12. After pingsan
"Saya belum memiliki rasa apapun terhadap kamu, tapi kenapa hati saya begitu panas saat melihat pundak kamu di sentuh oleh laki-laki lain?"
-Faris Arganta-
"Cinta itu sebuah ilusi, jika bukan aku sendiri yang membuat rasa cinta itu menjadi nyata, bagaimana aku bisa yakin kalau rasa itu akan terbalaskan?"
-Ferlyza Zega Mazera-
💜💜💜
"Saya memang cinta sama bapak, tapi selama saya belum ada hak kepemilikan atas bapak, saya juga nggak bisa kan mengekang perasaan bapak?"
Faris terdiam, masih dengan netra yang tetap lekat memandang wajah pucat gadis didepannya.
Ferly menunduk sejenak lalu kembali menatap wajah tegas Faris. "Saya sadar, selama ini saya selalu gangguin hidup bapak dan nggak ada capeknya ngejar cinta bapak. Tapi perlu bapak garis bawahi kalau saya berperang cinta atas dasar aturan hukum alam bukan paksaan akan perasaan."
Faris menganguk. "Saya mengerti, tapi boleh saya minta sesuatu sama kamu?" Tanyanya pelan.
Ferly menyunggingkan senyum menggoda. "Bapak mau minta apa? Bapak mau minta hati saya ya? Say--"
"Berhenti cinta sama saya." Potong Faris cepat.
Ferly terdiam, ia menundukan kepala dengan wajah tak terbaca. Faris pikir, Ferly akan menangis mendengar ucapannya barusan. Namun tanpa disangka-sangka bukannya menangis gadis itu justru terkekeh keras sampai mendongak menatap langit-langit UKS.
Faris memandang Ferly ngeri. "Ferlyza. K-kamu nggak lagi kesurupan kan?"
Ferly menghentikan tawanya seketika, lalu menatap tajam Faris. "Saya bukan Ferlyza!"
"Astagfirullah, kamu beneran kesurupan?!"
Ferly mendesis seram, membuat tubuh Faris sontak menegang. "Si-siapa kamu? Jangan ganggu saya dan keluar kamu dari tubuh anak didik saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...