Di sebuah ruangan yang cukup luas, hanya terdengar suara anak kecil yang sedang bermain dengan mainan-mainnya. Padahal disana bukan hanya ada anak kecil itu, namun ada dua orang dewasa lainnya yang hanya terdiam saja.
Dua ora itu adalah Aldi dan Oliv yang duduk berdua di salah satu sofa panjang yang ada di ruangan tersebut.
Aldi yang terlihat mengawasi pergerakan Raina. Takut-takut gadis kecil itu bermain dengan hal-hal yang berbahaya. Sedangkan Oliv terlihat sibuk mengobati luka-luka yang ada di wajah Aldi karena kejadian tadi.
Oliv menempelkan beberapa kotak kecil es batu yang sudah terlilit sebuah kain pada sudut bibir Aldi yang lebam. Oliv melakukannya dengan sangat hati-hati dan teliti. Ia tidak ingin jika apa yang ia lakukan akan membuat lara Aldi semakin terasa. Walaupun semenjak pulang ke rumah, Aldi terlihat baik-baik saja, tapi Oliv sadar betul jika keadaan Aldi yang sebenarnya bukan seperti apa yang Aldi tunjukan kepadanya.
Sambil melakukan kegiatannya, Oliv memperhatikan wajah Aldi dengan begitu seriusnya. Memang pandangan Aldi terlihat begitu fokus pada Raina, tapi Oliv tahu ada hal yang pria itu pikirkan saat ini.
"Mas!"
Tidak ada respon apapun dari Aldi saat Oliv memanggilnya, membuat Oliv yakin jika sejak tadi Aldi melamun, bukan memperhatikan Raina dengan serius.
Oliv menghela napasnya panjang. Dan ia memilih menurunkan tangannya secara perlahan dari wajah Aldi.
Disaat tangan Oliv sudah hendak berhenti di pahanya sendiri, Oliv sedikit terkejut karena pergerakan tangannya terhenti oleh tangan Aldi. Hingga akhirnya tangan Aldi membawa tangannya sampai pada sudut bibir Aldi tadi.
Oliv pandangi wajah Aldi lagi yang tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Hanya sekedar menatap Oliv pun tidak Aldi lakukan sama sekali.
Masih dengan tangan yang di genggam oleh Aldi, Oliv memilih memanggil pria itu lagi. "Mas!" panggilnya lembut yang terdengar sedikit ragu terucap.
"Saat aku mengobati luka mas Aldi seperti ini, mas Aldi teringat lagi dengan Liana, kan?"
Dan seperti sebuah pertanyaan yang tepat, Aldi mulai mengendurkan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Oliv. Pria itu secara perlahan mengalihkan tatapannya pada Oliv.
"Kenapa kamu mempertanyakan hal seperti itu?" Aldi membalas bertanya pada Oliv dengan nada yang sedikit terdengar tidak suka.
"Walaupun aku tidak pernah ada di cerita kalian dulu, tapi aku tau semua kisah kalian berdua."
"Jangan mengingatkannya!"
"Aku tidak mengingatkannya, aku hanya sekedar menjawab pertanyaan mas tadi." bela Oliv untuk dirinya sendiri.
Oliv memandang tangannya sendiri yang telah di lepaskan oleh Aldi. Ada rasa kecewa di hati Oliv saat Aldi melakukan hal tersebut. Hal yang membuat Oliv tahu pasti jika pria itu memang tidak akan pernah bisa melupakan masa lalunya yang sudah berlalu bertahun-tahun yang lalu.
Ada tatapan sendu di mata Oliv saat melihat wajah Aldi saat ini. Apalagi ketika pria itu terlihat frustasi dengan pergerakan kedua tangannya yang meremas rambutnya sendiri, sebelum akhirnya ia menghembuskan napas kasar.
"Raina semakin besar."
Deguban jantung Oliv semakin cepat disaat kalimat itu keluar dari mulut Aldi. Kalimat yang menyimpang dari pembahasan mereka tadi membuat kecemasan sendiri di hati Oliv. Oliv tidak tahu arti dalam kalimat tersebut, namun mendengarnya saja sudah membuat pikiran Oliv berkelana jauh.
Oliv masih terdiam walau Aldi mulai memandangi wajahnya dengan tatapan serius. Entah kalimat apa lagi yang akan Aldi utarakan kali ini.
"Semakin besar Raina, ternyata semakin besar juga kesalahan aku kepada mereka, terutama Liana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Boyfriend | Jung Jaehyun
Romance𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠(𝐬) ; 𝐏𝐡𝐲𝐬𝐢𝐜𝐚𝐥 𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡, 𝐤𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠, 𝐜𝐮𝐝𝐝𝐥𝐞, 𝐚𝐥𝐜𝐨𝐡𝐨𝐥, 𝐡𝐚𝐫𝐬𝐡 𝐰𝐨𝐫𝐝, 𝐡𝐚𝐫𝐬𝐡𝐧𝐞𝐬𝐬, 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐨𝐩𝐢𝐜, 𝐞𝐭𝐜. _-_-_-_-_ Waktu bisa merubah sesuatu menjadi apa yang tida...