16

139 9 0
                                    

Hari ini Vier akan pulang. Ia bahkan sudah siap dan duduk dengan di kelilingi oleh member seraya berbicara.

"Bang Han sama bang shua ikut?"- minghao

"Hm.. Seungcheol mau mangku tu bocil dari sini ke Daegu.. gue sama shua di babuin"

"Hahaha.. selamat jadi supir"

Seungcheol datang menghampiri mereka dengan diri yg juga sudah siap.

"Pangeran.. yuk?"

Vier menerima uluran tangan Seungcheol dan masuk ke dalam pelukan sang dady.

"Pii puyang duyuu~"

"Hikss piii jangan tinggalin bang maung"

"Dadaah piii"

"Nanti main ke sini lagi yaa!"

Semua asik berpamitan dengan balita itu. Bahkan mereka semua mengantar ke basement.

"Dadah bang bang cemua"

Vier melambaikan tangannya dari jendela mengecap salam pamit pada semuanya. Dan ya, selamat tinggal Seoul. Pi harus balik ke maminya di Daegu.

Kali ini jeonghan yg akan bawa mobil selama satu setengah jam dan sisanya akan di kendarai shua hingga ke rumah Seungcheol.

Dan untuk leader kita? Ia yg akan bawa mobil dari Daegu ke Seoul.

Selama perjalanan, Seungcheol dan Vier terus saja berbicara dan bercanda bersama. Membuat dua orang di depan mereka hanya salin curi lirik.

"Ntar mau singgah makan gak? Sekalian tukaran nyetir kita Han?"

"Mauu.. di kilo 17 aja, enak makannya.. prasmanan anjir"

"Mulut.. ada bocah nih"

"Dih? Iyaa om.."

Setelah itu mereka benar benar singgah di sana dan makan bersama. Setelah selesai mereka kembali berangkat, dan kali ini Vier tertidur. Sepertinya karena kenyang.

Seungcheol juga jadi ikut tertidur. Meninggalkan kedua kawannya dengan lantunan musik jazz yg menenangkan.

"Han.."

"Hm?"

"Gimana menurut lu?"

"Fix sih.. makanya gue nawarin kita ikut"

====

"Cheol.. dah sampe"

Seungcheol menggeliat pelan dan memperbaiki posisi Vier yg melorot. Perlahan ia keluar dari mobil dan meregangkan tubuhnya.

"Pak gun.."

"Iyaa den??"

"Barang barang pangeran tolong di keluarin dari mobil ya"

"Siap den"

Setelah itu mereka semua masuk bersama. Jeonghan dan shua langsung duduk di sofa bersama dengan ibu Seungcheol yg datang.

"Oh? Ada kalian ternyata.."

"Mah.. maminya pangeran mana?"

"Lagi siram bunga di belakang"

Seungcheol mengusap punggung Vier perlahan saat di rasa anak itu bergerak pelan. Ia berjalan ke taman belakang rumahnya dan mencari keberadaan Shina.

"Na..?"

Shina meletakkan alat siram bunganya dan menghampiri Seungcheol dan Vier.

"Itu ada Jeonghan sama Shua, buatin limun atau apa aja yg seger ya.. mas mau bawa pangeran ke kamar dulu"

"Oke"

Seungcheol langsung melesat pergi ke kamarnya lalu merebahkan Vier perlahan lahan takut membangunkan anak itu.

Pria itu menatap wajah balita di hadapannya dengan senyum mengembang. Perlahan ia mengusap rambut hitam itu dan mengecup pelipisnya.

"Dady??"

"Pangeran.. kita dah sampe"

Vier mengerjabkan matanya lalu memeluk Seungcheol dengan erat.

"Dady nanti puyang kan?"

"Iyaa pangeran.. dady bakal usahain seiring sering datangin pangeran"

"Ungg"

"Nanti kan bisa video call lewat mami juga"

"Dady nanti kangen pi nda??"

"Iyaa dong.. masa dady ga kangen?"

Vier mengecup pipi Seungcheol lalu kembali memeluk sang dady dengan erat.

"Pi mau antal dady campe depan"

"Yuk.."

Seungcheol mengangkat Vier kembali ke gendongnya dan mengusap punggung kecil itu dengan sayang.

Kenapa ia sedih sekali? Rasanya belum puas waktu yg ia habiskan bersama Vier beberapa hari ini. Ia ingin lebih lama lagi bersama sang bocah.

"Pii cayang dady"

"Dady juga sayang pangeran.."

"Dady jangan pelgi lagi.. janji?"

Seungcheol tersentak. Ia hanya mampu mengangguk dan mengecup pipi Vier untuk kesekian kalinya.

"Jadi-"

Perkataan jeonghan terpotong saat melihat Seungcheol muncul bersama Vier. Sepertinya dua manusia itu tidak mau berpisah?

"Ntar dulu lah cheol.. belum habis juga limunnya"-shua

"Hm.. kalo udah mau balik panggil gue di belakang ya.."

Seungcheol pergi ke belakang dan menghampiri Shina yg tengah santai membaca novel sambil menyeruput teh.

"Eh, pangeran?"

Seungcheol bergabung dan duduk di hadapan Shina.

"Naa.. buatin teh jugaa"

Shina mengerjabkan matanya. Apa apa dengan nada manja yg menjengkelkan itu? Buat Shina refleks terkekeh pelan.

Tanpa suara Shina menyeduh teh untuk Seungcheol dengan lelaki itu masih memerhatikan semua gerak geriknya.

"Makasih.."

Itu lah perkataan Seungcheol setelah Shina meletakkan cangkir tehnya di hadapan Seungcheol.

"Na.."

"Hm?"

"Ntar ga papa kan ya kalo mas video call?"

"Buat?"

"Yaaa.. ngobrol sama pangeran..?"

"Terserah.."

"Cuek banget sih sama mas..?"

"Engga b aja"

"Ishh pangeran.. mami mu galak banget"

"Dady jahat sih.. makanya mami galak"

Seungcheol menyerit dan Shina berusaha mengabaikan situasi mereka saat ini dengan fokus pada bukunya.

"Jahat apa? Dady ga pernah apa apain mami?"

"Pokonya dady jahat"

"Jahat apa pangeran..?"

"Dady tinggal mami ulus pi cendili-"

"Chol!! Yuk balik!!"-jeonghan

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang