7. Tekanan Batin
"Sekejam itukah cinta? Sampai-sampai bukan hanya di dunia nyata, tapi cinta ini juga menyiksa di bawah dunia fantasi."
-Ferlyza Zega Mazera-
💜💜💜
Seperti malam minggu biasanya, setiap kali waktu telah menunjukan pukul lima sore, itu berarti Ferly harus bersiap-siap menuju cafe tempatnya bekerja.
Ya memang, selama tiga tahun ini Ferly memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bekerja sampingan.
Selain membuka usaha delivery donat, ia juga bekerja paruh waktu di cafe yang cukup terkenal di Kotanya.
Dengan semangat yang membara, gadis itu menyusuri jalanan Kota Magelang dengan menaiki sepeda gunung berwarna hitam, yang kemarin sempat ia beli dari hasil menjual donat dan gaji paruh waktunya.
Tak membutuhkan waktu lama, kurang lebih sepuluh menit menempuh perjalanan. Sepeda yang Ferly naiki berhenti di salah satu kedai bertuliskan DELASA CAFE.
Dengan sangat hati-hati gadis itu memparkirkan sepeda barunya di parkiran khusus karyawan.
"Baru datang Fer? Wih sepeda baru nih!"
Ferly menyengir kuda menatap sesosok perempuan yang berumur tiga tahun lebih tua darinya.
"Hehe, iya mbak, kenapa? Ferly terlambat ya? Aduh maafin Ferly ya mbak. Tadi Fer--"
"Siapa bilang? Kamu datang tepat waktu kok." Potong perempuan itu.
Ferly menghela nafasnya lega. Sementara Mira, perempuan itu masih asik dengan kegiatannya mengelap meja dan merapikan kursi-kursi.
"Oh iya Fer, seperti biasa hari ini lantai atas bakal disewa untuk meeting perusahaan, jadi sekarang kamu tolong bersihin ruangan atas ya, mbak mau selesaiin yang bawah dulu."
"Siap mbak. Yaudah kalau gitu Ferly mau ganti baju dulu ya."
"Iya."
Ferly melangkahkan kaki menuju ruang ganti khusus karyawan, saat tangan gadis itu terulur untuk membuka pintu, ada seorang pemuda datang menghampirinya lalu menyodorkan sebatang coklat.
"Buat lo." Ujar pemuda itu.
Senyum pada bibir Ferly mengembang sempurna ketika melihat coklat. Dengan sigap gadis itu merebutnya, "Makasih--Eh? Darma? Lo ngapain disini?"
"Gue kerja disini."
"Kerja disini? Dari kapan?"
"Gue baru mulai kerja hari ini."
"Pantes aja gue baru lihat lo."
Darma terkekeh. "Oh iya, hari ini gue sama lo yang bakal bersihin lantai atas."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...