5. Pasangan Rempong
"Cara kalian mungkin terbilang salah. Namun aku sangat berterimakasih, karena kalian telah peduli."
-Dari Ferly untuk Pasangan rempong-
-BelVin-💜💜💜
Ferly melengkuh kecil saat efek dari obat yang Fanita suntikan pada tubuhnya mulai menghilang. Gadis itu mengerjapkan matanya perlahan lalu menyapu pandangan kearah sekitar.
Ia masih berada di UKS, hanya itu yang dapat Ferly simpulkan sekarang.
Ferly menengokkan kepalanya kesamping saat telingannya menangkap suara decitan pintu UKS terbuka.
"Kamu sudah sadar?"
Ferly mengangguk pelan. "Bapak nggak ngajar?" Tanyanya lirih.
Faris mendudukan diri pada kursi yang terletak di sebelah brankar Ferly. "Saya kepala sekolah disini, kesehatan anak didik saya juga sama pentingnya dengan materi bahan ajar yang saya sampaikan."
Mendengar jawaban berbelibet dari Faris, Ferly hanya mengangguk-anggukan kepala sebagai jawaban. Entah paham atau tidak, yang jelas apa yang dibilang oleh pemilik SMA Farganta selalu diranggap benar.
Faris reflek meletakkan punggung tangannya kedahi Ferly, dan tanpa diduga..
Dag Dig Dug Dor.
Faris merasakan getaran aneh.
"Tangan bapak dingin." Kata Ferly.
Faris menarik tangannya. "Saya habis cuci tangan."
"Ah masa?" Goda Ferly.
Faris berdecak. "Kamu ini sedang sakit, fokus sama kesehatan kamu. Jangan cerewet!"
Ferly terkekeh. "Makasih untuk perhatiannya pak."
"Terserah kamu."
Usai perdebatan itu, kedua orang tersebut saling terdiam. Faris fokus pada layar ponsel, sementara Ferly fokus pada ujung selimut yang sedari tadi ia mainkan.
"Kamu istirahat, jangan mainan selimut." Tegur Faris sambil melatakan ponselnya diatas nakas.
"Pak?"
"Kamu butuh sesuatu?"
"Saya lapar pak." Cicitnya.
"Kenapa kamu tidak ngomong?"
"Lah ini namanya apa kalau nggak ngomong?"
"Diam kamu! Orang sakit bukannya anteng malah tambah cerewet!"
"Saya cuma pingsan pak, bukan tipes!"
"Kamu h--"
"Bapak disini kalau cuma mau marahin saya mending keluar aja deh pak. Sekarang ini saya lagi butuh makan bukan perhatian!"
Faris melotot. "Kamu tadi ngomong apa ke saya? Coba ulangi!"
"Bapak! Ferly lapar!" Rengeknya.
Faris berdehem singkat. "Kamu tunggu disini, saya keluar dulu carikan kamu bubur ay--"
"Jangan bubur!" Protes Ferly cepat.
"Lalu?"
"Seblak spesial kantin lima."
"Kamu gila? Kamu ini sed--"
Ucapan Faris terpotong saat pintu UKS terbuka, menampilkan sosok Zito yang berteriak diambang pintu sambil mengangkat tinggi-tinggi plastik putih yang berada di ggenggamannya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...