27. MALAM PERTAMA

6K 219 4
                                    

Hay jomblo!

Main tebak-tebakkan yuk!

Malam, malam apa yang paling ditunggu sama jomblo?

Malamingguan sama pasangan bayangan, ckck.

Kalau malam yang paling di tunggu sama pasangan?

Ya
||
||
||
V

27. Malam Pertama
Resepsi malam ini telah resmi selesai. Kini Faris dan Ferly sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah Gilang. Kenapa tidak kerumah Arga saja? Alasannya adalah karena Ferly belum mengemasi barang-barangnya.

Sebenarnya Ferly memang sengaja tidak mengemasi barang-barangnya sejak awal karena ia tidak ingin terlalu cepat meninggalkan rumah sang papa. Jujur saja, ia belum siap jika harus kembali berjauhan dengan Gilang dan Jihan.

Sementara itu, seluruh keluarga Om Angga dan Arga telah pulang, begitupun dengan Oma Rima, syukurlah.

"Mas?" Panggil Ferly memecahkan keheningan di dalam mobil.

"Hm?"

"Ini beneran mau langsung pulang?"

"Emang mau kemana lagi? Lo mau ngajak jalan-jalan ke alun-alun terus beli gulali? Jangan aneh-aneh deh Fer, udah malam." Sahut Zito.

Ferly menatap kakak laki-lakinya itu kesal. "Perasaan tadi Ferly ngajak bicara suami Ferly deh, tapi kok yang nyahut malah tugu kuburan ya?" Sarkasnya, membuat Yuhan dan Faris sontak terkekeh.

Faris mengelus tangan Ferly lembut. "Memang kamu pengen kemana?"

"Enggak kemana-mana, cuma kok.. kita nggak ke hotel aja sih mas? Kan malam pertama." Tanya Ferly polos.

Sebab setahunya, jika pengantin baru telah selesai menjalankan resepsi, maka pasangan itu akan pulang ke hotel dulu baru kerumah. Tapi kok ia tidak ya?

"Kan lo punya rumah, buat apa mau ke hotel?" Tanya Zito.

Ferly mengedikkan bahu. "Kalau setahu Ferly sih, setiap pasangan yang udah menikah pasti selalu dibawa ke hotel."

"Emang lo mau ngapain ke hotel?" Pancing Zito.

"Ya mau tidur lah! Kan dihotel isinya cuma kasur bukan wahana pasar malam."

Tawa Yuhan dan Zito seketika pecah. Membuat Ferly langsung memandang sepupu dan kakaknya itu ngeri.

"Mas? Kak Zito sama Yuhan kenapa sih? Kesurupan?"

"Tidak perlu didengar! Zito dan Yuhan otaknya kotor!"

"Tapi mas--"

"Tidur." Potong Faris, mengalihkan pembicaraan. Ia tidak akan membiarkan otak Ferly tercemar oleh bakteri mesum dari Zito.

Sementara disisi lain, Zito dan Yuhan, dua pemuda itu tertawa keras. Membuat Faris langsung melirik tajam kearah dua muridnya--eh? Faris harus memanggil mereka apa? Masa iya kakak ipar? Secarakan Faris lebih tua.

Tapi? Ah sudahlah!

"Diam kalian! Istri saya mau tidur!" Sentak Faris yang sontak membuat kedua orang itu diam tidak berkutik.

Ferly menurut, gadis itu memposisikan diri bersandar pada dada bidang Faris lalu mulai memejamkan mata seraya memainkan kancing jas suaminya.

Mungkin mulai malam ini, kegiatan itu akan menjadi rutinitas Ferly sebelum benar-benar terlelap dialam mimpi.

My Beloved Teacher [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang