14. HARUSKAH BERHENTI?

7.7K 336 8
                                    

Selamat hari senin❤

Tetap semangat oke?

Selamat buat kalian Readers yang sudah berhasil sampai pada part ini.

Jangan sungkan-sungkan mengkritik karya orang lain, namun jangan kasar-kasar dalam memberikan kritikan.

Maksudnya gini, pakailah bahasa yang sopan.

Tandai kalau ada yang typo ya..

Happy Reading❤

💜💜💜

14. Haruskah berhenti?

"Konsekuensi dari mencintai adalah siap untuk kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Konsekuensi dari mencintai adalah siap untuk kehilangan. Tapi.. bolehkah aku bernegosiasi denganmu Tuhan? Tolong ijinkan aku mencintai dan memiliki dia, tanpa harus mengalami konsekuensi kehilangan dirinya."

-Ferlyza Zega Mazera-

💜💜💜

"Kalau menurut gue Pak Faris nggak akan luluh sama lo deh Fer."

Sejak sebait kalimat pedas itu terucap dari bibir Sani, Ferly tak pernah bisa tenang. Gadis itu selalu saja di buat uring-uringan dengan ketakutan yang tiada sebab.

Apa gue yang terlalu agresif ya sama Pak Faris?

Ferly menggeleng. "Nggak mungkin lah! Namanya juga ngejar cinta, ya harus selalu di pepet dong."

Apa gue yang kurang cantik?

Gadis itu kembali menggeleng. "Punya lesung pipi, gigi kaya kelinci, muka imut-imut kaya marmut masa iya sih masih di bilang kurang cantik?"

Apa gue yang kurang sexy?

Ia menggeleng kuat. "Kalau dibandingin sama pantat gajah, pantat gue lebih menggoda kok."

Arghh..

Ferly mendongak, mengacak gemas rambutnya sendiri.

"Pak Faris! Kapan sih, hati bapak bakal luluh sama saya?"

"Saya ini cinta loh sama bapak!"

Ferly beranjak dari kasur, ia berjalan lesu menuju meja belajar untuk mengambil pulpen pink dan buku diary hitam yang tersimpan di laci meja belajarnya.

Gadis itu menyunggingkan senyum tipis ketika matanya dimanjakan oleh puluhan foto sang abang yang terpajang rapi dihalaman pertama buku diarynya.

My Beloved Teacher [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang