"Waktu terbaik adalah saat aku bisa melangkah bersamamu, tanpa ada tuntutan jarak dan waktu."
-My Beloved Teacher-
💜💜💜
Ferly berjalan, mengikuti kemana arah langkah Faris pergi.
Sesekali bibir gadis itu mendesis pelan karena kondisi Mall yang sangat ramai, membuatnya sulit menyamai langkah Faris.
Tak ingin mengambil resiko dengan tersesat di Mall, Ferly memutuskan menarik ujung lengan kemeja Faris guna menjadikannya pegangan.
Faris menghentikan langkahnya ketika merasakan kemejanya tertarik. Laki-laki itu menatap Ferly bingung. "Kenapa?"
"Kenapa apanya pak?"
"Kenapa kamu tarik kemeja saya?"
Ferly menyengir. "Takut kepisah pak, soalnya ramai banget Mallnya."
Faris mengangguk. "Pegangan yang erat."
Ferly menyengir. "Tanpa bapak mintapun, saya pasti bakal pegang yang erat pak."
"Terserah kamu, ayo jalan lagi."
Ferly tersenyum penuh arti. "Kemajuan kedua, Pak Faris semakin jinak haha." Lirihnya senang.
Setelah berjalan mengelilingi Mall selama tiga menit, menaiki eskalator sebanyak dua kali dan berjalan lagi selama empat menit. Kini kedua makhluk itu sudah sampai di tempat yang ingin mereka tuju. Oh ralat! Ketempat yang Faris tuju.
"Bapak ngapain ajak saya kesini?"
"Beli batako."
Alis Ferly mengernyut heran. "Emang ditoko boneka ada batako pak?"
Faris menghela nafas sabar. "Kamu kalau disekolah siswa pintar Ferly, kamu juga anak beasiswa, tapi kenapa saat di luar sekolah otak kamu seperti besi karatan?"
Ferly memajukan bibirnya kesal. "Bapak tahu dari mana kalau otak Ferly kayak besi karatan? Bapak kan belum pernah unboxing Ferly." Gadis itu menyipitkan matanya. Membuat Faris langsung melotot tajam.
"Siapa yang ngajarin kamu?"
"Ngajarin apa?"
"Unboxing unboxing."
"Emang kenapa pak? Unboxing artinya dibuka kan?" Celetuk Ferly polos.
Iya dibuka tapikan, Argh.. Faris itu laki-laki biasa, dengar kata unboxing rasanya.. seperti anda menjadi kinder joy.
Faris menggeleng kuat, ia yakin perdebatan ini tidak akan selesai jika bukan ia sendiri yang mengakhirinya. "Lupakan! Ayo masuk!" Titah Faris.
Ferly menggulum senyum. "Saya pilih sendiri bonekanya ya pak!"
"Memang itu tujuan saya bawa kamu kesini."
Sudah dua kali Ferly mengelilingi setiap rak yang ada ditoko, namun dua kali putaran itu masih juga belum memuahkan hasil, hingga tak berselang lama atensi gadis itu pun tertarik pada sebuah boneka teady bear berwarna coklat susu dengan dasi merah muda di lehernya.
"Lucu." Kekehnya seraya mengelus dada rata boneka tersebut.
"Pak Faris!" Panggil Ferly sambil mengangkat sebelah tangannya. Tak butuh waktu lama, Faris pun mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...