2

256 11 0
                                    

Mari kita mundur ke 9 bulan lalu.

===

Shina lelah sekali.

Lingkungan kerjanya benar benar toxic dan jauh dari kata baik. Padahal kantor tempatnya bekerja merupakan salah satu perusahaan ternama.

Ternyata hanya cover saja. Segala pekerjaan yg di lakukan oleh karyawan di sana memang bagus, tapi sifat semua orang sangatlah buruk.

"Pengen berenti aja.."

Shina memijat pelipisnya, masih dengan pakaian kantor ia memasuki salah satu bar.

Minum sedikit mungkin bisa meringankan beban pikirnya.

"Mau pesan apa?"

Shina meletakkan tas selempangnya dan melihat pelayan yg baru saja datang ketika ia duduk.

"Kasih 2 botol soju sama satu porsi kecil topokki yg pedas yaa"

"Oke.. tunggu sebentar"

Shina mengeluarkan ponselnya dan melihat SNSnya sejenak.

Tak ada yg menarik, Shina yg notabenenya tak punya banyak teman jadi lebih sering menghabiskan waktu sendiri dan tak ada kawan untuk di ajak minum bersama.

Di tambah lagi saat ini ia hanya hidup sendiri. Kedua orang tuanya sudah tiada sejak umur 12 tahun, ia hidup dengan neneknya yg juga sudah meninggal saat ia lulus SMA.

Ia berusaha mati matian dengan kuliah di iringi kerja paruh waktu, dan syukurlah ia berhasil lulus dengan nilai memuaskan.

Tapi ujiannya belum sampai di situ, Ia sulit sekali mendapat pekerjaan yg cocok. Selama 3 tahun belakangan ini, ia sudah 2 kali pindah perusahaan.

Dan saat dapat yg cocok, lingkungan kerjanya malah sangat buruk.

"Ini pesanannya.."

"Makasih.."

Shina menikmati kegiatan malak ini dengan diri sendiri. Lagu jazz dari barr menjadi backsound indah dengan remang cahaya membuat suasana semakin mendukung Shina untuk terus meneguk soju.

Shina suka suasana ini, sekitarnya tidak begitu ramai pengunjung seperti malam malam sebelumnya saat ia datang-

"Boleh duduk di sini gak?"

Mata sayu Shina menunjukkan kalau wanita itu sudah agak mabuk. Perlahan ia melihat seorang pria yg memegang botol soju tengah berdiri di dekatnya.

Satu menit mungkin, setelah itu baru Shina bicara.

"..boleh"

Pria itu tersenyum tipis dan duduk di hadapan Shina. Meneguk sebotol soju yg ada di tangannya tadi dengan agak beringas.

Sepertinya pria ini juga punya masalah hingga ia terlihat mabuk berat.

Shina bersandar pada tempat duduknya, memerhatikan wajah pria asing di hadapannya yg entah kenapa terlihat familiar.

"Lu.. idol ya?"

"..kok tau- ahh bukan.. gua bukan idol.. gue cuma orang biasa.."

Shina terkekeh pelan, pria di hadapannya ini sangat menggemaskan entah kenapa.

Wanita itu jadi ikut ikutan meneguk botol sojunya seolah membiarkan dirinya di kendalikan oleh alkohol.

"Lu sendiri?"

"..gue? Gue.. cuma orang ga jelas"

Hening.

"Tapi lu cantik.."

Lagi lagi Shina terkekeh, tapi kali ini di iringi dengan rona merah di pipinya. Entah itu karena ia sudah terlalu mabuk, atau karena ia tersipu dengan pujian sang pria.

"Mau ikut gue gak?"

Sekali lagi, Shina meneguk botol soju itu hingga habis isinya.

"Boleh.."

Hilang sudah kesadaran mereka.

Kedua insan itu saling bergandengan, keluar dari bar dengan jalan sempoyongan. Tanpa saling mengetahui nama dan siapa orang ini.

Keduanya menaiki taksi. Shina tak tau mereka akan kemana, tapi yg jelas tangan yg tengah menggenggamnya adalah tangan yg besar dan hangat.

Kapan terakhir kali Shina mendapat perlakuan seperti ini? Tak pernah rasanya. Karena itulah, ia membiarkan segalanya terjadi meski hanya sebentar.

Mereka jalan dengan arah tak jelas layaknya orang mabuk. Memasuki gedung apartemen yg terlihat besar dan mewah.

Shina menurut saja dengan lengan yg di seret oleh si pria asing. Keduanya memasuki satu unit apartemen yg sudah bisa di pastikan bahwa ini milik yg lelaki.

Brak

Pintu tertutup. Shina hanya bisa memejamkan matanya saat belah bibir keduanya bertemu. Pria ini memagutnya dengan kasar dan mengunci segala pergerakannya.

Mereka semakin jatuh dalam gairah. Hingga Shina mendapat sedikit kesadarannya saat mereka entah kenapa sudah ada di dalam kamar besar dengan keduanya berada di atas ranjang.

"S-stop pliss.."

Yg pria sudah tuli. Dengan beringas ia mengecup dan menggigit leher yg wanita hingga meninggalkan beberapa bercak kemerahan.

"Hmm"

"...."

"Stop-ahh"

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang