Seungcheol bangun pagi kali ini. Ia akan kembali ke Seoul karena ia memang tak berniat lama lama berada di sini.
Tapi anak yg ada di pelukannya sejak tadi.. membuatnya tidak tega untuk pergi.
"Pangeran.."
"..."
"Dady balik ke Seoul ya..?"
"Ndaaa!!"
"Tapi dady ada kerjaan.."
"Hiks.. dady nda sayang pii"
Seungcheol makin tak tega, ia sudah tidak tau harus membujuk Vier bagaimana lagi.
Tok tok tok
Seungcheol perlahan berdiri dan membuka pintu. Memperlihatkan Shina yg sepertinya baru kembali dari pasar.
"Pangeran.. sama mami yuk.. mandi dulu"
"Nda mau miii.. dady mau pelgii.. pii di tinggal huee"
"Bawa sini aja den.. biarin aja.. den bentar lagi telat"
Shina menjulurkan tangannya agar bisa menerima Vier ke gendongnya. Wanita itu sepertinya sudah tidak menghindari Seungcheol..?
"Engga Shin.. ga tega aku.."
"Ga papa den.. ntar dia tenang sendiri kok.."
"Tapi-"
"Pangeran.. yok sama mami.. itu dady nya kerja dulu.. ntar balik lagi ke sini"
"Mau sama dady"
Seungcheol tidak tega. Vier terus merengek dan menangis sejak tadi hingga sesegukan.
"Boleh aku bawa ke Seoul aja gak Shin??"
"A-apa??"
"Ini.. pangeran aku bawa ke Seoul aja yah? Demi tuhan aku ga tega liatnya.."
"T-tapi den kan kerja..?"
"Ga papa.. kayanya 3 harian ga bakal sibuk banget.. pangeran ikut dady mau gak?"
"Hiks mauuu"
"Tapi 3 hari aja yaa? Habis itu dady antar ke sini lagi sama mami??"
"Hiks dadyy"
Seungchol menurunkan Vier dari gendongannya dan kesejajaran wajahnya pada bocah yg tengah menangis.
"Xavier!"
Vier tersentak dan refleks mengulum bibir menahan tangis. Entah kenapa sepertinya sang dady serius kali ini, dan ia jadi agak takut.
"Pangeran.. nurut sama dady.."
"Iyaa dady.."
"Mau ikut atau engga?"
"Mau"
"Tapi 3 hari aja, dady mu kerja, nanti dady balik antara ke mami lagi, oke?"
"..."
"Nanti dady balik ke sini lagi, dady janji"
Perlahan Vier menatap wajah Seungcheol, lalu ia mengangguk pelan.
"Maapin pi, dady"
Seungchol tersenyum dan memeluk Vier erat seraya mengangkatnya kembali untuk di gendong.
"Minta maaf sama mami.."
"Mami.. pii minta maap"
"Iyaa pangeran.. udah yaa.. pangeran ga biasanya kaya gini loh, biasanya nurut sama mami??"
"Tapi pi mau cama dady.."
"Yaudah.. boleh ikut sama dady, tapi janji sama mami"
Shina mengulurkan kelingkingnya dan menunggu sang anak hingga akhirnya kelingking mereka bertaut.
"Jangan nakal! Dengerin kata dady! Kalo dady lagi kerja pangeran ga bakal ganggu! Kalo dady lagi bobo pangeran ga bakal ganggu! Ngerti??"
"Iyaa mii.. pi janji"
"Bagus.. sekarang pangeran mandi dulu baru berangkat sama dady"
"Ungg"
Akhirnya Vier mau melepaskan diri dari Seungcheol dan menerima gendong Shina.
"Dadyy angan tinggal pii"
"Den, ini ga papa-"
"Ga papa shin.. serius"
"Yaudah.. den siap siap aja"
Shina berlalu begitu saja. Dan setelah itu Seungcheol kembali masuk kedalam kamarnya dan memegang dadanya. Ia berdegup sejak tadi.
"Astaga!!"
Seungcheol memejamkan mata, mengingat bagaimana Shina tadi. Baru pertama kali ia melihat Shina begitu cerewet, biasanya wanita itu akan bicara seadanya.
"Berasa liat istri sendiri"
====
"Yg bener loh jagain Vier di sana.. ntar kamu asik kerja lagi"
"Engga mah.."
"Dadyy"
Shina menghela nafas. Ia sangat tak nyaman jika sang anak memanggil Seungcheol seperti itu di depan majikannya.
"Pangeran udah siap pisah sama mami??"
"Kan bental aja?? Kkuma juga ikutt cama pii kan??"
"Iyaa.."
Seungcheol mengusap kepala Vier dan memerhatikan Shina yg membawa tas kecil yg sepertinya berisi baju dan perlengkapan untuk Vier.
"Sini tasnya Shin"
"Engga den.. biar Shina aja nanti yg taruh di mobil sekalian pamit sama anaknya"
"Oh yaudah-"
"Shina.. kenapa ga ikut antar Seungcheol aja ke Seoul? Cheol ga pake pesawat kok, naik mobil doang di antara pak gun"
"E-ehh.. jangan buu.. Shina banyak kerjaan-"
"Ahh gampang ituuu.. udah ikut aja sama cheol sana.. ibu maksaa"
"Iyaa miii!! Ayoo ikut cama dadyy!!"
Shina menghela nafas lagi. Kenapa ia berada di situasi seperti ini sih??
"Boleh den??"
"Terserah kamu.. aku sih ga papa"
"Yaudah.. Shina ganti baju dulu bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET || Seungcheol Love Story
FanfictionSeungcheol x OC •Typo(s) •Non Baku •Gaje