Selamat malam sobat MBT ❤
Apa kabar? Semoga selalu baik😊
Sesuai ketikan aku kemarin, untuk minggu ini aku akan up setiap hari.
Adakah yang udah nungguin?
Absen kali ya,
Ly kepo, kalian pencet bintang di pojok kiri bawah jam berapa sih?Atau lupa dipencet? Pencet dulu kalau gitu.
Sudah?
Yaudah lanjut!
Happy Reading guys❤
💜💜💜
34. Rumah Baru
"Hati-hati di jalan loh Ris, awas kalau sampai menantu kesayangan bunda lecet. Bunda coret kamu dari kartu keluarga." Ancam Gina.Faris memutar bola mata malas, bundanya ini terlalu berlebihan. Lagi pula mana mungkin ia akan membiarkan gadis yang selama ini ia jaga terluka? Ada-ada saja Gina ini.
"Bunda, ayah, kalau gitu Ferly sama Mas Faris pamit ya? Bunda sama ayah jaga kesehatan, ayah jangan terlalu memforsir diri untuk kerja, terus bunda juga jangan capek-capek."
Gina mengangguk, mengelus pipi menantunya sayang. Ia benar-benar beruntung, mempunyai menantu yang perhatian seperti Ferly.
"Assalamualaikum bunda ayah!" Seru Ferly dan Faris sebelum akhirnya mobil hitam itu benar-benar keluar dari pekarangan kediaman Arga.
"Mas?"
"Hm?"
"Kita mau kemana?"
Faris menghentikan laju mobilnya, kebetulan di depan lalu lintas sedang padat. Ia menatap istrinya gemas. "Ya mau kemana lagi sayang? Ya pulang kerumah lah."
"Emang mas udah punya rumah?"
Faris menarik hidung istrinya gemas. "Kamu pikir beberapa hari ini aku lembur ngapain?"
"Kerja?"
"Salah." Faris mengambil sebuah benda kecil disalam saku bajunya. Ia memberikan kado itu untuk istri kecilnya. "Coba kamu buka."
"Bukan bom kan mas?"
"Bukan, tapi racun!"
Ferly tertawa keras membuat Faris tak ayal ikut menyunggingkan senyumnya.
"Aku buka ya mas?" Ijin Ferly yang langsunv diangguki oleh Faris.
"M--mas?" Ferly memandang Faris cengo. Sementara Faris, suaminya itu justru mengangguk santai.
"Mas serius?"
Masalahnya meski kotak itu terlihat kecil, namun hadiahnya begitu besar. Bahkan tadinya Ferly pikir Faris akan memberikan sebuah kalung, cincin atau mungkin sebuah gelang. Tapi ini? Lebih dari semua itu.
"K--kunci rumah?"
"Mas ini?"
"Iya, kemarin aku lembur karena aku sengaja cari rumah. Rumah untuk kita dan untuk malaikat-malaikat kecil kita nanti."
Mendengar ucapan Faris, tanpa sadar air mata Ferly menetes. Ia menatap suaminya takjup. "Kamu beneran?"
Lagi-lagi Faris hanya mengangguk.
"Aku kira kita bakal mulai semuanya dari nol,"
"Ya ini kita mulai dari nol."
"Maksud aku, kontrakan gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Teacher [END]
RomanceBagi Ferly, mencintai guru itu bukan hal yang salah. Justru semua itu menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya, tantangan untuk bisa menaklukkan hati seorang laki-laki yang memiliki sifat sedingin es, seganas api dan segalak macan habis lahiran. "...