26. Kenangan Masa Lalu

207 27 5
                                    

Untuk Aldi, hari libur itu sama saja dengan hari-hari biasa, tidak ada istimewanya. Itu karena ia tetap saja sibuk walaupun hanya berada di rumah, baik itu sibuk dengan pekerjaan kantor yang kadang memang tidak ada habisnya, atau malah sibuk mengurus beberapa pekerjaan rumah yang memang terkadang suka ia kerjakan jika sedang senggang.

Seperti hari ini, setelah selesai memotong tanaman di halaman rumah, Aldi berniat memanasi sekaligus mencuci mobil lamanya yang dulu sempat di titipkan kepada om-nya. Namun, niatnya itu tidak kunjung terwujud hanya karena ia lupa dimana ia menaruh kunci mobilnya. Akhirnya yang ada ia hanya sibuk mencari kunci mobil disetiap sudut kamar.

Lama mencarinya tanpa ada hasil sama sekali membuat Aldi berkacak pinggang lalu menghela napas pelan. Ia melakukannya sambil berusaha mengingat-ingat dimana kiranya ia menaruh kunci mobil itu setelah ia pakai sekitar satu minggu yang lalu.

Kegiatan Aldi ini terhenti begitu merasakan ponsel di saku celana pendeknya bergetar. Saat ia lihat, ternyata Oliv yang menelponnya. Aldi sempat dibuat bingung karena tidak biasanya pagi-pagi begini Oliv menelpon, tapi ia tetap langsung mengangkatnya, takut juga jika terjadi apa-apa dengan Oliv, ataupun Raina.

"Halo, Liv?"

"Ayahhh!"

Bibir Aldi tidak bisa jika tidak tersenyum lebar setelah mendengar suara Raina yang memanggilnya dengan cukup keras. Ia tidak menduga jika ternyata Raina yang menelponnya se-pagi ini.

"Halo, Rain. Kedengerannya semangat banget, ada apa?"

"Gak ada apa-apa, Yah. Rain cuma pengin telpon Ayah aja." Raina mengatakannya dengan nada yang sangat lucu. Andai saja gadis kecil itu ada didepan Aldi, Aldi tidak akan segan mencubit pipi tembamnya. "Ayah, Ayah, Ayah udah sarapan? Rain tadi sarapan pakai nasi goreng orak arik telur buatan Bunda, loh, kesukaan Ayah. Enak banget tau, Yah."

Ada suara tawa yang begitu merdu sesaat setelah Raina berbicara dengan begitu bangga, membuat Aldi terkekeh pelan. "Aduh, sayang banget Ayah tadi cuma sarapan pakai roti selai aja. Rain jadi buat Ayah pengin makan nasi goreng orak arik terlur, kan," dan tawa disebrang sana kembali terdengar. Raina terdengar bahagia hanya dengan mendengar kalimat penuh iri tersebut. "Nasi goreng orak ariknya sisain, dong buat Ayah!" Aldi berujar sambil berjalan mendekati nakas tempat tidurnya. Aldi berniat mencari kunci mobilnya disana.

"Yah, Ayah telat. Nasi gorengnya udah habis, Yah. Aku tadi makan banyakkk bangettt, Bunda aja sampai makan sedikit doang," entah apa yang sedang Raina lakukan, tapi sekarang Aldi mendengar ada suara bising dari sana.

"Kamu sebenernya lagi apa sekarang Rain?"

"Tiduran, Yah. Sambil nonton Barbie. Ayah lagi apa? Kapan main kesini? Rain kangennn."

Aldi terdiam. Bukan, bukan karena ucapan Raina, tapi karena ia menemukan sebuah kotak berukuran sedang didalam nakas yang baru ia buka. Bukan hanya ada kotak itu saja, tapi kunci mobil yang ia cari sejak tadi juga ternyata ada disana.

"Ayahhh! Kok, Ayah diem aja, sih? Ayah gak denger Rain ngomong, ya?"

Aldi sadar, lalu ia mengulas senyum kecil, tidak peduli pada kenyataan jika Raina tidak akan melihatnya. "Maaf, ya. Tadi apa? Rain tanya Ayah lagi apa? Terus kapan Ayah main kesana, ya?"

"Iya, Yah. Rain udah kangen sama Ayah, pengin ketemu Ayah."

"Hem, karena Rain kangen Ayah, Ayah nanti main kesana, deh. Kita jalan-jalan habis itu. Rain mau?"

"Mau, Yah. Rain mau. Ayah janji, ya!"

"Iya, Ayah janji."

"Rain, ayo mandi dulu, sayang!" itu suara Oliv yang terdengar dari kejauhan. Sepertinya kali ini Raina menelpon Aldi tanpa sepengetahuan Oliv.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang