ꗃ Chapter 22

412 55 10
                                    

Sudah lebih setengah jam kelas Haruto tidak ada guru, mereka sudah menganggap kalau mereka mendapat jamkos di pagi hari, namun tiba tiba seseorang masuk dengan empat murid yang sepertinya baru.

"Selamat pagi semua! Sudah lama saya tidak masuk kedalam kelas terkece di angkatan kalian, bagaimana bakar kalian, baik?" tanya guru itu memasuki kelas.

"Baik Pak!"

"Bagus, hari ini saya membawa anak kelas baru atau murid baru untuk kelas kalian yang juga tidak kalah kecenya dengan kalian yang berada dikelas ini" ucap pak guru, semua murid memandang ke empat murid baru itu dengan tatapan tidak suka. Terutama Haruto.

"Baiklah, kalian berempat silahkan memperkenalkan diri kalian masing masing" lanjut bapak itu.

"Selamat pagi semua, saya Jang Hyunsoo murid pindahan dari SMA Loud" ucapnya.

"Saya Lee Gyehun"

"Saya Eunhwi"

"Saya Choi Junhyeok"

"Ok! Baik, terimakasih untuk kalian semua, ada yang ingin bertanya tentang mereka sebelum memulai pembelajaran?" tanya pak guru lagi.

"Kalian pindah cuma berempat? Member grup kalian kan 12 dan gue denger denger, kalian pindah kesini karena ada masalah disana ya?" tanya Jeongwoo

"Ya, silahkan dijawab"

"Iya, kami pindah berdua belas, karena masih ada yang SMP dari hanya 11 orang yang berada disini. Kami pindah kesini karena ada masalah dengan kepala sekolah kami" jawab pria dengan jidat terbuka, Hyunsoo.

"Jeongwoo, sudah?"

"Sudah pak!"

"Baiklah, kalian bisa duduk ditempat yang kosong, dan memulai pembelajaran" final sang guru.



Jam menunjukkan pukul tujuh lebih lima menit, namun orang yang ditunggu Haruto tidak datang juga. Ia tau pasti Jungwon meminta izin pada Jay dulu, tapi dia sudah telat lima menit dari jam janjian mereka. Memang Jay itu terlalu posesif pada Jungwon, padahal tidak ada yang berani mengambil Jungwon karena Jay terlalu menyeramkan. Jay hanya diam saja sudah menakutkan apa lagi jika bertindak, bisa dipastikan dengkul mereka akan lemas tujuh hari tujuh malam. Lebay.

"Haruto! Hayyie~" panggil Jungwon sesampainya di sana, Haruto hanya tersenyum dan langsung menyuruh Jungwon untuk duduk dan cepat membahas rencana.

"To the point aja ya, gue buru buru soalnya. Jadi gimana rencananya?"

"Okay, Harus kamu tau kan kalo dideket rumah nenek aku ada gang buat masuk kesana dan digang itu ada banyak cowo ga bener? Kita bisa gunain mereka buat buktiin kalo kamu itu bisa jagain kak Sahi" usulnya, tapi perasaan Haruto tidak enak tentang hal itu.

"Jadi besok pulang sekolah aku bakal ajak kak Sahi buat main ke rumah aku untuk ngajarin aku buat musik, dan nanti kamu stanby disuatu tempat sampai saatnya mereka godain kita berdua. Tapi kalo gak digodain ya maaf aja, berarti gagal rencana. Nah, kak Jay nanti ceritanya tiba tiba dateng dan videoin gitu, dengan niatan buat ketemu nenek sekalian nemenin aku gitu. Giamana mau ga? Kamu bisa berantem kan, pasti bisa dong gitu aja?" lanjut Jungwon.

Haruto berfikir, ini benar benar natural dan berbahaya. Dia bisa bertengkar, tapi dia tidak yakin bisa membuat Asahi selamat. Karena disana ada lima orang.

"Yaudah deh, tapi emang bener bener gak ada cara lagi selain cara itu?" ucapnya namun tetap tidak yakin.

"Gak ada, kalo Haru gak mau juga gapapa kok" balas Jungwon memasang wajah sedihnya.

"Iya iya dah, gue ikutin cara lo deh"

•⊰┈─────────·ꗃ·────────┈⊱•

lope buat anak loud, lope juga buat anak trejo, lope buat anak enga, lope buat udah mau baca cerita aku.

CLBK ¦ HarusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang