ꗃ Chapter 18

483 70 8
                                    

Sesuai harapan Asahi, dia menang dan mendapat uang sebesar dua puluh juta rupiah. Lumayan untuk membantu melunasi hutang Ryujin, tapi tetap dia akan mengambil sedikit untuk keperluannya. Asahi mengambil 5 juta dan Ryujin  15 juta. Dan yang kalah adalah Jaehyuk. Dia sudah sangat pasrah jika semua rahasia miliknya dibongkar dengan mudah, dia takut Jeongwoo akan menjauh. Mereka memarkirkan motor mereka diparkiran dekat sirkuit, beristirahat sebentar untuk memulihkan tenaga mereka yang habis akibat balapan.

"Selamat buat lo Sa, dan kasihan buat Jaehyuk" ucap Mashiho, Asahi hanya mendehem. Dia ingin tertawa, tapi kasihan pada Jaehyuk yang sudah pede tapi malah kalah. Dasar Jaehyuk.

"Eh Sa, uangnya mau lo pake buat apa? Jadi beli kamera baru? Kemaren lo bilang mau beli kamera" tanya Ryujin, Asahi hampir lupa kalau dia ingin membeli kamera baru. Tapi uangnya akan dia pakai untuk Ryujin terlebih dahulu, hitung hitung tanda terimakasih.

"Gue mau bantu lunasin hutang lo dulu, gue bakal kasih lo lima belas juta buat biaya hidup, sekolah sama hutang. Lo belom bayar uang sekolahkan? Hutang lo juga masih banyak 'kan? Biaya hidup lo juga kurang kan?" ucapnya, Ryujin sedikit terkejut. Bagaimana bisa Asahi mengetahui tentang hutangnya, apa.. Tadi ada yang mengirim surat hutang? Ah, bodoh.

"Ryu... Lo punya utang? Kenapa gak bilang?" Mashiho kasihan pada Ryujin, dia gadis yang kuat.

"Ryu? Maaf ya, gue ga peka sama lo" saut Jaehyuk, Ryujin ingin menangis, dia kembali teringat bagaimana awalnya saat Ryujin mulai mengutang.

"Ayo cerita sama"

Air mata Ryujin tiba tiba jatuh, dia sudah tidak sanggup menanggung semuanya sendiri lagi. Dia butuh seseorang, tapi tidak tau siapa. Kalau meminta bantuan pada pacarnya, dia tidak enak.

"Bokap nyokap gue meninggal waktu gue masuk SMA, tepat dihari pertama gue masuk SMA. Mereka kecelakaan karena ada orang yang bikin mobil yang bokap gue bawa untuk ngantor remnya jadi blong, jahat banget orang itu. Sampe sekarang, gue gak tau siapa orang itu. Setelah orang tua gue meninggal, gue jadi hidup sendiri dan cuma sama pacar gue. Dan... Uang tabungan mereka gue pake buat seneng seneng biar gak terlalu depresi sampai habis, biaya sekolah dan hidup gak ada, jadi gue ngutang.

Dan utang gue makin banyak, akhirnya gue mutusin buat ikut balapan dan uang kemenangan bisa gue pake buat bayar utang. Setiap gue menang, duit itu selalu habis dalam sekejap saking banyaknya utang gue. Gue emang gak kasih tau kalian, gue emang gak mau ngerepotin orang. Karena gue sadar diri, gue takut jadi benalu dihidup orang. Maafin gue..." jelasnya, Mashiho jadi tidak tega. Dia mengambil hpnya, lalu melakukan sesuatu disana, semoga bisa membantu.

"Ryu, jangan gini lagi ya? Anggep kita rumah, kita sayang sama lo, gue, Asahi sama Mashiho. Lo udah kaya sodara kita sendiri, lo lupa kalo lo pernah bilang ke gue gini 'Jae, kalau kita udah besar, jangan lupa sama Ryu ya! Ryu sayang Jae, tapi Ryu lebih sayang kak Yeji!' inget? Sekarang gue masih inget sama lo, walau sempet lost contact, ayo jalani hidup bareng gue lagi" ucap Jaehyuk mengelus punggung Ryujin, Ryujin kembali teringat masa kecilnya bersama Jaehyuk.

"Jae?! Kenapa dibuang?! Kasian kucingnya!!"

"Kucingnya udah mati Ryu!"

"Jae suka sama siapa? Kalau Ryu suka sama kak Yeji!"

"Jae... Suka sama siapa ya? Jae bingung"

"Jae tau ga? Kak Yeji tadi sama yang lain, Ryu sedih, kak Yeji lupain Ryu, kak Yeji gak mau temanan sama Ryu lagi"

"Masih ada Jae disini! Jangan sedih, nanti Jae ikut sedih"

Ryujin menangis saat itu juga, sudah lama dia tidak merasakan sop buatan Ibu Yoon. Sudah lama dia tidak merasakan asiknya bermain dengan Jaehyuk.

"Lo masih inget? Pas awal masuk SMP, lo ajak gue buat ke rooftop untuk sarapan karna lo liat gue lemes, inget?" tanya Asahi, Ryujin juga mulai mengingat kembali.

"Hai! Lo lemes banget, ikut gue yuk?" ajak Ryujin, Asahi melihat Ryujin bingung. Dia tidak kenal dengan Ryujin, tapi dia terlihat sangat baik dan akhirnya Asahi mengangguk takut.

Sampai di rooftop, Ryujin membuka kotak bekal, ada nasi goreng yang enak disana. Asahi masih bingung apa niat Ryujin mengajaknya kesini, apa ingin pamer bekal?

"Nih gue suapin? Ayo makan" ucapnya menyodorkan sendok keAsahi, dan tentu saja Asahi takut, dia menggeleng tanda menolak.

"Kenapa? Ayo makan, nanti lo sakit pas baris. Atau mau suap sendiri? Kalo gak juga, lo gue paksa ya?" ancam Asahi, Asahi kembali menggeleng dan mengambil kotak makan itu dan memakannya, lezat.

Mashiho, dia sangat sedih, tampa sadar air matanya juga jatuh. Apa sesedih ini kehidupan Ryujin setelah orang tuanya meninggalkannya. Kasihan.

"Ryu, mulai sekarang, kita sahabat selamanya ok?" ucap Mashiho disetujui oleh semuanya.

"Makasih semua, kalian baik banget sama gue"

"Gapapa, sekarang yang harus lo pikirin, gimana nasib rahasia gue? Semua bakal kebong—"

"Udah kebongkar semua, gak cuma Jaehyuk tapi Asahi dan Mashiho juga" ucap seseorang

Damn. Mereka semua tertangkap, itu adalah Junkyu dan empat orang lainnya dibelakangnya. Masih sudah takut, karena Junkyu menatap mereka dengan sangat tajam.

"Gausah takut, gue gak marah, cuma kaget aja, tapi gak tau Yoshi gimana" ucapnya

"Minta maaf sekarang, kalian ngerahasiain ini dari kakak dan pacar kalian" lanjut Junkyu

"Kak Kyu maaf.. Mashi janji gak gini lagi.."

"Kak Kyu, jangan kasih tau kak Yoshi ya? Sahi minta maaf.. Sahi janji gak gini lagi"

"Woo, maafin Jae... Jae udah bohong sama Jeongwoo.."

Gemas, kenapa mereka gemas sekali. Junkyu gak kuat, padahal tadi mereka terlihat sangat keren, kenapa sekarang berubah menjadi sosok yang sangat manis. Tidak hanya Junkyu, mereka semua gemas. Ah, tolong.

"Yoshi harus tau Sa, besok lo harus ngomong sama dia, jangan kaya gini lagi tanpa persetujuan dia" nasihatnya

"Tapi waktu diJepang bang Yoshi balapan" celetuk Haruto, Junkyu sangat kesal, bodoh banget kenapa dia bilang gitu depan Asahi.

"Kak Yoshi balapan? Untuk?"

"Taruhan, yang jadi taruhan adalah perusahaan dan untungnya Yoshi menang, bukan balapan kaya gini" jawab Junkyu, Asahi hanya ber'oh'ria saja.

"Sekarang mau ngapain?" tanya Ryujin

"Pulanglah kak, betah amat disini"

"Btw Ryu, semoga utang lo cepet beres, jangan sungkan buat minta bantuan, Jihoon sama Jeno aja berani nyusahin sahabatnya, sama lo yang 11 12 gak berani" ucap Junkyu sedikit meledek lalu membawa Mashiho pergi

"Babay!!" teriakkan ya

Lupa dengan motor, Junkyu holkay, beli lagi aja kalo ilang. Sisa HaJeongwoo, Jaesahi dan Ryujin. Mendadak sunyi.

"Kapan kapan boleh kali balapan" ajak Jeongwoo

"Gas!" ucap keempatnya serentak.

•⊰┈─────────·ꗃ·────────┈⊱•

kaya.. ceritanya ini jadi maksud bgt, yg niat awal tentang clbk jadi kayak gini.

CLBK ¦ HarusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang