35. Lamaran

250 21 7
                                    

Ini akan menjadi salah satu malam yang indah untuk Liana kenang. Saking indahnya, Liana sampai tidak bisa melunturkan senyumannya sejak Aldi, dan rombongan keluarganya sampai di kediamannya. Sebenarnya ini masih terasa seperti mimpi untuk Liana, dimana lelaki yang mati-matian ia lupakan, justru malah kembali memasuki rongga-rongga kehidupannya sampai hampir terasa penuh disana. Bahkan di malam ini, lelaki itu membawa serta keluarga besarnya, menemui keluarga Liana untuk melamarnya. Sebuah tahap tinggi memang, dan nyatanya mereka sudah sampai pada tahapan ini.

Lalu disaat memasuki acara tukar cincin, perasaan Liana semakin berkecamuk tanpa henti. Ia bahagia, tentu. Tapi ia juga merasa begitu terharu dengan ini semua. Bahkan ketika Aldi memakaikan cincin di jari manis tangan kirinya, Liana sama sekali tidak berani menatap mata Aldi. Perempuan itu hanya menatap cincin tersebut yang mulai terpasang sempurna di jarinya.

"Liana?"

Bersamaan dengan suara tepuk tangan yang meriah, Liana mendengar suara Aldi yang memanggil namanya. Walaupun sempat ragu, pada akhirnya Liana mau mendongakan kepalanya- menatap Aldi yang sudah memberikan senyuman lebar untuknya.

"Mau nangis?"

Tanpa pikir panjang, Liana mengangguk dengan begitu pasti, membuat Aldi terkekeh dengan sebelah ibu jarinya yang tiba-tiba mendekat pada kelopak mata bawah milik Liana. "Keluarin sedikit aja dulu, ya. Acaranya masih panjang soalnya."

Liana menurut, perempuan itu benar-benar memejamkan matanya untuk beberapa saat yang akhirnya membuat air matanya mengenai jari Aldi.

"Liana, ayo pakaikan cincinnya di jari Aldi!"

Berkat suara lembut dari mamahnya, Liana tersadar. Ia buka perlahan matanya yang langsung mendapati keberadaan Aldi. Pria itu masih saja tersenyum dengan telapak tangan yang menangkup rahang Liana, lalu ia tepuk pelan sebelum Liana berpindah menatap mamahnya, dan mengambil alih satu cincin yang masih tersimpan rapi di tempatnya.

Banyak sekali doa yang Liana panjatkan hingga sampai di titik ini bersama dengan Aldi. Seperti kali ini, saat ia berusaha memakaikan cincin tersebut di jari Aldi saja, hati Liana tidak berhenti berdoa, dan juga berharap akan segala kelancaran untuk hubungan mereka ini. Itu semua Liana lakukan karena ia tidak ingin menemui kegagalan lagi, Apalagi itu bersama dengan Aldi.

"Al, kamu tau kan, seberapa percayanya aku sekarang sama kamu?" belum juga cincinnya sampai diujung jari Aldi, tapi Liana tiba-tiba saja bertanya sambil menatap mata Aldi. Suaranya terdengar lirih, dan sudah dipastikan jika suaranya itu hanya bisa di dengar oleh Aldi saja. Dan tidak lama setelahnya, Liana mendapatkan anggukan kepala dari Aldi. Pria itu juga sempat berdehem lirih dengan keduansudut bibir yang tersungging. "Jangan kecewakan aku lagi. Jangan dinggalin aku lagi. Aku nggak mau," lanjut Liana bertepatan dengan cincin yang terpasang sempurna di jari Aldi.

Dan lagi, suara tepuk tangan yang meriah itu kembali menggema di telinga Liana. Dan bersamaan dengan itu, Aldi membawa Liana kedalam pelukannya. Pelukan yang lebih singkat dari biasanya, namun Liana tetap saja bisa merasakan seberapa hangat, dan tulusnya. Belum lagi Aldi membisikan sesuatu pada Liana dengan suara beratnya yang jujur saja membuat Liana ingin sekali memeluk pria itu lebih lama lagi. "Aku akan terluka sendiri kalo lakuin itu, Na. Jadi jangan khawatir," sekiranya itu yang Aldi bisikan tadi.

Liana kira itu akan menjadi pengakhir dari semuanya. Tapi ternyata tidak, karena Aldi tiba-tiba menangkup kedua pipinya, lalu ia cium Liana dengan begitu lembut tepat di dahinya. Hal yang sampai membuat Liana memejamkan matanya dengan kedua tangan yang meremas sisi jas yang Aldi kenakan malam ini. Hatinya berdesir walaupun ini bukanlah kecupan pertama yang Liana dapatkan dari Aldi.

"I love you," dan kalimat itu menjadi pelengkap segalanya, membuat tanpa sadar Liana tersenyum walaupun matanya sudah berkaca-kaca luar biasa.

"I love you too," bertepatan dengan Aldi yang menjauhkan wajahnya, Liana bergumam sangat lirih. Bahkan suaranya hampir tidak terdengar sama sekali. Tapi meskipun begitu, Liana sangat yakin jika Aldi mendengarnya. Itu terlihat jelas dari respon Aldi yang tiba-tiba melebarkan senyumannya.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang