4

196 12 0
                                    

Segalanya mau tak mau kembali ke rutinitas masing masing. Dengan rahasia yg hanya di ketahui oleh mereka berdua dan tuhan.

Seungcheol masih agak takut dan selalu waspada kalau kalau wanita asing itu tiba tiba membuka rahasia, dan bagaimana kalau wanita itu mengaku mengandung anaknya?

Dan Shina yg agak khawatir karena waktu itu ia berhubungan badan dengan orang asing tanpa pengaman, bagaimana jika ia hamil? Apa idol itu mau menerima anaknya?

Shina sudah tau. Ia cukup bergetar melihat iklan di baleho yg menampilkan 13 wajah tampan artis papan atas di Korea. Dan satu wajah di sana ada pria yg memerkosanya.

Shina tau diri. Ia tak sepenuhnya menyalakan sang idol. Ia juga lengah dan mau saja padahal ia tak sepenuhnya mabuk.

Shina pergi dari kantor tempatnya bekerja. Ia sudah dapat tempat kerja baru di salah satu restoran yg cukup besar sebagai pramusaji.

Itu pun sudah cukup. Yg penting ia bisa tetap makan sehari hari.

"Shin.. bang Yubin belum balik, lu bisa anter pesanan pelanggan gak?"

Shina menoleh kebelakang, ke ara dapur yg terlihat sangat sibuk.

"Bisa teh, teteh bawa kedepan aja nanti, Shina masih urus beberapa pelanggan"

"Wokee"

Shina di tempatkan pada kasir. Shina tidak masalah, ia bisa melakukan apapun kok.

Lingkungan kerja kali ini juga menyenangkan, orang orang di sekitarnya cukup baik dan hal seperti ini lah yg Shina sukai.

"Shin.. ini ya, alamatnya ada di atas box, hati hati"

"Okee teh, titip bentar ya kasirnya"

"Siap"

Shina pergi dari toko dan melesat pergi dengan motor delivery. Ia menghirup udara segar hari ini, cuaca yg sangat bagus, tidak terlalu terik dan berangin. Membuat moodnya semakin bagus.

"Ini kan ya alamatnya??"

Shina memerhatikan gedung tinggi di hadapannya. Ternyata yg memesan tinggal di apartemen.

"Cari siapa neng?"

"Em mau nanya, ini bener ga alamatnya??"

Shina menghampiri seorang satpam dan memperlihatkan alamatnya.

"Iyaa neng bener, langsung anter aja"

"Ohoke.. makasih pak"

Shina masuk ke gedung luas itu dan menuju lift. Tertulis di sini pemesanannya berada di lantai 11 pada unit 0326.

Ting

Pintu lift terbuka dan Shina melangkahkan kakinya keluar drai sana. Sepi sekali, sepertinya hanya orang orang kaya dan orang orang sibuk yg tinggal di sini.

"Nah nemu"

Shina memencet bell dan menunggu. Agak lama, mungkin sekitar 4 - 5 menit baru ia dengar langkah seseorang dari dalam.

Ceklek

Shina mematung seketika. Seorang pria yg sangat ia kenal tengah berdiri di hadapannya.

's-coups?'

"Oh astagaaa.. itu ayam yg saya pesan ya mbak??"

Satu lagi pria sedikit berlari dari dalam flat itu, membuat Shina tersadar dari keterkejutannya.

Seungcheol yg awalnya menatap wanita itu juga tersadar seketika lalu menggeser badannya.

"Makasih ya mbak.. ini tip buat mbaknya.. hati hati di jalan mbak"

"I-iya.. makasih-"

"Bentar deh.."

"Ehh? Napa bang?"

Dino yg sudah ingin pergi ke dapur seketika terhenti, begitu juga dengan Shina yg hampir berbalik.

Tidak mungkin kan? Apa Seungcheol mengenalinya? Pikiran Shina berkecamuk, perlahan tangannya bergetar dan ia merasa perutnya mual.

Kejadian yg menimpanya beberapa bulan lalu kembali

"CHEOL!! LU DI TELPON MENEJER NIH!!"

"IYAA!! Ehehe ga jadi mbak, hati hati di jalan"

Shina tersenyum tipis dan berjalan menjauh dari sana, dan air matanya pun jatuh saat itu juga.

====

Keheningan subuh menjadi kawan di dorm grup papan atas SEVENTEEN saat ini. Belum ada yg bangun karena semuanya masih berad di alam mimpi.

"Hmp-"

Hingga tiba tiba jeonghan terbangun. Ia yg notabenenya sangat sensitif jika mendengar suara saat tertidur tentu saja bangun saat mendengar suara.. orang mual..?

Lelaki dengan rambut blonde itu pun keluar dengan langkah gontai dan mencari dari mana asal suara tersebut.

"Cheol?"

Jeonghan mengetuk pintu kamar Seungcheol, tapi tak juga di buka. Seperti Seungcheol yg tengah mual. Karena kentara sekali suara itu dari dalam kamarnya.

"Cheol!! Buka!!"

Jeonghan jadi agak panik saat mendengar suara muntah Seungcheol semakin nyaring dan tak mau berhenti.

"Cheol!! Gue masuk!!"

Jeonghan masuk dan berjalan agak cepat menuju kamar mandi. Seungcheol sudah selesai dengan mulanya dan lelaki itu tengah duduk dengan tubuh lemas di depan toilet.

"Lu kenapa bego?!"

"Astaga!! Bang cheol kenapa?!"

Jeonghan dan Seungkwan yg baru datang membantu Seungcheol berdiri, lalu membawa pria itu berbaring kembali ke atas ranjang.

"Gua mual banget" ujar Seungcheol lemas.

"Kwan.. telfon bang menejer"

"Oke bang, bentar"

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang