9

154 9 0
                                    

Shina menghindar sebisa mungkin.

Ia benar benar tak bisa menghadapi Seungcheol. Tangannya akan bergerak dan bayangan 'malam itu' kembali terputar.

Sebut saja.. ini trauma kecil yg di miliki Shina..?

Ia juga membiarkan Vier terus menerus bersama Seungcheol. Meski panggilan 'dady' itu kerap masuk ke telinganya dan membuatnya takut Seungcheol tak nyaman.

Tapi melihat pria itu semakin hari semakin lengket dengan Vier, sepertinya ia nyaman nyaman saja. Bahkan-

"Pangeran.. cari jajan yok sama Dady"

-Seungcheol mengikuti panggilan shina terhadap Vier, entah kenapa.. ia menyukainya.

"Ayokk.. pii mau esklim"

"Boleh.. ayok"

"Tapiii.. tapi dady yg biyang mamii.. pii nda boyeh mamam esklim cama mamii"

Seungcheol menggigit bibir. Ia bahkan sudah tak bisa melihat wajah Shina sejak terakhir pertemuan tatap muka mereka di depan kamar Seungcheol.

Ia merasa wanita itu menghindar..?

Tapi.. kenapa??

"Dadyy!!"

"Eh iyaa pangeran..?"

"Dady biyang mami yaa"

"Kalo gitu kita ga boleh jajan eskrim.. mami ga bolehin kan?"

"Tapii.. pii mau esklim"

"Hmmm.. selain eskrim.. pangeran suka apa lagi??"

"Mojaa"

"Mojaa??"

"Jejuu yg panjang itu dadyy"

"Jeju? Keju?"

"Ungg"

"Mau makan keju??"

"Ihhh dadyy!! Mojanya di dayam.. teyus di mamam.. teyus panjang"

"....hah?"

"Ihhhh cuma mami yg pintal!! Dady endaa!!"

"...."

"Ayoo ikut piii"

Seungchol di tarik bocah itu turun dari ayunan di taman belakang dan mengikuti langkah terburu buru kaki kecilnya.

Entah kemana ia akan di bawa, tapi sepertinya bukan sesuatu yg bagus-

"Miii!!!"

-iya kan?

"E-eh.. k-kenapa pangeran?"

Shina menunduk, sepertinya ia benar benar tak ingin melakukan kontak mata dengan pria besar yg ada di belakang vier.

"Mii!! Dady nda tau mojaa"

"...terus?"

"Kaci tauu!!"

"O-oh.. corndog.. corndog mozza"

"O-ohh.. yaudah, e-em.. pangeran di bawa beli corndog boleh gak?"

Deg

"Um.. i-iya.."

"Oke.. pangeran pamit dulu sama mami"

"Mii.. pi beyi moja cama dady ya"

"Iya, jangan beli eskrim"

"Unggg.. byee miii"

Shina melanjutkan aktivitasnya yg tadi sedang membersihkan sayur mayur. Tapi kali ini pipinya merona hebat dan tangan sedikit bergetar.

'gini ya rasanya.. punya sua-'

Plak

Shina menampar pipinya sendiri. Apa apaan pikiran liat barusan? Ia menggelengkan kepalanya dan menarik nafas dalam dalam.

Sementara itu Seungcheol berjalan ke garasi dengan bergandengan tangan lalu masuk ke dalam mobil bersama Vier. Akhirnya mereka pergi bersama untuk membeli mojaa.

"Pangeran.."

"Ungg?"

"Dadynya pangeran mana??"

Hening. Seungcheol menghentikan mobilnya karena lampu merah dan menoleh ke arah Vier yg tengah mengerjabkan matanya dengan lucu.

"Ini dady.."

"Bukan.. maksudnya dady aslinya pangeran.."

"...."

"Suaminya mami..?"

"Cuami itu apa dady??"

Seungcheol menepuk jidat. Ia yg bodoh, menanyakan hal hal seperti ini pada anak umur 3 tahun.

Dari sini Seungcheol mengambil kesimpulan, bahwa Shina mungkin telah di tinggal pergi oleh lelaki tak bertanggung jawab.

'ck.. banci banget anjing!! Cowo apaan?! Mau buat doang ga mau tanggu jawab?!'

O-ow.. Seungcheol??

Mereka melanjutkan perjalanan dan akhirnya singgah di salah satu warung kecil yg menjual corndog.

Seungcheol menggendong Vier dan masuk bersama. Mereka memesan corndog mozza yg di inginkan Vier lalu duduk menunggu pesanan.

"Dady.."

"Hmm??"

"Dady.. dadynya pi kan??"

Seungcheol tersentak, suara Vier terkesan kecil dan terdengar menyedihkan. Seungcheol paham, Vier pasti sangat membutuhkan sosok ayah selama ini.

"Iyaa.. mulai sekarang.. dady ini dadynya pi"

"Maacih dady.."

Vier menenggelamkan wajahnya pada pelukan Seungcheol dan memeluk sang dady. Yg di peluk hanya bisa menghela nafas dan membalas dekapan tubuh yg lebih kecil seraya mengusap punggungnya.

====

"Ya Tuhan, Seungcheol? dari mana aja kamu sama dia?? Sampe ketiduran gitu??"

"Hehehe.. aku bawa ke tempat main tadi ma.. seneng banget dia, jadi ga tega ngajak pulang, Seungcheol mau bawa dia ke kamar dulu entar.."

Seungcheol membawa Vier menuju kamarnya dan membaringkan balita itu di atas ranjangnya dengan perlahan.

"Hehehe.. dady sayang pangeran.."

Setelah itu Seungcheol berlalu dan turun ke bawah untuk untuk bergabung bersama sang ibu yg tengah menonton televisi.

"Mah.. Seungcheol mau tanya dong"

"Tanya apa??"

"Emm.. itu.. suaminya shina kemana?"

Ibu Seungcheol menoleh seketika dan memerhatikan arah dapur. Sepertinya shina tengah sibuk di belakang?

"Yah gitu cheol.. Shina ga ngomong apa apa, dia cuma bilang kalo ayahnya Vier itu pergi"

"Mereka udah nikah apa gimana?"

"Kayanya sih belum.. kayanya vier itu.. anak di luar pernikahan"

"Menurut mama.. Shina tuh kaya anak nakal gitu ga?"

"Mama liat kepribadian sejauh ini sih engga cheol, keliatan kok kalo orang tuh dasarnya ga baik. Tapi kalo Shina tuh beda.."

"...."

"Lagian dia ga ada orang tua, mama kasian.."

Seungcheol menghela nafas. Bagaimana mungkin ada orang yg punya nasib seperti itu? Menyedihkan sekali.

"Mama seneng di sini ada Vier.. sumpah ya cheol, anak itu mirip banget sama kamu waktu kecil.. muka, sifat, banyak dehh.. cuma bedanya dia ga nakal kaya kamu"

"Ihh mama.."

"Hahaha.."

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang