Liana memperlambat langkah kakinya begitupun dengan Aldi yang jalan disampingnya, karena tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Oliv.
Liana maupun Aldi sama-sama menatap bingung Oliv karena wanita itu sedang bersama dengan Raina yang terlihat cantik dengan rambut di ikat satu.
Kenapa pagi-pagi begini gadis kecil itu ada disini? Setidaknya itu yang di pikirkan oleh Liana, dan Aldi.
"Ayah!"
Liana menatap Aldi ketika Raina memanggil pria itu sebelum akhirnya berlari pelan menghampirinya. Di lihat dari samping seperti ini, Aldi terlihat tersenyum manis sambil berusaha berjongkok. Dan tepat saat Raina memeluk leher Aldi, Aldi segera berdiri dan membopong Raina.
"Kenapa Rain ikut Bunda ke kantor, hem?" Aldi menatap lekat mata Raina.
Dua orang itu benar-benar terlihat seperti keluarga kecil, Liana bisa merasakannya. Mungkin Aldi memang mengambil peran penuh sebagai ayah Raina semenjak Ardi meninggal. Itulah sebabnya kenapa Aldi, dan Raina layaknya seorang ayah, dan anak pada umumnya. Liana tersenyum kecil saat memikirkan itu.
"Bunda yang ajak Rain kesini," gadis kecil itu menjawab dengan suara lucu sambil menunjuk Oliv. Kemudian gadis itu memainkan dasi Aldi sambil tersenyum kecil. "Kata Bunda, satu hari ini Rain akan disini sama Bunda, dan Ayah." Raina tersenyum lebar sambil menatap Aldi. Ia terlihat sangat bahagia.
Bukan hanya Aldi, Liana juga bingung mendengarnya. Mereka berdua sama-sama menatap Oliv.
"Hari ini gak ada yang jagain Rain, Mas. Jadi untuk hari ini aja, Rain aku bawa ke kantor," ujar Oliv.
"Baby sister untuk Rain, kan ada, kenapa kamu sampai bawa Rain kesini?"
"Keluarganya di kampung lagi kena musibah, Mas. Jadi semalam aku izinin dia buat pulang. Dan sekarang aku belum dapat baby sister pengganti, sedangkan aku gak bisa ninggalin Rain di rumah ataupun di tempat penitipan anak. Jadinya Rain aku bawa kesini."
"Kenapa kamu baru bilang ke aku masalah begini, Liv?"
Dari sorot mata Oliv, ia terlihat menyesal. "Maaf, Mas."
"Kenapa, Yah? Aku gak boleh ada disini, ya?" bibir Raina melengkung kebawah. Ia terlihat sedih.
"Bukan begitu maksud Ayah, sayang." Aldi berkata lembut. Hidung mancungnya sempat ia gesekan pada hidung kecil Raina. "Ayah takut kamu bosan kalo lama-lama disini."
Setelah mendapatkan anggukan kecil dari Raina, Aldi kembali menatap Oliv. "Sebentar lagi juga ada meeting penting, kita gak mungkin bawa Rain kesana," ujarnya.
"Pak Aldi!" Liana bersuara. "Saya bisa jaga Raina selama meeting nanti, tapi itu juga kalau Pak Aldi kasih izin." Liana mengatakannya dengan hati-hati.
"Kamu serius?" Aldi bertanya ragu.
Liana menganggukinya dengan yakin. "Semua materi meeting sudah selesai saya siapkan, kok, jadi saya bisa jaga Raina selama kalian meeting nanti."
Aldi tidak langsung menjawab, pria itu menatap Raina lebih dulu untuk meminta persetujuannya. "Gimana, Rain? Kamu mau, kan sama Tante Liana waktu Ayah, dan Bunda meeting nanti?"
Raina tersenyum lebar, lalu mengangguk dengan kuat. Gadis kecil itu juga menatap Liana penuh minat. "Mau Yah, Rain mau, kok sama Tante cantik."
Liana tersenyum kecil mendengar perkataan itu.
"Janji nanti gak repotin Tante Liana, ya?!" Oliv bersuara.
Raina mengangguki ucapan Oliv, lalu ia kembali menatap Liana. "Tante cantik, nanti kita makan es krim, ya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Boyfriend | Jung Jaehyun
Romance𝐂𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠(𝐬) ; 𝐏𝐡𝐲𝐬𝐢𝐜𝐚𝐥 𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡, 𝐤𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠, 𝐜𝐮𝐝𝐝𝐥𝐞, 𝐚𝐥𝐜𝐨𝐡𝐨𝐥, 𝐡𝐚𝐫𝐬𝐡 𝐰𝐨𝐫𝐝, 𝐡𝐚𝐫𝐬𝐡𝐧𝐞𝐬𝐬, 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐨𝐩𝐢𝐜, 𝐞𝐭𝐜. _-_-_-_-_ Waktu bisa merubah sesuatu menjadi apa yang tida...