09. Realita Mereka

297 29 14
                                    

Liana menghentikan mobilnya tepat disamping sebuah mobil berwarna hitam yang sudah terparkir di garasi rumahnya. Itu bukan mobil keluarga Liana, Liana sangat yakin.

Liana keluar dari dalam mobil sambil terus memperhatikan mobil mewah disampingnya. Liana merasa penasaran karena rasanya ia mengenali mobil itu, tapi tidak begitu yakin juga. Hingga akhirnya Liana melihat nomor plat mobil tersebut.

"Ini mobilnya dia." Liana bergumam pelan sedikit tidak percaya. Liana masih ingat jelas nomor plat mobil milik dia, dan nomor itu tertera dengan jelas di plat mobil ini.

Kedua tangan Liana meremas kuat dengan mata terpejam rapat. Gemuruh di dadanya begitu hebat sampai membuat Liana harus menarik napas dalam-dalam.

"Cobaan apa lagi ini?" gerutunya setelah mata Liana kembali terbuka.

"Sayang!"

Liana membalikan badanya menatap seorang pria tinggi, dan kekar yang sedang berdiri di teras rumah Liana sambil tersenyum lebar ketika matanya bertemu dengan mata Liana.

Sempat terkejut dengan panggilan manis tadi, Liana segera berjalan menghampiri pria yang memanggilnya.

Ternyata apa yang di pikirkan Liana tadi benar, jika pemilik mobil tadi adalah pria itu.

Pria itu bernama Galen Daumzka, tunangan Liana yang umurnya lebih tua dua tahun darinya. Pria itu adalah anak kedua dari pemilik perusahaan Daumreal. Perusahaan yang sudah lama menjalin kerjasama dengan perusahaan milik keluarga Liana.

Galen, dan Liana tidak sengaja bertemu dua tahun lalu saat pertemuan bisnis keluarga mereka.

Galen merentangkan tangannya dengan senyum yang tidak kunjung luntur dari wajahnya. Liana tahu maksud dari rentangan tangan pria itu, hingga Liana segera mendekat. Dan ketika Liana sudah berada di jangkauan Galen, pria itu segera membawa Liana kedalam pelukan hangatnya. Pria itu memeluk Liana begitu erat sambil sesekali mengendus wangi rambut Liana yang memabukannya.

"Aku kangen banget sama kamu." Galen menyusupkan wajahnya ke ceruk leher Liana sampai membuat Liana merasa geli karena kumis tipis Galen.

Walaupun kegelian, Liana tetap membiarkan Galen melakukan apapun yang pria itu inginkan. "Kamu kapan pulang?" Liana hanya bisa bertanya sambil melingkarkan tangannya di pinggang Galen.

Kecupan-kecupan lembut mulai terasa di ceruk leher Liana, membuat perempuan itu bersusah payah menahan desahannya apalagi ketika Galen berhasil menggigit kulit lehernya. "Siang tadi aku sampainya." Galen menjawab dengan suara yang cukup jelas.

Liana sempat menghela napas pelan. Ia pikir Galen akan berada di Kanada cukup lama untuk mengurus anak perusahaan keluarga yang ada disana seperti apa yang Galen katakan sebelum pergi. Tapi ternyata dugaannya salah besar. Galen hanya pergi tiga minggu saja.

"Kenapa gak ngabarin aku kalo pulang?"

"Pengin kasih kejutan ke kamu."

"Urusan kamu disana udah selesai, sih? Katanya bisa habisin waktu sampai satu bulan lebih."

Galen menjauhkan kepalanya dari ceruk leher Liana yang sudah memerah karena ulahnya. Tanpa melepaskan pelukannya, pria itu menatap tajam mata Liana. "Kamu gak suka kalo aku pulang?"

Liana ternyata sudah salah berbicara. "Bukan gitu, Gal."

"Terus apa?" Galen terlihat mengitimidasi Liana. "Apa karena aku pulang, kamu jadi ngerasa gak bebas lagi deket sama laki-laki lain? Iya?"

Ini yang selalu mengusik Liana setiap saat, sifat posesif Galen. Pria ini terlalu membatasi pergerakan Liana.

Sebenarnya Galen adalah pria penyayang, dan Liana menyukai segala perhatian pria itu. Namun, terkadang kasih sayang, dan perhatian Galen berlebihan atau yang bisa disebut posesif. Selain itu, Galen juga tipe orang pencemburu yang semakin membuat Liana kewalahan menghadapinya karena sekali pria itu cemburu, ia akan melampiaskannya dengan berbagai cara yang sampai membuat Liana ketakutan sendiri.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang