(Chapter ini isinya tentang, Yoshi dan kawan kawannya)
•⊰┈─────────·ꗃ·────────┈⊱•
Yoshi memasuki kelasnya, didalam kelas seperti biasa sangatlah sepi. Ada yang membaca buku, menonton atau tertidur dengan earphone yang berada ditelinganya dan ada juga yang belajar.
Namun saat Yoshi memasuki kelasnya itu, tidak ada sosok yang sedang ia cari, yaitu Na Jaemin. Yoshi berfikir mungkin saja Jaemin masih dijalan, atau dia masih berada dirumah. Lagi pula ini masih ada empat puluh lima menit lagi untuk masuk.
Yoshi duduk ditempat duduknya, melihat sekeliling memastikan kalau Jaemin belum datang. Setelah itu ia mengambil ponsel dan earphonenya untuk mendengarkan musik.
Beberapa menit berlalu, Yoshi tak kunjung melihat Jaemin. Kini dia berfikir kalau Jaemin akan telat, dan pasti akan masuk sekolah. Karena dia ingin membicarakan sesuatu tentang perusahaannya.
Hanya Jaeminlah yang tau semua tentang keluarga Yoshi, hanya Jaeminlah orang yang paling dipercaya keluarga Yoshi, dan hanya Jaeminlah yang sekarang menjadi tempat Yoshi mengadu dan menceritakan semuanya.
Yoshi melepaskan earphonenya, menghela nafas lalu mengerjapkan matanya. Tinggal lima menit lagi bell akan berbunyi, dia berdoa agar Jaemin masuk. Dan...
Brak!
"Sorry, sorry! Gue buru buru banget, maaf sekali lagi" ucap seseorang yang telah membanting pintu kelas.
Yoshi bernafas lega, ternyata itu adalah Jaemin dan Haechan. Mereka pun segera duduk di tempat mereka masing masing, dan Jaemin duduk disamping Yoshi.
"Eh, Yosh, muka lo kenapa? Kusut banget" tanya Jaemin begitu melihat muka Yoshi yang sangat kusut seperti baju yang tidak pernah digosok.
"Gue butuh ke cerita sama lo Jaem" jawabnya
"Gue boleh ikut Jaemin buat dengerin cerita lo gak Yosh? Nanti gue juga kan bakal jadi bini sah nya Jaemin" ucap Haechan menaik turunkan alisnya, dan Jaemin hanya menghela nafas lelah dengan kelakuan kekasihnya itu.
"Yaudah"
"Lo mau cerita kapan?" tanya Jaemin
"Jam makan siang, di rooftop aja" jawab Yoshi, Jaemin hanya mengangguk lalu duduk ditempatnya.
•
•
•"Jadi, lo mau cerita apa Yosh?" tanya Jaemin to the point, bukan hanya karena kepo, tapi ia juga tidak mau melihat wajah kusut temannya itu lebih lama lagi, itu sangat tidak enak dipandang.
"Besok, gue, Asahi, pak Jinyoung, pak Psy dan anak anak mereka bakal bahas tantang bisnis baru yang bakal kita jalanin bareng sebagai tanda Damai kembali sekaligus kado ulang tahun buat perusahaan bokap gue, tapi gue tiba tiba gak yakin soal ini. Gue gak tau kerena apa Jaem, tapi ya... Gak tau lah gue ini kenapa tiba tiba gak yakin
Padahal semalem gue masih yakin, tapi tadi pagi waktu liat luka di salah satu bagian wajah Asahi gue jadi gak yakin. Kata Asahi, semalem dia pulang sama Taehun dan KyungJun, gak mungkin kan adek gue digebukin mereka. Apa lagi, mereka sempet main bareng waktu masih kecil walau pun cuma sekali. Dan gue gak yakin juga sih kalo itu karena mereka" cerita Yoshi
"Gue sekarang gak tau harus gimana, gue udah tanda tangan sebagai persetujuan damai sampai kapanpun dan gak bakal ada pertengkaran lagi. Gue juga udah setujuin bisnis ini. Tapi kenapa gue tiba tiba gak yakin?" lanjutnya
Jaemin menghela nafasnya setelah tau kalau ini bakal rumit, tapi dia punya saran untuk ini. "Besok kan lo sama mereka bahas tentang bisnis ini? Jadi, malam ini lo harus bisa milih mau lanjut atau berenti, tapi menurut gue labih baik lanjut. Karena yang bakal bangun ini anak anak mereka dan adik lo kan? Bokap mereka dan lo gak bakal imut campur dalam bisnis ini kan? Dan se penglihatan gue, mereka semua baik, gue liat dari Taehun yang bener bener jaga Asahi waktu mau dibully sama fansnya mereka, gue liat dari KyungJun yang bener bener tulus temenan sama Asahi, dan Yoonmin yang bener bener ngajarin adik adiknya hal baik. Jadi, lo gak perlu ragu sama mereka. Mereka bisa jalin hubungan yang baik, mau itu bisnis ataupun pertemanan dalam lingkungan sekolah atau rumah." ujarnya
Haechan yang mendengar itu mencoba menyimpulkan semua yang dibicarakan dua orang yang paham bisnis, dan dia sudah mendapat kesimpulannya.
"Kesimpulannya adalah, Yoshi harus percaya sama anak anak itu dan jangan takut untuk menyerahkan Asahi kemereka berdua belas? Iya kan" ucapnya diangguki oleh Jaemin.
"Sekarang lo udah tau kan, jadi putusin semuanya malam ini dan jangan sampai salah pilih"
"Iya, makasih ya Jaem, Chan"
•⊰┈─────────·ꗃ·────────┈⊱•
hai, sebenernya gw tidak paham tentang bisnis, jadi di chapter yang isinya tentang bisnis itu 99% ngasal / ya sesuai apa yang otak gw pikirkan, jadi kalo salah ya maaf saja ya. Terimakasih.
anu, gaje bgt cerita gw astaghfirullah..