15

140 10 0
                                    

Vier mengerjabkan matanya pelan. Ia melirik ke arah jendela yg sepertinya sudah menunjukkan waktu pagi hari.

Ia mau pipis.

Vier melirik ke arah dady yg sedang memeluknya erat. Sepertinya sang dady sedang tidur sangat nyenyak.

Ia sudah janji pada maminya untuk tidak mengganggu kalo dady lagi bobo.

Makanya kaki kecil itu berangsur turun dari ranjang. Sepertinya Seungcheol lupa memakaikan vier popok, untung saja anak itu tidak ngompol.

Vier meraih kenop pintu kamar mandi dan membukanya. Dan timbul masalah baru, bisanya jika ingin pipis ia akan di angkat ke atas toilet oleh mami atau dady nya. Tapi..

Vier melihat bangku kecil yg biasanya di gunakan untuk sanggahan kaki saat duduk di toilet.

Ia mendorong bangku kecil itu perlahan lalu menaikinya.

Perasaan lega memenuhi Vier. Anak itu merasa bangga melakukannya sendiri. Ia akan cerita pada maminya nanti.

Setelah selesai dengan urusan kamar mandi, Vier bingung ingin melakukan apa lagi. Karena itulah ia coba keluar dari kamar Seungcheol dan menuju ruang tengah.

Matanya menangkap seseorang yg seperti sedang berada di dapur. Kaki kecil itu berjalan pelan dan menemukan wonu yg baru saja akan menyeruput kopi.

"Ehh?"

"Bang nuu mimi apa?"

"Kopi.."

Wonu melihat ke arah lorong kamar dan tak menemukan siapa pun, sepertinya anak ini bangun sendiri pikirnya?

"Lu mau sarapan gak? Tapi adanya sereal"

"Mauuu"

Wonu akhirnya bangkit dan mendudukkan Vier di sofa ruang tamu dan menyalakan televisi. Mencarikan kartun pagi lalu meninggalkannya untuk di buatkan sarapan.

Ceklek

Sebuah kamar terbuka dan memperlihatkan Jeonghan yg baru saja bangun dengan sikat gigi yg berada di mulutnya.

"Tumben bang?"

"Udah dari subuh gue bangun.. lu napa nyalain tv nu?"

"Liat noh di sofa ada siapa"

Jeonghan berlalu dan melihat Vier yg sedang asik memerhatikan televisi. Wonu selesai dengan sereal untuk Vier dan meletakkannya di meja.

"Bisa makan sendiri, pi?"

"Bica bang.. maaci yaa"

"Hm.."

Jeonghan kembali ke kamar dan wonu memutuskan untuk pindah lalu bergabung bersama Vier.

Hening. Hanya ada suara kunyahan vier dan suara kecil tv.

"Pangeran??"

Wonu menoleh dan menemukan Seungcheol masih dengan wajah mengantuknya berjalan menghampiri.

"Astaga.. gue kira kemana"

"Dady angan libut.."

Wonu terkekeh. Entah kenapa ia merasa melihat Seungcheol versi kecil saat ini.

Seungcheol juga suka memarahi member yg berisik di pagi hari saat tak ada jadwal seperti ini.

"Pangeran habis spombob mandi ya"

"Ungg"

"Lu yg buatin sereal, nu?"

"Hm"

"Thanks.."

Seungcheol menguap dan kembali ke kamar untuk membasuh wajah dan sikat gigi. Beberapa member yg memiliki jadwal mulai bangun juga.

Dan begitulah kira kira pagi hari di dorm SEVENTEEN.

Seungcheol bergabung bersama Vier dan memeluk bocah itu dari belakang.

"Suapin dady dong"

"Nda.. minta bang nuu buat"

Seungcheol terkekeh dan menenggelamkan wajahnya pada punggung kecil sang bocah.

Ceklek

"Eh?? Tumben dah pada bangun" ujar menejer seraya meletakkan kantung plastik di atas meja.

"Yg ada jadwal!! Kita berangkat jam 9 yah"

Seungcheol ikut duduk di bawah bersama Vier seraya mengambil kantung plastik tadi. Sebenarnya vier berdiri sih, bukan duduk. Dia kan mam sereal.

"Anteng banget tuh bocah"

Seungcheol baru saja mengunyah sebuah roti lalu menatap menejer.

"Emang.."

"Mirip banget mukanya sama lu"

"Lu orang kesekian yg bilang gitu bang"

"Gue ke apartemen satunya ya"

Seungcheol memerhatikan Vier yg mengunyah sarapannya sejak tadi. Apa benar anak ini mirip dengannya? Ia malah berfikir jika Vier mirip Shina.

Pria itu membayangkan wajah Shina, dan entah kenapa ia malah merindukan wanita itu.

"Pangeran.."

"Umm??"

"Mau ngomong sama mami gak?"

"Mami??"

"Hmm.. dady video call mami.. mau??"

"Mauuu!!"

Seungcheol bangkit dan berlari kecil untuk mengambil ponselnya. Wonu menyerit heran, sepertinya Seungcheol aneh sekali.

"Pi.."

"Ungg??"

"Kayanya dady mu deh yg mau ngomong sama mamimu..?"

Wonu beranjak dari sana dan tak lama Seungcheol kembali dengan membawa.. I-pad??

Dan tak lama..

"Pangeran??"

"Mamiii"

Seungcheol tak berani bergabung dengan Vier. Ia hanya ingin memandang wajah Shina seperti ini, diam diam.. karna wajah tersenyum itu jauh lebih cantik dari pada wajah menunduk.

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang