29

126 6 0
                                    

"Yang.. mas balik agak malem nih kayaknya"

"Uhuk.. hm iyaa mas, ntar beliin deterjen ya"

"Kamu kok makin sering batuk, yang?"

"Mas ih, kan aku udah bilang ini kebiasaan doang, mas aja yg baru sadar"

"Yaa engga cantik, kayanya belakangan ini makin sering aja gitu, ga biasanya"

Shina melakukan video call bersama Seungcheol, ia saat ini tengah membuatkan makan siang untuknya dan vier yg sebentar lagi pulang sekolah.

Sudah hampir sebulan mereka bersama, bahkan jika Seungcheol tak ada jadwal, ia akan pulang ke rumah Shina dan menginap di sana.

"Perasaan mas aja kali.. udah ya, mas ga kerja kerja nih jadinya.. ntar jihoon ngamuk"

"Yaudah.. ntar mas telfon lagi"

"Iyaa.."

"Hm, i love you?"

"....."

Shina mematikan telfonnya dan meraih ponselnya. Perlahan wanita memegang dadanya lalu menarik nafas perlahan seraya memejamkan mata.

"Duh.."

"Mamii!!"

"Ohh dah dateng? Tasnya taruh di kamar ya"

Shina tersenyum lebar ke arah vier yg baru saja masuk ke rumah, setelah itu ia menyiapkan makanan siang di meja makan seraya menunggu Vier.

"Mamii.. Dady mana?"

"Kerja kan? Dady ga bilang tadi pagi pas nganterin pangeran?"

"Engga.."

"Ooo.. lupa paling.. maklum ya, dady kayanya kecapean? Belakangan ini sibuk banget soalnya"

"Hum, dady belum ada nginep sini lagi"

"Baru 4 hari ga nginep.. yaudah ni makan.."

Vier meraih sumpitnya dan mulai menyantap makanannya.

"Malam ini dady tidur di sini kayanya?"

"Masa??"

"Makan yg bener baru ngomong, pangeran.."

"...."

"Tadi dady bilang ke mami.."

"...ooo"

"Mami ke kamar mandi dulu yaa.."

"Iyaa mii"

====

Seungcheol mengendarai mobil dengan santai dan berhenti di salah satu minimarket. Ia masuk ke dalam bangunan itu seraya memerhatikan ponsel.

Tadi Shina menitipkan beberapa barang belanjaan lagi, jadilah sang wanita memberikan beberapa catatan.

"Deterjen.. yg bubuk, sama pewangi yg.. oh ini"

Seungcheol mengendusnya sesaat.

"Wow.. beneran wangi!! Terus apa lagi?"

Seungcheol membutuhkan waktu cukup lama untuk mengumpulkan semua barang barang suruhan Shina.

"Ini aja?"

"Iya mba.."

Seungcheol menyerahkan kartunya dan menunggu sejenak. Setelah itu Seungcheol keluar dati minimarket dan melesat pergi dari sana.

Tidak butuh waktu lama, karena tempat Seungcheol berbelanja tadi dekat dengan area rumah Shina.

"Sayang~?"

Suara Seungcheol agak pelan, ini sudah jam 11 malam. Ia tau pasti anak mereka sudah tidur.

Seungcheol meletakkan barang barang belanjaannya di atas meja makan lalu mengeluarkannya satu persatu.

Grep

"Eh?? Belum bobo?"

Seungcheol membalikan badannya dan merengkuh kembali tubuh yg lebih mungil.

"Nungguin mas"

"Yaudah ayok mas cuddle.."

Seungcheol menggendong Shina di depan dan masuk ke dalam kamar bersama. Perlahan Seungcheol membaringkan Shina dan mengecup pelipis yg wanita.

"Mas ke kamar mandi dulu yaa.. mau cuci kaki sekalian sikat gigi"

"Mmm.."

Seungcheol berlalu dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah 15 menit, ia keluar tanpa atasan dan sudah berganti dengan celana pendek.

Shina sudah tidak terkejut, Seungcheol selalu seperti itu entah sejak kapan.

"Hm? Ini tisu kok udah mau habis aja yang? Kamu pake apa hayoo??"

"Apa sih? Aku nonton drama malem-malem.. kebanyakan mewek jadi gitu.."

"Ooo"

Seungcheol berbaring dan menarik Shina untuk di peluk dari belakang, Shina sedang asik dengan ponselnya.

"Rambut kamu kok makin tipis, sayang?"

"Masa sih? Gara gara aku ganti sampo kayanya.. waktu itu ada sampo lagi promo.."

"Hmm.. kamu wangi banget"

Seungcheol mengecup tengkuk Shina beberapa kali membuat Shina memejamkan mata.

"Maas.. geli ihh"

Seungcheol membalik tubuh Shina dan menatap wanita itu dengan hangat. Perlahan Seungcheol menautkan tangan mereka, kentara sekali ada cincin di jari manis Shina.

"Habis tur lama banget deh.. besok aja kita nikahnya, mau ga?"

"Gak"

"Masih aja cuek sama mas.. udah mau nikah loh kita"

"Masih lama! Mas aja turnya kemungkinan 5 bulan.."

"Ya makanya besok kita nikah"

"Gak"

"Tau gitu mas nurut mama aja.. nikahnya sebelum tur"

Shina hanya memerhatikan Seungcheol yg tengah berdumal dengan senyum tipis di bibirnya.

"Kenapa? Kok liat mas gitu banget?"

"Ga papa.."

"Hehehe.. mas mau ciumm"

Shina memajukan bibirnya dan mengecup singkat bibir Seungcheol. Tapi namanya juga Seungcheol, pria itu malah menahan tengkuk Shina dan menuntut lebih.

Mereka terus berpagutan, katakan saja untuk melepaskan rindu. Sudah seminggu Seungcheol tidak mencium Shina karena sibuk.

Tapi sepertinya kali ini Seungcheol agak berlebihan, Shina tidak di beri ruang bernafas dan pria itu mulai berpindah tempat ke atas tubuh Shina.

"Sayang.."

Shina menarik nafas sebanyak banyaknya setelah bibirnya di lepaskan oleh Seungcheol.

"Mas ih.. aku sesak nih.."

Seungcheol tak berkutik, ia masih berada di atas sana dan mulai mengecup seluruh sisi wajah Shina.

"Mas.."

Seungcheol berhenti. Lalu memerhatikan Shina, memastikan sesuatu yg sebenarnya sudah tidak pernah muncul lagi beberapa minggu ini.

"Kenapa? T-tremor lagi ya?? Maaf-"

"Engga!! Engga kok.. ga tremor"

Hening.

"Boleh?"

"...."

"Kalo engga-"

"Be gentle.."

"...."

"Please.."

"Sure.. ga akan ada rasa sakit kali ini.. mas janji"

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang