Hai semua!
Maaf atas keterlambatan up nya. Udah lebih dari satu bulan aku nggak ngecek lapak. Apakah penghuninya masih ada?
Pada kabur semua? Yaudah nggak papa, aku akan coba promosi lagi. Dibantu ya..
Sebenarnya alasan aku terlambat up karena aku harus fokus sama ujian-ujian aku. Jadi aku minta maaf banget, karena udah buat kalian menunggu lama.
Sebelum baca, absen dulu yuk! Pakai emoji buah ya!
Happy Reading say❤
💜💜💜
2
8. Pasca menikah
Satu minggu telah berlalu dan hari cuti Faris Ferly pun telah usai. Kini seluruh keluarga Argama tengah menjalankan sunnah sebelum beraktivitas, yaitu sarapan."Kamu udah yakin mau ajak pindah anak papa minggu ini?" Tanya Gilang membuka obrolan.
Faris mengangguk mantap. "Iya pa, lagi pula sekarang kan aku udah punya Ferly, aku punya tanggung jawab sendiri untuk bisa membahagiakan istri aku."
Gilang menepuk pundak menantunya lembut. Faris ini memang hebat. Dari cara bicara laki-laki itu saja Gilang bisa langsung yakin, kalau Faris mampu menggatikannya menjaga putri tersayangnya.
"KAK ZITO!!!"
Zito yang saat ini tengah memakan lahap roti coklatnya langsung tersentak kaget. Bahkan Gilang dan Faris yang saat ini tengah berbincang-bincang pun juga sampai terlonjak.
"BALIKIN DASI FERLY!!!" Teriak gadis itu seraya berlari tertatih menuruni tangga.
"Pelan-pelan Fer." Peringat Faris.
Zito berdiri dari duduknya dan langsung berlari menghindari amukan adiknya. "KAK ZITO BALIKIN NGGAK?!" Geram Ferly.
"Nggak!" Zito meleletkan lidahnya mengejek.
Kurang ajar! Ferly melepas sepatunya dan langsung melemparnya kearah Zito yang kini sudah berlari memutari sofa.
Dug.
Tepat sasaran!
Sepatu itu mengenai kepala Zito membuat pemuda berperawakan tinggi itu mengaduh merasakan nyeri.
"Rasain! Salah siapa usil, huh?! Balikin!"
Zito menatap Ferly kesal. "Ck. Iya-iya nih!.. tapi bohong, HAHAHA!"
Zito kembali berlari, kali ini pemuda itu berlari menuju dapur.
Ferly menggeram kesal, ia mendudukukan diri diatas sofa. Menunggu pembelaan dari Faris maupun Gilang yang tak kunjung ia dapatkan.
"Papa! Kakak ambil dasi Ferly loh! Dimarahin dong!" Kesalnya.
"Kan itu dasi kamu, kenapa harus papa yang ambil?"
"Papa!"
Gilang terkekeh, namun tak ayal Gilang menuruti permintaan putrinya itu. "Kakak! Kembaliin dasinya adek!"
Jihan datang dari arah dapur diikuti dengan Zito dibelakangnya. Zito terkekeh. "Nggak!"
"Papa!" Rengek Ferly semakin kesal.
"Kakak.." panggil Jihan galak. "Kembaliin dasinya adek. Nanti kalau adek nangis kamu loh yang susah. Mama nggak ikut-ikutan!" Peringat Jihan.
Tiga lawan satu, oke Zito kalah. Ia berjalan mengahampiri adiknya, dengan usil, pemuda itu menalikan dasi yang dipegangnya ke kepala Ferly. "Ampun suhu!" Kata Zito lantas berlari menuju kamar untuk mengambil tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...