6

183 13 0
                                    

3 tahun kemudian.

"Ini kan ya alamatnya?"

Shina menatap pagar tinggi di hadapannya dengan seorang balita di gendongannya.

Wanita itu memencet bell dan menunggu respon dari pemilik rumah. Butuh sekitar 5 menit lebih ia berdiri hingga akhirnya ada seorang wanita paruh baya yg membuka pagar.

"Ohh.. Shina bukan??"

"I-iyaa nyonya.."

"Ehh?? Jangan panggil nyonya!! Panggil ibu aja, ayoo masuk, pak gun!! Minta tolong barangnya Shina di bawain ya!! Dia lagi gendong anak soalnya"

"Siap buu"

"Nah shina, ikut pak gun ya, biar di anterin ke kamar.. ntar ketemu saya di ruang tamu"

"Baik Bu.. makasih"

Shina mengikuti langkah pria yg di sebut pak gun tadi seraya mengelus punggung bocah lelaki yg ada di gendongannya.

"Ini kamarnya neng Shina.."

"Wah, makasih ya pak gun.."

"Betah betah ya neng.. biar pak gun ada temen ngobrolnya.. hahaha~"

"Hehe siap pak"

Shina memerhatikan ruangan yg akan menjadi kamarnya ini dengan pandangan berbinar.

"Bagus banget ini kamarnya.."

Shina meletakkan bocah yg ia gendong di atas ranjang dengan perlahan agar anak itu tidak bangun.

"Mami keluar dulu yaa.."

Shina mengecup pelan pelipis sang anak lalu beranjak pergi menuju ruang tamu.

"Duduk dulu yuk shina.. lumayan juga pasti dari Seoul ke Daegu?"

"Iyaa bu, lumayan jauh juga ternyata"

"Kamu naik kereta kan ya? Berarti tiga jam"

"Bener Bu.. hehe"

"Yg tadi kamu gendong itu, vier kan?"

"Iyaa bu, anaknya lagi tidur"

"Oooo.. jadi gini, kerjaan kamu bantu saya beres beres aja di rumah. Ini rumah makin luas di buat sama suami saya.. minta tolong yaa"

"Oooo, oke Bu.. em, ibu di sini sama suami aja?"

"Iyaa, anak anak udah pada kerja soalnya.. yg paling tua udah nikah, terus yg bungsu di Seoul"

Shina mengangguk dan kembali mendengarkan penjelasan sang majikan perihal apa saja yg akan ia lakukan selama di sini.

"Anaknya Seungyoo, si El seumuran sama Vier paling, bisa main bareng nanti kalo mereka dateng"

"Haha iyaa Bu.."

"Kalo Seung-"

"Mi..?"

"Ehh?? Anak mami??"

Shina refleks berdiri dan menghampiri anaknya yg tengah mengucek mata dengan tangan yg di gandeng oleh pak gun.

"Dia nyasar ke taman belakang neng shina.. makanya saya bawa ke sini"

"Oala.. makasih pak gun.. makasih ke pak gun dulu pangeran.."

"Maaci pa un"

"Sama sama cill.."

Shina menggendong 'pangeran'nya dan kembali menghadap ke majikan.

"Salam dulu tuh.."

"Aloo.."

Sang majikan terkekeh memerhatikan bocah setengah mengantuk itu. Entah kenapa anak itu sangat mirip dengan-

"Haii vier.. panggil oma yaa.. kamu gemes banget soalnya"

"Aloo omaa"

"Eh, ga papa nih bu?"

"Ga papa shin.. moga rumah jadi agak rame deh karna ada vier di sini.."

===

"Pii..?"

"Um??"

Bocah gembul itu tengah bermain dengan seekor anjing di taman belakang dan tiba tiba di hampir oleh seorang pria paruh baya.

"Ikut opa jalan mau gak??"

"Mana opa?"

"Ke supermarket, siapa tau pi mau beli mainan?"

"Tapi inan pi uda anyak opa.. pi mau cini aja cama uma"

"Kalo eskrim mau gak?"

Mata kecil itu seketika membola. Ia mau tapi ia tak mau meninggalkan anjing yg tengah bergelayut di tangan mungilnya.

"Kkuma juga ikut deh"

"MAUU!!"

Vier berdiri dan mengajak kuma untuk mengikuti langkah sang opa yg mengajaknya pergi.

"Opaa.. pi mau biyang mami duyu"

"Yaudah, opa sama kkuma tunggu di garasi ya"

"Ungg"

Kaki kecil itu berlarian hingga mengundang perhatian sang oma yg tengah membaca buku di ruang tamu.

"Pi sayang, nanti jatuh lo.. jangan lari lari"

"Ya omaa.."

"Pasti di ajak jalan lagi.." ujar wanita paruh baya itu seraya terkekeh pelan.

Vier berhenti berlari dan berjalan cepat menuju dapur. Mencari keberadaan sang mami yg sepertinya sedang sibuk di belakang.

"Mihhh"

"Pangeran? Kenapa sayang?"

Shina yg tadinya tengah menyusun belanjaan di dapur seketika mengalihkan perhatiannya pada sang anak.

"Pi mau alan ama opaa yaa"

"Mau kemana??"

"Beyi esklim"

Shina tersenyum. Mereka baru saja tinggal selama 5 bulan tapi anaknya sudah seperti cucu keluarga ini.

Vier mengambil semua perhatian dan kasih sayang orang orang di rumah itu dengan sangat cepat. Ia yg merupakan anak penurut dan tidak begitu nakal begitu di sukai oleh oma dan opa, begitu juga dengan pak gun.

Ia bahkan cepat sekali akrab dengan el yg merupakan cucu asli keluarga ini.

Shina bersyukur. Sangat bersyukur. Ia bisa bekerja pada keluarga yg sangat baik seperti ini.

"Tapi janji sama mami, pangeran makan eskrim nya dikit aja, nanti sakit tenggorokan lagi.. ga mau kan?"

"Yaa mi.."

"Yaudah, boleh.. hati hati yaa"

"Makasih mii.."

FORGET || Seungcheol Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang