Shina benar benar pasrah. Ia sudah tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi situasi ini.
Kenapa juga ia duduk di samping Seungcheol. Awalnya tidak seperti ini, karena Vier yg ada di tengah tengah mereka. Tapi tiba tiba bocah itu naik ke pangkuan Seungcheol dan tertidur di sana.
'tenang Shina.. asal lu ga sentuhan secara langsung sama Seungcheol.. lu ga bakal tremor kok.. tenang'
Shina menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sepertinya perjalanan ini akan sangat panjang, ia memutuskan untuk mengenakan ear phone dan mendengarkan lagu.
Shina yg sudah mulai menikmati perjalanan seketika di buat heran saat mobil berbelok. Sepertinya pak gun akan mengisi bensin..?
"Den.. pak gun ke toilet bentar yaa"
"Iyaa pak"
Lalu hening. Tinggallah mereka berdua dengan satu bocah kecil yg tengah tidur.
Seungcheol bergerak sedikit untuk memperbaiki posisi duduknya membuat Shina menoleh seketika.
"Den.. pangeran sini aja sama Shina.. den ga pegel emang?"
"Engga engga.. ga papa.. cuma baikin duduk aja tadi, biar pangeran enak tidurnya"
"Serius ga papa den??"
"Iyaa shinaa.."
Shina menghela nafas pelan dan menaikan volume lagunya kembali, tapi tiba tiba Seungcheol kembali memanggilnya.
"Shin"
"Iyaa den??"
"Jangan panggil den deh, ga suka dengernya"
"Em? Tapi pak gun manggil gitu.. Shina ikut aja"
"Kalo pak gun beda cerita.."
"Jadi?? Harus manggil apa?"
"Apa aja.. tapi jangan den.."
Seungcheol mulai memejamkan matanya dan menepuk punggung Vier perlahan. Entah kenapa ia tenang sekali sekarang, rasanya hangat dan nyaman.
====
Setelah menempuh jalan yg cukup jauh, akhirnya mereka sampai di Seoul. Kota yg sudah sekitar 7 bulan di tinggalkan oleh shina.
"Neng shina.. tolong gorden kaca mobilnya di tutup"
"Okee pak.."
Shina menutup semua gorden kaca mobil, ia cukup paham bahwa idol seperti Seungcheol harus melakukan hal hal seperti ini.
Seungcheol membuka matanya sedikit saat Shina tengah berusaha menutup gorden yg ada jendela sampingnya. Untuk pertama kalinya wajah tersebut sangat dekat.
De Javu
Seungcheol kesal sekali, rasanya de javu itu tidak menyenangkan. Kita hanya bisa merasakan atmosfer yg sama tapi tidak ingat kejadian sebenarnya.
Dan itu selalu terjadi saat ia melihat Shina.
Seungcheol menggeliat sedikit dan memperbaiki posisi duduknya, tapi Vier malah ikut bangun dan celingak celinguk memerhatikan mobil yg sangat tertutup.
"Dady.. kok di tutup?"
"Soalnya udah mau nyampe"
Shina melihat Seungcheol dan Vier tertawa dan bercanda bersama. Itu lah yg ia kita terus menerus beberapa hari belakangan ini.
Mereka berdua sangat mirip. Siapapun yg melihat, pasti berfikir bawa keduanya adalah ayah dan anak.
"Dah sampe" ujar pak gun.
Mereka memasuki sebuah basement lalu pak gun memarkirkan mobil.
"Shin.. gendong pangeran bentar"
Vier Beralih ke pelukan shina, Seungcheol keluar dari mobil dan mengambil barang barangnya dan juga tas milik Vier.
"Ayok Shin.."
Shina menyerit dan keluar dari mobil. Ia awalnya ragu dan mengira akan di bawa ke apartemen Seungcheol.. tempat.. yg sepertinya sangat tidak ingin shina lihat lagi.
Tapi ternyata mereka pergi ke dorm SEVENTEEN. Syukurlah, setidaknya kenangan buruk itu-
"Shinaa.. yuk?"
"Shina ikut den?"
"Shin.."
"Abisnya.. bingung mau manggil apa..?"
"Panggil mas aja, neng shina.."
Mereka berdua refleks menoleh mendengar suara pak gun yg sedang merokok di samping mobil.
"Nah tuu"
"Y-yaudah.."
"Yuk.."
Perlahan Seungcheol, Shina dan Vier menghilang dari pandangan pak gun, dan perlahan pria tua itu tersenyum tipis.
"Berasa liat suami istri sama anaknya.."
====
Mereka naik bersama melalui lift dan diam saja selama di sana. Shina berdiri di depan dan Vier yg memeluk Shina hanya memandangi sang dady berdiri di belakang mereka.
Shina takut sebenarnya. Ia hanya sekali mengantar makanan pesanan ke dorm mereka, dan itu pun sudah 3 tahun lalu. Semoga orang yg menerima makanan waktu itu-
"Bang cheol?"
-tidak mengenalinya.
Mereka berbalik mendengar panggilan itu dan menemukan 2 orang member SEVENTEEN dan satu menejer mereka.
Dan Shina tau betul salah satu lelaki itu adalah orang yg tiga tahun lalu memesan makanan. Jantung Shina berdegup seketika.
"Ni siapa bang??" Tanya pria berambut hitam.
"Nanti aja abang jelasin, ni anak bayi kecapean mau di istirahatin dulu.."
Ini yg menjadi pikiran Shina, apa tidak papa ia kesini? Apa tidak papa seorang idol membawa orang asik ke dalam tempat tinggal mereka?
"Ini kak shina bukan?? Wah kata bang cheol-hmpp"
"Hehehe maap yaa kak.. ni bang soonyoung emang banyak omong.. ni dino bantu tutup mulutnya.. bang soonyoung diem!!"
Seungcheol menghelah nafas. Ia mengisyaratkan untuk segera ke apartemen mereka dari pada buat keributan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGET || Seungcheol Love Story
FanfictionSeungcheol x OC •Typo(s) •Non Baku •Gaje