hidup tanpa pasangan bukanlah sesuatu yang mudah.
Mereka harus hidup dengan menyandang dua tokoh dan dua kewajiban yang berbeda, ya menjadi ayah ya menjadi ibu. Dan jika kalian berfikir itu susah, kalian salah besar. Jelas itu bukan hanya susah namun juga sangat sulit.
Namun kesuraman pada hidup mereka tidak berlangsung lama, usai kejadian..
"Hiks.. papa.. papa dimana?"
"Papa abang takut."
Seorang wanita berbaju khas kantor berjalan menghampiri anak laki-laki itu. Wanita itu berjongkok guna menyamakan tingginya. Ia tersenyum. "Yang ganteng ini kenapa nangis?"
"Abang kepisah sama papa." Adunya.
"Oh abang kepisah? Memang terakhir abang lihat papa dimana?"
Anak laki-laki itu mengusap hidungnya, lalu menunjuk kearah rak-rak buku. Wanita itu tersenyum. "Sekarang kita cari papa kamu mulai dari sana ya?"
Anak berusia sekitar tujuh tahun itu mengangguk antusias. "Makasih tante."
"Sama-sama sayang. Yaudah yuk," titah wanita itu seraya menggandeng tangan mungil anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...